Belajar Dari Pohon Pisang

Bismillâhi walhamdulillâhi wash shalâtu was salâmu ‘alâ rasûlillâh,

Pembaca buletin al-Rasikh yang dirahmati Allah ﷻ, Pohon pisang bukanlah suatu jenis pohon yang asing dan langka bagi kita. Tanaman yang tumbuh subur di iklim tropis ini dapat menghasilkan buah yang kaya gizi, daun dan pelepah yang multifungsi, serta batang dan akarnya yang juga memiliki segudang manfaat bagi kita. Pohon berbatang lunak dan berdaun lebar ini masih dapat kita temui di sekeliling kita. Mungkin untuk keberadaannya saat ini  mulai tersaingi dengan keberadaan “pohon” lain yang berbatang beton. Tapi, pohon ini selalu bisa tumbuh dimanapun berada, dalam musim dan cuaca yang berbeda sekalipun.

Hampir seluruh anggota tubuh pohon pisang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Mulai dari akarnya digunakan untuk obat sakit perut, penawar racun, pereda demam. Batangnya yang dipercaya ampuh dalam mengontrol tekanan darah tinggi maupun kadar kolesterol, sampai-sampai batangnya ini telah diperjual belikan di luar negeri dengan harga yang cukup fantastis. Serta daunnya digunakan sebagai pembungkus makanan yang bisa membuat makanan tersebut memiliki cita rasa tersendiri. Adapun buahnya yang lezat dimakan itu ternyata ia termasuk dalam kategori buah surga, lho. Simaklah ayat berikut,

“Pisang” Buah Surga

Allah ﷻ berfirman, “Dan golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu. (Mereka) berada diantara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang mengalir terus menerus, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti berbuah dan tidak terlarang mengambilnya.” (Q.S. al-Waqi’ah [56]: 27-33)

Ayat diatas menyebutkan bahwa pisang adalah salah satu buah-buahan surga. Setiap orang setidaknya pernah mengkonsumsi buah yang bernama latin Musa ini. Walaupun sudah sedemikian akrab dengan buah pisang, bisa jadi sebagian masyarakat banyak yang belum mengetahui multimanfaat dari tanaman ini. Gedang (bahasa Jawa), buah yang paling banyak dikonsumsi di dunia merupakan buah yang memiliki gizi sangat tinggi. Satu buah pisang ukuran sedang (sekitar 126 gram) mengandung 110 kalori, 30 gram karbohidrat, 1 gram protein, serta menyediakan berbagai vitamin dan mineral: Vitamin B6 (0.5 mg), Mangan (0.3 mg), Vitamin C (9 mg), Kalium (450 mg), Serat (3 g), Protein (1 g), Folat (25.0 mcg), Niacin (0.8 mg), Magnesium (34 mg), Riboflavin (0.1 mg), Besi (0.3 mg), dan Vitamin A (81 IU).[1] Yuk, jangan lupa konsumsi buah pisang!

Tak Mengenal Masa dalam Beramal Shalih

Begitulah seharusnya setiap kita, dapat memberikan manfaat bagi orang lain dengan segenap apa yang kita miliki. Beramal dan terus beramal dengan segala kemampuan dan talenta yang kita punya sekecil apapun itu. Sebagaimana pohon pisang senantiasa dapat berbuah tanpa mengenal musim. Karena memang ia tak kenal musim dalam beramal. Tak mengenal masa dalam berbuat kebaikan. Memang seharusnya kontribusi tidak hanya dapat kita berikan hanya pada saat-saat tertentu di kala kita menginginkannya. Karena komunitas dalam suatu kebermanfaatan akan senantiasa dapat menjaga stabilitas iman. Sehingga kita tidak mudah tumbang diterpa “hama” yang selalu menggerogoti keikhlasan.

Untuk itu, pohon pisang menyimpan cadangan airnya pada musim hujan dan menggunakannya pada musim kemarau. Kita pun demikian, harus menyiapkan bekal iman dan amal shalih untuk menghadapi dunia yang semakin tak tentu arahnya agar kelak kita bisa selamat mengarungi bahtera kehidupan didalamnya hingga ke akhirat pula.

Pohon pisang dalam habitat aslinya selalu hidup berkelompok. Jika kita menemukan pohon pisang yang tumbuh menyendiri, tentulah karena itu merupakan ulah manusia. Karena apabila pohon pisang itu dibiarkan terus tumbuh, ia akan membentuk suatu komunitas pohon pisang juga. Begitupun kita, untuk dapat bermanfaat dan berkontribusi bagi umat dan diri kita sendiri, kita membutuhkan teman sebagai penguat, teman sebagai pengingat. Kita perlu orang lain untuk memacu dan memicu optimalisasi potensi kebermanfaatan kita. Hal itu juga membuktikan bahwa kita adalah makhluk sosial yang pasti membutuhkan bantuan orang lain dan tidak bisa hidup secara individual.

Pohon pisang pada umumnya takkan mati sebelum ia berbuah. Jika belum menghasilkan bunga atau buah, pohon pisang akan tetap hidup. Jika kita memotong pohon pisang sebelum pohon ini berbunga, pucuk baru akan tumbuh dari bagian yang terpotong dan melanjutkan pertumbuhan pohon pisang itu. Berapa kalipun dipotong, pohon pisang itu akan tetap bertahan hidup, lho. Tapi, bila sudah berbunga dan berbuah, pohon pisang itu akan mati dengan sendirinya. Dan dalam reproduksinya, ia akan menghasilkan tunas (anak pohon pisang) yang tumbuh dari bonggol induknya. Ketika induknya mati, tunas inilah yang nantinya akan menggantikan posisinya.

Sebelum ajal menjemput kita, sebelum akhirnya kita harus pergi meninggalkan dunia ini, sudahkah kita menyiapkan generasi berkualitas yang dapat meneruskan keberlangsungan kontribusi kita dalam menegakkan kalimat Allah ﷻ? Sudahkah kita tinggalkan kader-kader unggul yang siap berjibaku dan terus beramal dan memberikan kebermanfaatan? Tanyakan pada diri kita sendiri? Jika belum, siapkanlah!

Hidup terlalu sempit kalau hanya memikirkan diri kita sendiri. Hidup ini terlalu singkat jika tanpa kebermanfaatan kita terhadap orang lain. Untuk itu, sebenarnya kita tidak perlu menjadi sebesar pohon durian, sekuat pohon jati, ataupun setinggi pohon pinang untuk memberikan manfaat. Yang terpenting adalah kontribusi nyata. Biarlah Allah ﷻ yang menilai dan memberi balasan.

Rasulullah ﷺ pernah bersabda, Khairu an-nâsi anfa’uhum li an-nâsiSebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (H.R. Ahmad, athThabrani, ad-Daruqutni)[2]

Kamukah Sebaik-Baik Manusia Itu? Mari Kita Buktikan!

Saudaraku, menjadi pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Setiap muslim diperintahkan untuk bermanfaat bagi orang lain. Adapun dalam memberikan manfaat kepada orang lain sejatinya manfaat itu akan kembali untuk kebaikan diri kita sendiri. Sebagaimana Allah ﷻ berfirman, In ahsantum ahsantum li-anfusikumJika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat kebaikan untuk diri kalian sendiri” (Q.S. al-Isrâ’ [17]: 77)

Dari pohon pisang inilah kita tau bahwa tidaklah Allah ﷺ itu menciptakan segala sesuatu sia-sia. Bahkan hewan sekecil lalat pun mampu membuat manusia terkeji berbadan kekar pada zamannya, yakni raja Namrud, meronta-ronta kesakitan hingga ia menjemput ajalnya. Dengan begitu, setiap apa yang Allah ﷻ ciptakan itu pasti ada hikmah yang dapat kita jadikan ibrah dalam kehidupan sehari-hari. Tugas kita sebagai insan ulil albab hendaknya kita mentadabburi dari setiap ciptaan-Nya dengan harapan agar semakinbertambahpula keimanan sertailmu kita.

Ûshîkum wa nafsi bitaqwâ Allâhi ‘azza wa jalla.[]

Penyusun:

Ulfa Indriani­­­­­

PAI UII 2016

Marâji’

[1] Dayat Suryana. Manfaat Buah. Bandung: Dayat Suryana Independen. 2018. hal.556

[2] Hadits ini dihasankan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 3289

Mutiara Hikmah

Allah ﷻ berfirman,

وَلاَ تَنسَوُاْ الْفَضْلَ بَيْنَكُمْ

Jangan lupakan untuk saling memberi kemudahan di antara kalian.

(Q.S. al-Baqarah [2]: 237)

Download Buletin klik disini

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *