Musim Hujan, Iman Tidak Boleh Berkurang
Musim Hujan, Iman Tidak Boleh Berkurang
Nizar Sadat*
Pembaca yang semoga dalam lindungan Allah ﷻ, ketahuilah bahwa Indonesia adalah negara tropis yang memiliki 2 musim sepanjang tahunnya, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Maka dari itu, datangnya musim hujan adalah salah satu berkah yang diberikan oleh Allah ﷻ yang diturunkan untuk hambanya.
Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani, Nabi Muhammad n melakukan shalat shubuh bersama kami di hudaibiyah setelah hujan turun pada malam harinya. Tatkala hendak pergi, beliau menghadap jama’ah shalat, lalu mengatakan “Apakah kalian mengetahui apa yang dikatakan Rabb kalian? “Kemudian mereka mengatakan, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Kemudian Rasulullah n bersabda,
أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِى مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ فَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ. فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ وَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا. فَذَلِكَ كَافِرٌ بِى مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ
“Pada pagi hari, di antara hambaKu ada yang beriman kepadaKu dan ada yang kafir. Siapa yang mengatakan ‘Muthirna bi fadhlillahi wa rohmatih’ (Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah), maka dialah yang beriman kepadaku dan kufur terhadap bintang-bintang. Sedangkan yang mengatakan ‘Muthirna binnau kadza wa kadza’ (Kami diberi hujan karena sebab bintang ini dan ini), maka dialah yang kufur kepadaku dan beriman pada bintang-bintang.” (HR. Bukhari no. 846 dan Muslim no. 71).[1]
Maka dari itu, dari hadits diatas memiliki makna untuk orang yang beriman, datangnya hujan adalah suatu keberkahan yang dapat mengingatkannya kepada Rabb yang menciptakan hujan dan dzat mengatur musim hujan dan musim lainnya adalah Allah ﷻ. Lantas, apa saja yang harus dilakukan seorang muslim ketika musim hujan datang agar keimanannya tidak berkurang melainkan bertambah kepada Rabb-Nya?
Segalanya Diatur oleh Allah ﷻ
Allah ﷻ berfirman,
وَهُوَ ٱلَّذِى يُنَزِّلُ ٱلْغَيْثَ مِنۢ بَعْدِ مَا قَنَطُوا۟ وَيَنشُرُ رَحْمَتَهُۥ ۚ وَهُوَ ٱلْوَلِىُّ ٱلْحَمِيدُ
“Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan Rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.” (QS. as-Syura [42]: 28)
Dalam agama Islam, segala bentuk sesuatu apapun yang ada di seluruh alam semesta ini adalah bagian takdir dari Allah ﷻ, termasuk yang mengatur hujan turun adalah Allah ﷻ. Sangat disayangkan akhir-akhir ini banyak kejadian mengatas namakan seseorang untuk menurunkan atau menunda turunnya hujan. Sudah seharusnya menjadi mahkluk untuk senantiasa besyukur atas apa yang telah diberikan Allah ﷻ kepada hamba.
Segala sesuatu yang terjadi di alam ini berada dalam ketentuan Allah, Dia-lah Allah yang telah mengatur seluruh alam raya ini dengan sempurna tanpa cacat sedikitpun. Allah ﷻ berfirman,
وَهُوَ ٱلَّذِى يُرْسِلُ ٱلرِّيَٰحَ بُشْرًۢا بَيْنَ يَدَىْ رَحْمَتِهِۦ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَٰهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَنزَلْنَا بِهِ ٱلْمَآءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِۦ مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ ۚ كَذَٰلِكَ نُخْرِجُ ٱلْمَوْتَىٰ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan Kamu mengambil pelajaran.” (QS. al-A’raf [7]: 57)
Allah ﷻ adalah sebaik-baiknya pengatur untuk seluruh alam semesta ini. Bisa dibayangkan segala sesuatu takaran yang ada di laut, gunung, sungai, danau, dan lain lain tidak sesuai takaran. Datangnya hujan bukan musibah melainkan berkah. Allah ﷻ berfirman,
إِنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥ عِلْمُ ٱلسَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ ٱلْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِى نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِى نَفْسٌۢ بِأَىِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌۢ
“Sesungguhnya Allah memiliki pengetahuan tentang hari Kiamat, menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dia kerjakan besok. (Begitu pula,) tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.” (QS. Lukman [31]: 34)
Turun Hujan Adalah Waktu Mustajab untuk Berdo’a
Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni,[2] mengatakan, “Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya hujan, seperti yang diriwayatkan dari Sahl bin Sa’d z, beliau berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ
“Dua do’a yang tidak akan ditolak: [1] do’a ketika adzan dan [2] do’a ketika ketika turunnya hujan.” (HR. Ath-Thabrani 6: 135 no. 5756 dan Al-Hakim no. 2534)[3]
Hujan adalah Rahmat sekaligus berkah yang diberikan oleh Allah ﷻ yang diberikan kepada seluruh mahkluk hidup yang ada dimuka bumi. Tiada kata yang pantas keluar dari lisan seorang hamba melainkan rasa syukur dan do’a kepada dzat yang maha Ghafur, dan do’a yang sangat baik dibaca ketika hujan turun agar bermanfaat dan berkah adalah sesuai anjuran Nabi ﷺ berdasarkan hadits dari Ummul Mukminin, ‘Aisyah,,x, “Nabi ﷺ ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan,
اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً
“Allâhumma shayyiban nâfi’an” [Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat].” (HR. Ahmad no. 24190, Bukhari no. 1032, dan An Nasâ’I no. 1523).
Semoga dengan turun nya hujan menjadikan semakin bersyukur dan bukan malah mengatakan kalimat yang tidak pantas diucapkan atau mengeluh. Justru manfaatkanlah momen hujan turun sebagai memperbanyak do’a kepda Allah ﷻ.
Menyadari Kebesaran Allah ﷻ dan Menguatkan Keyakinan kepada-Nya
Hujan bukanlah sekedar fenomena alam yang terjadi dengan kebetulan, tapi hujan adalah salah satu bentuk ciptaan Allah ﷻ yang memiliki manfaat bukan hanya untuk manusia tapi untuk seluruh mahkluk hidup yang ada di dunia. Allah ﷻ berfirman,
إِذْ يُغَشِّيكُمُ ٱلنُّعَاسَ أَمَنَةً مِّنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً لِّيُطَهِّرَكُم بِهِۦ وَيُذْهِبَ عَنكُمْ رِجْزَ ٱلشَّيْطَٰنِ وَلِيَرْبِطَ عَلَىٰ قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ ٱلْأَقْدَامَ
“(Ingatlah) ketika Allah membuat kamu mengantuk sebagai penenteraman dari-Nya dan menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu, menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu, dan menguatkan hatimu serta memperteguh telapak kakimu.” (QS. al-Anfal [8]: 11)
Ketika hujan turun, tidak sedikit yang merasa bahwa hujan menjadi penenang untuk sebagian orang, setiap tetes air hujan yang turun ke bumi adalah bukti kasih sayang yang Allah ﷻ berikan dan bukti bahwa kebesaran Allah ﷻ. Hal ini seharusnya menjadikan keimanan seseorang menjadi semakin kuat akan kebesaran Allah ﷻ.
Para pembaca dimanapun berada, proses turunnya hujan adalah siklus yang menunjukan besarnya kekuatan Allah ﷻ. Banyak pelajaran positif yang bisa diambil dari hujan, datangnya musim hujan bukan malah mengurangi keimanan seorang hamba melainkan sudah seharusnya keimanan seorang hamba menjadi bertambah karena dari hujan Allah ﷻ menunjukan berkah, rahmat, dan kasih sayang kepada hambanya. Semoga kita bisa menjadi hamba yang senantiasa bersyukur dan menikmati setiap momen dengan penuh keimanan dan ketakwaan kepada Allah ﷻ.
Maraji’ :
* Mahasiswa FIAI UII
[1] Muhammad Abduh Tuasikal. “Doa Ketika Turun Hujan” https://rumaysho.com/3759-doa-ketika-turun-hujan.html. Diakses pada 15 Desember 2024.
[2] Al Mughni, 2/294. Dikutip dari Muhammad Abduh Tuasikal. “Turun Hujan Berdoa” https://rumaysho.com/1695-turun-hujan-berdoa.html. Diakses pada 15 Desember 2024.
[3] Dikeluarkan oleh Imam Syafi’i dalam Al Umm dan Al Baihaqi dalam Al Ma’rifah dari Makhul secara mursal. Dihasankan oleh Syekh Albani dalam kitabnya Shahih Al-Jami’, no. 3078).
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!