Positioning Diri Dihadapan Allah SWT

“Barangsiapa yang menginfakkan dua pasang hartanya dijalan Allah maka dia akan dipanggil disurga, ‘wahai hamba Allah, ini adalah yang baik’. Barang siapa yan tergolong ahli sholat maka dia akan dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa yang tergolong ahli sedekah, maka dia akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Sebagian dari kita mungkin belum familiar dengan kata Positioning. Dalam ilmu manajemen Positioning adalah bagaimana produk/barang yang diciptakan memberikan kesan atau persepsi tertentu dibenak konsumen. Sebagai contoh jika kita menyebutkan suatu produk dengan merek A, maka kesan/persepsi kita terhadap produk tersebut adalah bagus, mahal, berkualitas baik dan lain sebagainya. Dengan kata lain produk tersebut dikenal sebagai apa. Lalu apa hubunganya positioning diri dihadapan Allah . Sebagai hamba Allah yang menjalankan segala bentuk aktivitas dan ibadah dimuka bumi ini, tentu saja tujuan akhir dari semua akivitas itu adalah ridho Allah . Selain itu setiap muslim juga ingin dikenali oleh Allah sebagai hambanya yang bertaqwa, karena dengan ketaqwaan itulah yang akan mengantarkan seorang hamba ke surgaNya Allah . Sebagaimana hadist yang telah disebutkan diatas bahwa setiap dari kita akan dipanggil dari pintu – pintu surga yang bermacam-macam sesuai dengan amal ibadah yang kita lakukan selama hidup di dunia ini. Jika selama hidup ini kita rajin berpuasa maka Allah akan panggil hambanya dari pintu surga Ar-Rayyun. Dimana surga ini dikhususkan bagi hambaNya yang rajin dan sungguh-sungguh berpuasa selama hidup dunia. Bagi mereka yang gemar bersedakah semata-mata karena Allah , maka Allah akan panggil hamba tesebut dari pintu sedekah.

Perlukah melakukan positioning diri dihadapan Allah?

Ya, tentu saja perlu. Sejenak coba kita kita renungkan, ingin dipanggil dari pintu manakah kita disurga kelak. Jangan sampai pintu neraka jahanam yang memanggil kita, Naudzubillah. Manusia adalah makhluk yang tak pernah luput dari dosa dan lupa, yang tak pernah lepas dari perbuatan dosa dan nista. Manusia juga terkadang tidak sempurna amal dan ibadahnya. Bahkan dari beberapa ibadah yang dilakukan masih terdapat kesalahan dan ketidaksempurnaan dalam menjalankannya. Kita sadar bahwa tidak semua ibadah dan amalan yang diperintakan Allah dan RasulNya dapat dilakukan dengan baik, terlebih lagi dilakukan dengan sempurna. Karena kita bukanlah nabi yang sempurna amal dan ibadahnya, bukan pula para sahabat yang begitu dekat kesempurnaan iman serta ibadah dan amalnya dimata Allah SWT. Tapi setidaknya dari amal dan ibadah yang kita lakukan ada satu yang benar-benar dan sungguh – sungguh dilakukan. Mungkin diantara kita masih tidak tepat waktu sholat 5 waktunya, masih suka riya ketika sedekah, masih jarang sekali tadarus Al-Quran dan lain sebagainya. Tapi minimal ada satu ibadah atau amalan yang kita coba persembahkan untuk Allah SWT dengan sebaik – baiknya. Bukan berarti menyepelekan ibadah – ibadah yang lain. Ibadah yang lain terutama yang wajib tetap harus dilaksanakan, karena jika tidak dikerjakan maka dosa yang akan kita diterima. Selain itu juga terus berupaya menjalankan segala bentuk perintah Allah dengan sebaik-baiknya.
Kembali lagi kepada positioning diri di hadapan Allah . Kembali lagi kita ingin dikenal oleh Allah sebagai hamba yang seperti apa. Apakah hamba yang ahli sedekah, hamba yang sholatnya terjaga, hamba yang tadarus Al- Qurannya sangat baik, atau hamba yang dikenal Allah sebagai hamba yang rajin Qiyamul lail nya. Jangan sampai kita dikenal oleh Allah sebagai hambanya yang gemar berbuat maksiat, yang gemar berdusta, yang suka membicarakan aib orang lain dan lain sebagainya. Jika diantara kita ingin dikenal oleh Allah sebagai orang yang sholatnya terjaga, maka mulai dari sekarang jaga sholat dengan tepat waktu dan berjamaah dimasjid. Jika diantara kita ingin dikenal oleh Allah sebagai hambanya yang ahli sedekah, maka mulai sekarang sedekahlah dengan rutin dan dengan sedekah yang terbaik yang semata-mata hanya mengharap ridho Allah Jika diantara kita ingin dikenal oleh sebagai ahli qiyamul lail, maka mulai sekarang bangunlah setiap hari disepertiga malam kemudian dirikanlah sholat semata-mata hanya kepada Allah . Sebagaimana hadist Nabi `

“Bagi setiap orang yang beramal terdapat sebuah pintu khusus disurga yang dia akan dipanggil melalui pintu tersebut karena amal yang telah dilakukannya” (HR. Ahmad dan Ibnu Abi syaibah)

Pada jaman Rasulullah ada sahabat nabi yang selalu menjaga wudhu dan sholat 2 rokaat setelah berwudhu. Sahabat nabi tersebut adalah Bilal bin Rabbah. Sebagaimana hadist yang diriwayatkan Abu Hurairah

“Wahai Bilal, ceritakan kepadaku tentang amalan yang paling engkau amalkan dalam islam, karena aku sungguh telah mendengar gemerincing sandalmu ditengah-tengahku dalam surga.” Bilal berkata “ Aku tidaklah mengamalkan amalan yang paling kuharapkan disisiku, hanya aku tidaklah bersuci diwaktu malam atau siang, kecuali aku shalat bersama wudhu itu sebagaimana yang telah ditetapkan bagiku.” (HR Bukhari).

Kisah yang kedua yaitu pada suatu ketika nabi sedang berkumpul dengan sahabatnya, nabi mengabarkan bahwa akan datang calon penghuni surga. Para sahabat terpukau melihat seorang sahabat yang beruntung tersebut. Kemudian ketika ditanyakan amalan apa yang membuatnya masuk kedalam surga. Sahabat tersebut menjawab bahwa dia memafkan kesalahan orang lain sebelum tidur.
Untuk dikenali oleh Allah sebagai hambaNya yang memiliki nilai lebih terhadap amal/ibadah yang dilakukan, maka amal dan ibadah yang dilakukan juga harus dengan sebenar – benarnya, harus rutin dilakukan terus menerus meskipun ibadah atau amal tersebut terlihat kecil, sebagaimana hadist Nabi

“ Wahai sekalian manusia, lakukanlah amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu walaupun sedikit” (HR. Muslim) dan yang paling penting ketika melakukan amalan/ibadah apapun ikhlas semata – mata karena Allah.

Amalan yang Paling Dicintai Allah

Membangun penilaian diri dihadapan Allah sebagai hambaNya yang bertaqwa, maka alangkah lebih baiknya setiap ibadah atau amalan yang dilakukan merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah . Karena dengan hal itu maka Allah yang Maha Mencintai akan lebih mencintai hamba tersebut. Lalu amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah . Sebagaimana hadist Nabi Muhammad `,

“ Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang rutin dilakukan meskipun sedikit”.

Hadist ini menjelaskan bahwa bukan amalan apa yang paling dicintai oleh Allah, tapi frekuensi dalam mengerjakan amalan tersebut. Sejatinya Allah menyukai semua amalan yang dilakukan hambanya, hanya saja Allah lebih menyukai amalan yang sering dilakukan meskipun kecil. Sebagai contoh ibadah sholat. Akan lebih baik dan sudah seharusnya dilakukan setiap hari pada waktunya, lebih baik lagi dengan berjamaah. Jika tidak dilakukan terus menerus maka akan terhitung dosa karena meninggalkan kewajiban dari Allah .
Hadist serta penjelasan diatas berkaitan dengan topik bagaimana membangun positioning diri dihadapan Allah . Salah satu cara membangun positioning/image diri dihadapan Allah adalah dengan menjalankan perintahnya. Tapi bukan hanya menjalankan sesekali melainkan terus menerus. Jika kita ingin dikenal oleh Allah sebagai hambanya yang ahli sedekah, maka bersedakahlah dengan sedekah terbaik. Jika tidak bisa dengan jumlah besar maka bisa dengan jumlah kecil yang rutin selama periode waktu tertentu. Jika kita ingin dikenal oleh Allah sebagai ahli qiyamul lail maka rutinkan untuk selalu mendirikan sholat disepertiga malam. Begitupun ibadah dan amalan yang lainnya.

Kesimpulan

Sebagai muslim yang taat kepada Allah sudah semestinya menjadikan Allah sebagai tujuan hidup ini. Salah satu strategi atau cara mencapai tujuan tersebut adalah dengan menempatkan diri (positioning) kita sebagaimana yang Allah sudah perintahkan didalam Al-quran. Menempatkan diri dengan cara menjalankan segala bentuk perintahnya dan menjauhi larangannya. Karena sejatinya kita tidak pernah mengetahui dari pintu amalan mana kita akan masuk kedalam surga. Dan sebaliknya dari pintu dosa mana kita akan dimasukan kedalam neraka. Oleh sebab itu persembahkan ibadah dan bentuk ketaqwaan lainnya kepada Allah dengan sebaik-baikinya. Hal ini juga mengajarkan kita untuk tidak meremehkan suatu bentuk ibadah atau amalan yang terlihat seolah-olah kecil tetapi ternyata mempunyai nilai yang besar di mata Allah . Begitupun sebaliknya jangan sampai kita meremahkan satu dosa kecil, karena boleh jadi dosa itu yang membawa kita masuk ke nerakanya Allah . Semua bentuk ibadah dan amalan itu bukan untuk Allah, bukan karena Allah SWT butuh dengan ibadah-ibadah yang hambanya lakukan, karena sejatinya Allah tidak membutuhkan apapun dari hambanya. Melainkan semua ibadah, amalan serta ketaqwaan yang selama hidup ini dilakukan maka akan kembali kepada orang yang mengerjakannya, baik itu berupa balasan di surga kelak ataupun balasan di dunia berupa rejeki, kesehatan, kemudahan dalam mengerjakan urusan dan lain sebaginya.

Ramadhan Achmad F
Fakultas Teknologi Industri

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *