Ramadhan Tiba, Pengeluaran Terencana, Ibadah Leluasa

Ramadhan Tiba, Pengeluaran Terencana, Ibadah Leluasa

Ahmad Maslahatul Furqan*

 

Bismillâh walhamdulillâh wasshalâtu wassalâmu ‘alâ rasûlillâhi, waba’du.

Tak terasa bulan Ramadhan telah tiba. Tentunya, sebagai umat muslim patut bergembira akan datangnya bulan Ramadhan, kita sudah harus siap bekal materi dan non materi. Bekal non materi di bulan Ramadhan seperti bekal ilmu dan bekal amal. Sedangkan bekal materi merupakan bekal yang perlu mendapat banyak perhatian bagi kita. Bekal materi mencakup bekal fisik jasmani dan materi dalam hal ini uang.

Mengapa bekal materi perlu menjadi perhatian, karna seringkali masyarakat muslim pada Bulan Ramadhan melakukan banyak pengeluaran untuk belanja yang tidak terkendali. Pada Ramadhan tahun 2024 sebanyak 67% merencanakan untuk mengeluarkan seperempat THR untuk merayakan Ramadhan[1]. Laporan lain dari Jejak Pendapat (Jakpat) menyatakan bahwa 92% dari 1200 responden melakukan belanja untuk pakaian pada Ramadhan 2024, 77% dari responden juga menyatakan melakukan pengeluaran untuk Buka Puasa bersama. Meskipun 84% responden juga menyatakan melakukan pengeluaran untuk zakat, infaq dan sedekah[2].

Kedua data ini menunjukkan bahwa pengeluaran konsumtif masyarakat Indonesia pada bulan Ramadhan sangat tinggi. Secara makro, pengeluaran masyarakat yang tinggi akan memiliki dampak yang baik bagi perekonomian negara. Namun dari sisi individu, pengeluaran konsumtif yang berlebihan akan berdampak negatif pada keuangan keluarga dan rumah tangga. Selain itu, tingganya konsumsi dan belanja yang tidak diperlukan ini menjadi sebuah sifat boros yang tidak disukai oleh Allâh ﷻ. Allâh ﷻ mencela perbuatan membelanjakan harta secara boros, dalam Al-Qur’an dinyatakan Allâh ﷻ berfirman,

إِنَّ ٱلْمُبَذِّرِينَ كَانُوٓا۟ إِخْوَٰنَ ٱلشَّيَٰطِينِ ۖ وَكَانَ ٱلشَّيْطَٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورًا

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS Al Isrâ [17]: 27).

Untuk menghindari perilaku boros, kita perlu mengelola dengan bijak pengeluaran pada bulan Ramadhan, berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam mengelola keuangan di bulan puasa:

  1. Membuat Anggaran Belanja

Kita perlu menentukan anggaran harian atau mingguan untuk kebutuhan berbuka puasa, sahur, dan belanja lainnya. Hal ini akan membantu untuk menghindari pemborosan yang tidak perlu. Selain itu, dalam menyusun anggaran belanja, prioritaskan kebutuhan yang lebih penting, seperti makanan dan keperluan ibadah, dibandingkan dengan hal-hal yang sifatnya sekunder atau tidak terlalu penting.

  1. Mengontrol Pengeluaran Makanan

Salah satu cara untuk mengentrol pengeluaran makanan adalah dengan mengurangi makan di luar yang biasanya lebih mahal dan masak di rumah sebanyak mungkin untuk berbuka dan sahur agar lebih hemat. Hindari pembelian makanan berlebihan (seperti takjil atau camilan) yang tidak terpakai atau hanya dibeli karena alasan sosial. Beli dengan bijak, sesuaikan jumlah makanan dengan kebutuhan keluarga agar tidak ada yang terbuang. Hindarilah pengeluaran untuk buka puasa bersama yang berlebihan, terlebih kegiatan buka puasa bersama lebih banyak mudharat seperti ghibah, tabdzir, bahkan sampai meninggalkan ibadah shalat, dibandingkan dengan manfaatnya.

  1. Berhemat dalam Penggunaan Energi

Bulan Ramadhan sering kali bertepatan dengan peningkatan konsumsi listrik, terutama karena penggunaan AC atau kipas angin. Aturlah penggunaan listrik dengan bijak untuk menghemat biaya bulanan selama Ramadhan.

  1. Menabung untuk Lebaran

Bulan Ramadhan juga merupakan waktu yang tepat untuk menabung persiapan Idul Fitri. Rencanakan anggaran untuk kebutuhan lebaran, seperti pakaian baru dan zakat fitri, agar tidak merasa terbebani dengan pengeluaran mendadak di akhir bulan.

  1. Beramal dan Sedekah Secara Rutin

Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, dan beramal serta bersedekah menjadi salah satu amalan utama. Tentukan jumlah uang yang akan disedekahkan setiap hari atau setiap pekan sesuai kemampuan. Sebaiknya sedekah dilakukan sebelum berbuka, agar mereka yang menerima bisa langsung membelanjakan untuk kebutuhan berbuka puasa.

  1. Hindari Utang Konsumtif

Hindari membelanjakan uang untuk hal-hal yang tidak penting atau sekadar untuk kepuasan sementara. Utang konsumtif sebaiknya dihindari karena dapat membebani keuangan di masa depan. Pastikan untuk membayar utang yang ada tepat waktu agar tidak menambah beban selama Ramadhan.

  1. Memaksimalkan Potensi Penghasilan

Manfaatkan waktu luang di bulan Ramadhan untuk mencari pendapatan tambahan, seperti menjual menu ifthar atau menyediakan layanan antar makanan. Selain itu, mulailah belajar hal-hal baru yang dapat membuka peluang ekonomi di masa depan, namun jangan lupa bahwa tujuan utama Ramadhan adalah meningkatkan ibadah.

  1. Membeli Kebutuhan dengan Diskon atau Promo

Pada bulan Ramadhan, banyak toko yang memberikan diskon atau promo. Manfaatkan kesempatan ini untuk membeli barang kebutuhan yang penting, seperti bahan makanan atau pakaian lebaran. Namun, hindari tergoda untuk membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan hanya karena diskon.

  1. Evaluasi Keuangan secara Berkala

Lakukan evaluasi pengeluaran setiap minggu untuk memastikan pengelolaan keuangan berjalan sesuai rencana. Hal ini penting untuk menghindari pemborosan yang tidak direncanakan dan memastikan pengeluaran tetap terkendali.

  1. Fokus pada Kualitas, Bukan Kuantitas

Ketika membeli barang pilihlah yang berkualitas dan sesuai kebutuhan, bukan sekadar karena murah atau diskon besar. Mengutamakan kualitas daripada kuantitas akan lebih bijak dan memberi manfaat jangka panjang.

Dengan adanya poin-poin ini, diharapkan kita dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan selama bulan puasa. Hal ini tidak hanya akan membantu kita menghindari pemborosan, tetapi juga memberikan kesempatan untuk meraih keberkahan dan pahala lebih banyak dengan cara yang lebih terorganisir dan bijaksana. Dengan pengeluaran yang terencana di bulan puasa, kita dapat lebih tenang dan khusyuk dalam melakukan ibadah dan meningkatkan kualitas ibadah di bulan Ramadhan.

* Tenaga Kependidikan Universitas Islam Indonesia

Maraji’ :

[1] Apriliani, Jene.“Jelang Ramadhan Tingkat Belanja Masyarakat Naik, Benarkah?” https://momsmoney.kontan.co.id/news/jelang-ramadhan-tingkat-belanja-masyarakat-naik-benarkah. Diakses 17/02/25

[2] Rainer, Pierre.”Daya Beli Masyakarat RI Saat Ramadhan, Beli Pakaian Sekaligus Sedekah” https://goodstats.id/article/daya-beli-masyarakat-ri-saat-ramadhan-beli-pakaian-sekaligus-sedekah-ib7rn. Diakses 17/02/25

Download Buletin klik di sini