Sikap Seorang Muslim Dalam Menghadapi Wabah Penyakit

Sikap Seorang Muslim Dalam Menghadapi Wabah Penyakit

Bismillahi walhamdulillahi wash-shalatu wassalamu ‘ala rasulillah.

Pembaca yang semoga dirahmati Allah , akhir-akhir ini dunia dihebohkan dengan kabar adanya jenis virus baru, yang mana kasus pertama ditemukan di kota Wuhan, Cina. virus jenis baru ini sering disebut sebagai virus corona atau Covid-19, yang menyerang saluran pernafasan manusia.

Menurut WHO, saat ini kasus yang ditimbulkan oleh virus corona mencapai 101.927 kasus, 80.813 kasus diantaranya berasal dari Cina. Sedangkan sisanya dilaporkan terjadi di 93 negara lainnya. Di Indonesia sendiri, baru-baru ini dikonfirmasi bahwa dari 483 orang yang diperiksa, 6 orang positif menderita Covid-19 dan ini ada kemungkinan terus bertambah. Virus ini juga menyerang tenaga medis yang ikut menangani kasus. Jumlah ini dapat terus berubah setiap waktunya.[1]

Kasus ini menjadi perbincangan hangat di berbagai media sosial. Tak sedikit akun-akun media sosial yang memberitakan berbagai informasi terkait kasus ini. Bahkan saat ini masih menjadi tranding topic di media sosial. Mengetahui hal ini, lalu bagaimanakah sikap kita sebagai seorang muslim?

Bertawakkal Kepada Allah

Dalam kehidupan ini, tidak ada yang terjadi kecuali atas izin Rabbul ‘âlamîn yang menciptakan alam ini, yaitu Allah . Segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini telah Allah tetapkan takdirnya, bahkan tidak ada satu daun pun yang jatuh melainkan atas izin Allah . Maka sudah sepatutnya bagi kita seorang muslim, meyakini bahwa Allah-lah yang telah menghendaki segala sesuatu terjadi. Allah berfirman: “Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah, dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (Q.S. at-Taghabun [64]: 11).

Dalam sebuah hadits, dari Abul Abbas, Abdullah bin Abbas, dia berkata: “Pada suatu hari aku membonceng Nabi ﷺ, lalu beliau bersabda: ‘Nak, aku akan mengajarkan beberapa kalimat kepadamu: Jagalah Allah, niscaya engkau akan selalu mendapati-Nya ada di hadapanmu. Jika engkau memohon sesuatu, mohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah, seandainya semua ummat manusia bersatu untuk memberikan suatu kebaikan kepadamu, mereka tidak akan mampu melakukannya kecuali atas apa yang telah Allah tetapkan bagimu. Dan seandainya mereka bersatu untuk mencelakakanmu, mereka tidak akan mampu melakukannya kecuali atas apa yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena (penulis takdir) telah diangkat dan lembaran-lembaran (catatan takdir) telah kering”. (H.R. At-Tirmidzi, hasan shahih).

Dari hadits tersebut, kita bisa mengambil pelajaran betapa pentingnya beriman kepada takdir Allah . Manfaat dan mudharat yang menimpa seseorang, semua atas kehendak dan takdir Allah . Adapun seseorang yang terkena musibah atau wabah penyakit dikarenakan hal (sebab) tertentu, itu menjadi suatu sebab baginya, namun tak terlepas dari takdir Allah . Selain itu, pentingnya bagi kita untuk menjaga perintah-perintah Allah , agar Allah  senantiasa melindungi dan menolongan kita. Selain itu, hendaknya seorang muslim tidak memiliki ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan terhadap hal tersebut. Dengan bertawakkal kepada Allah , akan melahirkan ketenangan hati dan kesabaran dalam menghadapi musibah.

Memperbanyak Berdo’a

Memperbanyak do’a dan dzikir adalah bentuk ikhtiyar kita kepada Allah . Do’a menjadi sebab untuk mencegah bala’ bencana dan mendapatkan pertolongan dari kesulitan (atas izin Allah). Do’a memohon perlindungan dari penyakit: “Allaahumma innii ‘auudzu bika minal barashi wal junûni wal judzâmi wa sayyi-il asqâm (artinya: Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penyakit kulit, gila, lepra, dan dari penyakit yang jelek lainnya)” (H.R. Abu Daud, no. 1554).[2]

Selain itu, do’a juga sebagai bukti tawakkalnya seseorang kepada Allah . Hendaknya kita mengamalkan dzikir-dzikir yang telah disyariatkan, seperti dzikir pagi dan dzikir petang. Dengan berdzikir kepada Allah , in sya Allah hati dan jiwa kita akan menjadi tenang, senantiasa dilindungi oleh Allah , dan tidak dibayangi oleh ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan. Allah berfirman: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram” (Q.S. Ar-Ra’d [13]: 28).

Menjaga Kebersihan Diri

Ikhtiyar lain yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Islam telah mengatur dengan sedemikian rupa terhadap hal-hal yang besar hingga hal yang paling sederhana. Mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, syari’at ini telah mengaturnya untuk kemaslahatan manusia itu sendiri. Jika kita bisa mengikuti rambu-rambu syari’at dengan benar, in sya Allah kita akan selalu diberikan kesehatan dan keselamatan oleh Allah

Selektif dalam Menerima dan Menyebarkan Berita

Berita di media sosial merupakan hal yang kita anggap penting, karena dengannya kita bisa mengetahui kondisi terkini terkait dengan sesuatu yang sedang terjadi di sekitar kita, maupun informasi yang berasal dari belahan bumi lainnya. Namun, sangat disayangkan, tak sedikit orang-orang yang tidak bertanggungjawab, mereka membuat berita palsu atau hoax dan kemudian disebarluaskan. Hal tersebut mereka tujukan untuk ketenaran, ada pula yang hanya bermain-main saja. Alhasil, orang-orang yang kurang selektif membaca berita tersebut, ikut menyebarluaskan. Berita hoax terkait virus corona banyak tersebar luas di media sosial. Sebagai seorang muslim, ketika kita menerima suatu berita, kita diharuskan memeriksa terlebih dahulu apakah berasal dari sumber yang dapat dipertanggunggjawabkan, dan apakah berita tersebut benar-benar menggambarkan fakta yang terjadi. Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu” (Q.S. al-Hujurât [49]: 6).

Tidak Mempersulit Orang Lain

Merebaknya berita wabah corona menyebabkan timbulnya fenomena Panic Buying, yaitu tindakan membeli sejumlah besar produk yang tidak biasa untuk mengantisipasi bencana, atau setelah terjadinya bencana, atau saat merasakan terjadinya bencana untuk mengantisipasi kenaikan harga. Fenomena ini terjadi pada pembelian barang-barang yang dirasa penting untuk mencegah adanya penularan virus. Namun, sayangnya hal ini dimanfaatkan oleh kebanyakan orang untuk meraih keuntungan dengan menaikkan harga barang yang melebihi batas kewajaran. Imbasnya, orang yang awalnya hanya ingin membeli barang tersebut untuk kebutuhan kesehariannya, akhirnya ia terpaksa mengeluarkan uang dua kali lipat atau lebih. Atau, yang seharusnya ia membeli, akhirnya ia kesulitan untuk mendapatkannya.

Dalam Islam, kita diperintahkan untuk memudahkan urusan orang lain, dalam berbagai perkara. Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang mempermudah kesulitan orang lain, maka Allah ﷻ akan mempermudah urusannya di dunia dan akhirat.” (H.R. Muslim)[3]. Maka hendaknya kita mempermudah urusan saudara kita, agar (semoga) Allah  mempermudah urusan kita pula tatkala kelak kita dalam keadaan sulit.

Masih banyak lagi sikap yang seharusnya ada pada seorang muslim dalam menghadapi fenomena seperti ini yang tidak penulis sebutkan disini. Semoga kita semua tetap semangat dalam menuntut ilmu syar’i, sehingga kita memiliki ilmu dan dapat mengambil sikap yang tepat dalam menghadapi suatu fenomena yang terjadi di sekitar kita. Semoga Allah selalu menjaga negeri kita dari musibah dan wabah penyakit. âmîn.[]

 

Uswatun Chasanah

Psikologi UII

 

Marâji’

[1] https://infeksiemerging.kemkes.go.id/

[2] https://rumaysho.com/21766-doa-meminta-perlindungan-dari-penyakit-kulit-gila-dan-berbagai-penyakit-jelek.html

[3] https://muslim.or.id/610-muamalah-allah-terhadapmu-sesuai-dengan-muamalahmu-terhadap-hamba-nya.html

 

Mutiara Hikmah

Doa Perlindungan dari Penyakit

اَللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُوْنِ وَالْجُذَامِ وَسَيِّئِ اْلأَسْقَامِ.

” Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari penyakit kulit belang, penyakit gila, penyakit lepra, dan penyakit yang (berakibat) buruk. ” (H.R. Abu Dawud, No.1554)

Download Buletin klik disini

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *