DZULHIJJAH BULAN PENUH BERKAH

﴾وَالۡفَجۡرِۙ‏ ﴿۱﴾ وَلَيَالٍ عَشۡرٍۙ‏ ﴿۲

“Demi fajar, Dan malam yang sepuluh”( QS.Al-Fajr [89] : 1-2)

Segala karunia yang telah Allah berikan kepada hamba-Nya berupa rahmat, ampunan, serta kasih sayang yang begitu besar. Sebagai seorang hamba, kita senantiasa mensyukuri atas segala karunia tersebut. Begitu besarnya wujud kasih sayang-Nya, kepada seluruh ciptaan-Nya, termasuk juga telah memberi keistimewaaan pada tempat dan waktu. Sehingga setiap hamba mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pahala yang lebih, pada keistimewaan yang terdapat pada tempat dan waktu tertentu yang telah Allah berikan, dan diperuntunkan bagi semua hamba-Nya.

Rasulullah , telah memberitahukan keistimewaan pada beberapa tempat seperti di masjid Nabawi dan masjidil Haram, Dimana beribadah di masjid Nabawi memiliki keutamaan seribu kali dibandingkan di tempat lain kecuali dengan di masjidil Haram, sedangkan beribadah dimasjidil Haram lebih utama seratus ribu kali dibandingkan ditempat lainya.

Begitu juga halnya dengan waktu, Allah juga telah memberikan keistimewaan pada waktu, seperti waktu yang mustajab untuk berdoa dan beribadah pada waktu sepertiga malam, antara adzan dan iqamah, pada hari jum’at dan lain sebagainya. Termasuk juga memberikan keistimewaaan pada hari-hari disetiap bulannya. Dalam Islam, kita mengetahui beberapa bulan diantaranya bulan Muharram, Shafar, Rabi’ul Awwal, Rabi’ul Akhir, Jumadil Ula, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqa’dah, Dzulhijjah. Dari bulan-bulan tersebut terdapat keistimewaan pada tiap hari-harinya yang tidak terdapat pada bulan yang lain, seperti keistimewaan yang terdapat pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah.

Allah telah berfirman dalam surah al-Fajr [89]: 2, “Dan malam yang sepuluh”. Adapun mengenai makna dari ayat tersebut, sebagian ulama menafsirkan malam yang sepuluh itu ialah malam sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, ada pula yang mengatakan sepuluh yang pertama dari bulan Muharram dan ada pula yang mengatakan malam sepuluh itu, ialah sepuluh malam pertama dari bulan Dzulhijjah.

Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut dengan makna sepuluh malam di bulan Dzulhijjah, dengan merujuk sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah bersabda, “Tiada hari-hari yang amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah daripada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, para sahabat bertanya, ‘Tidak pula jihad di jalan Allah?’ Rasulullah menjawab, ‘Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali seorang yang keluar dengan membawa jiwa dan hartanya dan dia tidak kembali setelah itu “ (HR al-Bukhari).

Dalam Imam Ahmad dari Aisyah bahwa Rasulullah bersabda,“Yang sepuluh itu adalah sepuluh hari hari Idul Adha, yang ganjil adalah hari arafah, dan yang genap adalah hari nahar kerena hari nahar jatuh pada hari kesepuluh” (HR Ahmad). Dan masih ada beberapa hadits dari Rasulullah serta pendapat para ulama yang menyatakan tentang keutamaan sepuluh hari pertama dalam bulan Dzulhijjah.

 

Amalan di Bulan Dzulhijjah

Allah telah bersumpah dalam  surah al-Fajr [89] ayat 1-2, makna dari Allah bersumpah menandakan suatu yang sangat agung dan terdapat suatu keistimewaan yang begitu besar. Seperti pendapat Ibnu Katsir yang memberikan penjelasan bahwa malam yang sepuluh adalah sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah dengan demikian maka pada hari-hari tersebut terdapat keistimewaan yang sangat besar. Selain dari ayat tersebut terdapat beberapa hadits Rasullulah yang telah menyebutkan keistimewaan serta berkah di bulan Dzulhijjah, oleh karena itu sebagai seorang Muslim hendaklah kita juga memuliakan hari-hari tersebut. Dengan memperbaiki serta meningkatkan segala amal ibadah kita. Adapun amalan-amalan yang bisa kita lakukan di bulan Dzulhijjah seperti:

  1. Memperbanyak Berdzikir (mengingat Allah)
  2. Setiap waktu kita harus senantiasa meningkatkan kualitas ibadah kita, pada bulan Dzulhijjah ini kita pun perlu meningkatkannya dengan memperbanyak berdzikir: (takbir, tahmid, dan tahlil). Sebagaimana hadits Thabrani yang diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah bersabda, “Tidak ada hari-hari yang lebih besar disisi Allah dan tidak ada amalan yang lebih dicintai selain pada sepuluh hari itu. Maka perbanyaklah pada hari tersebut tahlil, takbir dan tahmid (HR Thabrani).

    Dalam riwayat Imam Ahmad, dari Umar, bahwa Nabi bersabda, “Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan didalamnya dari pada sepuluh hari (Dzulhijjah ) ini , maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid” (HR Ahmad). Oleh kerena itu pada bulan Dzulhijjah ini kita senantiasa meningkatkan segala amal kebaikan kita dan memperbanyak berdzikir kepada Allah serta dianjurkan untuk  memperbanyak takbir pada saat malam Idul Adha tanggal 10 sampai selesainya hari tasyrik (11,12,13 Dzulhijjah)

  3. Ibadah Haji dan Umrah
  4. Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan haji. Umat Islam diseluruh dunia pada saat ini sedang menunaikan ibadah haji. Allah berfirman, “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi,” (QS al-Baqarah [2]: 197), mengenai bulan yang dimaklumi untuk melaksanakan ibadah haji, jumhur ulama sepakat bahwa bulan musim haji adalah Syawal, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah. Selain itu ada sebuah hadits yang menyebutkan keutamaan umrah dan haji yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda, “Umrah ke umrah berikutnya menjadi penghapus dosa antara keduanya dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali surga“. (HR al-Bukhari).

  5. Puasa Sunnah 1-9 Dzulhijjah,
  6. Di bulan Dzulhijjah kita dianjurkan berpuasa di sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah dari tanggal 1-9 Dzulhijjah, terlebih puasa sunnah pada tangal 9 Dzulhijjah, atau yang kita kenal dengan puasa Arafah. Para pendahulu kita (salafush shalih) biasa melakukan puasa tersebut bahkan lebih semangat dari melakukan puasa enam hari di bulan Syawal. “Rasulullah biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, …” (HR Abu Daud no. 2437)

    Menurut para ulama bagi orang yang sedang tidak berada di Arafah untuk menunaikannya. Karena fadhilah yang begitu besar dari puasa tersebut, dapat menghapus dosa selama dua tahun, yaitu dosa setahun yang telah berlalu dan satu tahun yang akan datang Rasulullah bersabda, “Saya berharap kepada Allah agar dihapuskan dosa setahun sebelum dan setahun sesudahnya” (HR Muslim).

    Nabi sendiri juga tidak pernah meninggalkan puasa Arafah, ketika beliau memang sedang tidak dipadang Arafah, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dari Hafshah berkata; “Ada empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi shallaallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu puasa Asyura, puasa arafah, puasa tiga hari setiap bulan, dan shalat dua raka’at sebelum shubuh.” (HR Ahmad)

  7. Menyembelih Qurban
  8. Bagi seorang Muslim pada bulan Dzulhijjah kita disyariatkan untuk menyembelih hewan qurban seperti sapi, kambing maupun unta yang dimulai pada tanggal 10 Dzulhijjah setelah selesai shalat ‘id sampai dengan hari tasyrik yaitu pada tanggal 11,12,13 Dzulhijjah. Sebagai wujud pengorbanan yang kita lakukan dengan semata-mata hanyalah mengaharapkan ridha-Nya, Allah telah memerintahkan hambanya untuk berqurban sebagaimana firman-Nya, “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berqorbanlah (QS al-kautsar [108]: 2)

    Menurut Ibnu Katsirmakna dari perintah tersebut adalah “Sebagaimana kami telah memberikan kebaikan kepada mu yang sangat banyak, baik di dunia maupun di akhirat, maka beribadahlah kamu dengan ikhlas kepada Tuhan mu dan berkurbanlah, yaitu hendaklah kamu melaksanakan sholat wajib dan nafilah dengan ikhlas  begitu pula dengan korban mu, yaitu sembelihan kamu. Maka hendaklah kamu menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan tidak menyekutukan dengan yang lain”.

  9. Banyak Beramal Shalih.
  10. Berupa ibadah sunnah seperti shalat, sedekah, jihad, membaca al-Qur’an, amar ma’ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipat gandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya. Wa Allahu a’lam bi al-shawwab.[]

 

Norkholis
Mahaiswa UIN Sunan Kalijaga
Jurusan Ilmu al Quran dan Tafsir