CERDAS DALAM MENDIDIK

Katakanlah (Muhammad), “Milik siapakah apa yang di langit dan di bumi?” Katakanan, “Milik Allah.” Dia telah Menetapkan (sifat) kasih sayang pada diri-Nya.

(QS. Al-An’am [6] : 12)

 

 

Perkembangan dunia teknologi informasi memberikan dampak yang besar bagi setiap insan. Keluargamerupakan pintu utama dalammemberikan pendidikan. Dan mereka hadir seiring dengan siklus kehidupan yang selalu ada di setiap peran perjalanan. Setiap peristiwa dalam kehidupan ini merupakan lika-liku perjalanan yang akan memberikan dampakpositif bagi setiap orang yang mengambil hikmah darinya. Begitupun dengan cinta dan kasih sayang olehkedua kelarga, dengan ketulusan darinya maka akan terpancar sinar-sinar cahaya yang menyejukan bagi orang yang ada di sekitarnya.

Sebagian dari kita mungkin masih teringat dengan kisah Juraid sang ahli ibadah yang mengandung pelajaran bagaimana peranorang tua dalam ucapan dan kata-kata akan sangat berpengaruh dalam siklus kehidupan anak-anaknya. (Muhammad Ali al Hasyimi, 2006)

Orang tua pasti menginginkan keluarga yang harmonis, damai dan temtram, serta menjadikan kesejahteraan berupa harta dalam kehidupannya yang lebih baik.Harta yang dikaruniakan oleh Allah bisa membuat kita lebih mudah untuk menjalan kehidupan ini. Namun perlu diingat kelebihan dalam harta juga akan membawa dampak yang buruk bagi keluarga kita, jika kita tidak bisa mengelola dan mengalokasikan harta tersebut dengan kebaikan.

Peran orang tua yang sadar akan kesuksesan dan kesejahteraan bagi anaknya di masa depan,merupakan langkah awal dalam memberikan konsep pendidikan untuk kebaikan mereka. Maka mereka akan senantiasamemberikan pengorbanan apapun untuk kebaikan-kebaikan pada anaknya. Walaupun kebaikan itu kadang kala akan terasa berat untuk dijalankan. Namun dengan ketulusan dan kasih sayangnya, orang tua yang soleh akan mengerahkan kemampuanya untukkesolehan anak-anaknya.

Allah Subahanuhu wata’ala menurunkan sifat kasih sayang kepada setiap makhluk yang ada di muka bumi ini. Sifat kasih sayang akan berbuah kebaikan manakala kasih sayang, cinta dan ketulusan orang tua yang tertuang dalam akhlak dan kepribadianya.Banyak orang tua yang mengorbankan apa saja demi masa depan anaknya, yang kadang malah keluar dari koridor kebenaran. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah apakah pengorbanan ini akan berdampak baik bagi kehidupan anak-anak kita. Jawabannya hanya kita yang tau.

Peran serta keluarga dalam memberikan kasih sayang untuk mengarahkan dan membangun karakter yang positif merupakan hal yang wajib dilakukan oleh setiap muslim. Ibarat seorang petani yang setiap hari berlelah diri dalam menanam benih di ladangnya. Maka lelah dan letihnya akan menjadi bulir-bulir kebahagiaan yang tak terkira ketika melihat hasil tanamannya tumbuh dan berkembang serta membuahkan hasil yang sempurna.

Orang tua yang sadar akan memetik hasil dari merawat tumbuh kembang anak agar dapat memetik hasil yang terbaik. Pasti akan membuat rancangan konsep yang akan mendampingi kehidupan dalam memperoleh kebaikan yang diingikan. Pupuk yang terbaik bagi bibit yang kita tanam adalah memberikan kasih, sayang dan cinta yang terbaik dalam setiap aktivitas-aktivitas kita.

Mengajarkan cinta kepada anak tentang kesetiaan dan kasih sayang dalam keluarga. Merupakan hal yang dapat kita lakukan sebagai bekal ilmu untuk masa depan mereka. Kahidupan ini memang selalu membawa hikmah bagi pelakunya. Kesetian dan kasih sayang seorang anak kepada kakak, adik, sanak saudara adalah hasil dari pemberian kasih sayang kita kepada mereka.Imam Bukhori meriwayatkan dalam Al Adab Al Mufrad dan At Thabrani dari Abu Hurairah bahwasannya Rasulullah Salallahu’alaihi wassalam mengambil tangan Hasan dan Husain Radhiallahu anhu, kemudian meletakkan kaki-kainya kemudian berkata: “Naiklah.”

Begitu besarnya kecintaan dan kasih sayang Rasulullah Muhammad kepada anak-anak para sahabat dan keluarganya. Sehingga kasih sayang dan cinta inilah membawa hasil kesuksesan bagi perkembangan agama Islam.Anak-anak adalah kebahagian manusia dalam hidupnya, keceriaan bagi orang tua dalam masa-masa umurnya dan hiburan yang indah bersama mereka. Setiap anak mempunyai fitrah yang suci dalam setiap akhlak dan kebaikannya.

Kecerdasan, kepintaran dan kepiawannya merupakan keberkahan yang selalu hadir dalam setiap sendi-sendi pendidikan orang tuanya. Anak-anak adalah sumber kebahagiaan. Anak-anak adalah ladang kebaikan serta anugrah terindah dari Allah. Taggung jawab orang tua kepada anak merupakan tanggung jawab yang besar di hadapan Allah, oleh karena itu orang tua yang sholeh, mereka sadar bahwa anak merupakan amanat yang diberikan Allah kepada kita dan menjadikan amanat tersebut sebagai jalan menuju syurga.

Salah satu pesan kebaikan yang diberikan oleh baginda kitaRasulullah kepada para sahabat dan orang dicintainya adalah memberikan do’a-do’a terbaik untuk mereka agar diberikan harta dan anak-anak yang banyak.Harta dan anak-anak merupakan perhiasan kehidupan dunia, sebagaimana hal in tertuang dalam al-Qur’an surah al-Kahfi [18] ayat 46 yang artinya “Harta dan anak-anak adalah perhiasan bagi kehidupan dunia”.

Ibnu Abbas dalam tafsirnya menjelaskan tentang ayat ini bahwa harta dan anak-anak adalah perhiasan dunia yang tidak lama, hal ini sebagaimana tumbuhan yang hidup subur dan berkembang hingga akhirnya mengering. Oleh sebab itulah, peran kita sebagai orang tua yang sholeh dalam memberikan pendidikan sebagai tanggung jawab kita kepada Allah adalah memberikan pendidikan yang terbaik sesuai kemampuan anak-anak kita dan menjaga mereka agar tidak terjerumus ke jalan yang dimurkai Allah.

Seorang muslim yang sadar bahwa salah satu harta yang paling berharga dalam hidupannya adalah anak-anaknya, maka ia akan senantiasa merawat, mengayomi dan memberikan tauladan terbaik dengan akhlak yang ada dalam dirinya.Begitupun juga dengan mengajarkan tentang kisah dan tauladan terbaik dari Rasulullah dan para sahabatnyamerupakan salah satu hal yang bisa kita lakukan dalam mendidik anak-anak kita. Orang tua yang sholeh, mereka sadar akan investasi dalam mendidik anak-anaknya karena mereka meupakan karunia terbesar yang diberikan Allah.

Mungkin sebagian kita menjadikan anak yang sholeh di era modern ini adalah sebuah hal yang sulit. Akan tetapi bagi orang tua yang sholeh, mendidik anak-anaknya pada era inijustru akan menjadi motivasi dalam kehidupannya. Kemudian mereka senantiasa akan memulai pendidikanya dengan mensolehkan kepribadianya.Walaupun menjadikan anak yang sholeh merupakan hak prerogatif Allah.

Disadari atau tidak, pengaruh kebaikan keluarga dan peran sertanya dalam mendidik akan selalu berdampak positif dalam kehidupan anak-anaknya kelak. Namun perlu diingat pendidikan yang baik dalam membangun anak yang berkarakter selalu di mulai dengan hanya mengharap ridho Allah.

Niat yang tulus dan usaha yang ikhlas akan melahirkan kebaikan-kebaikan yang bernilai ibadah disisi Allah. Dan tentunya hal ini juga akan menjadikan diri kita tetap istiqomah dalam mendidik dan berusaha membangun karakter yang positif bagi kebaikan anak-anak kita.Oleh karenanya apapun kebaikan dan peran kita dalam mendidik anak menjadi sholeh merupakan bukti kita taat akan perintah Allah.

“ya Allah jadikanlah kami sebagai orang-orang yang mampu memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak kami, serta jadikanlah kami suri tauladan yang baik bagi keluarga dan saudara-saudara kami. Sesungguhnya Engkaulah Maha Pengasih dan Maha mengabulkan setiap do’a.”

Romi Padli

Alumni UII

 

Mutiara Hikmah:

Rasulullah Bersabda : “Sebaik-baik manusia ialah manusia yang panjang usianya dan baik amalannya” (HR. Tirmidzi)

 

 

 

Romi Padli

Magister Ilmu Agama Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam 2016

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *