Peluang Menjemput Lailatul Qodar

Peluang Menjemput Lailatul Qodar

Dwi Erikawati*

 

Bulan Ramdhan merupakan bulan yang sangat istimewa penuh rahmat, berkah, dan maghfirah bagi seluruh umat Islam. Salah satu keistimewaan yang dimiliki bulan Ramdhan adalah lailatul qadar, yang disebutkan dalam Al-Quran sebagai malam yang lebih baik dari pada seribu bulan, yang jika dihitung maka nilainya sama dengan sekitar 83 tahun lebih 4 bulan.[1] Masyâ Allâh

Allâh ﷻ berfirman,

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ. وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ. لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ

سَلَٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ.

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada malam lailatul qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para Malaikat dan Roh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah malam itu sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr [97]: 1-5).

Konsep Lailatul Qadar

Hasil analisa terhadap pentafsiran Quraish Shihab terhadap surah al-Qadr di dalam Kitab Tafsir al-Misbah dapatlah ditegaskan bahawa konsep al-qadr terbahagi kepada tiga: [2]

  1. Lailatul qadr difahami sebagai malam penetapan Allâh l bagi perjalanan hidup manusia. Pendapat ini berdasarkan pada firman Allâh l,,

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ

Sesungguhnya kami yang menurunkan al-Quran itu pada malam yang berkat, kerana Kami sentiasa memberi peringtan dan amaran”. (QS. Ad-Dhukan [44]: 3). Sebagian ulama berpendapat bahwa penetapan itu dalam tempo setahun. Maksud lailatul qadr itu bahwa Allâh l mengatur dan menetapkan khinthah dan strategi kepada Nabi-Nya, Muhammad ﷺ untuk menyeru manusia kepada jalan yang benar serta menetapkan takdir kepada seluruh alam.

  1. Lailatul qadr juga diartikan kepada kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia yang tidak ada bandingan. Malam itu menjadi mulia kerana terpilih sebagai malam turunnya al-Quran yang menjadi permulaan kepada segala kemuliaan. kata al-Qadr berarti mulia seperti di dalam surah al-An’am ayat 91,

وَمَا قَدَرُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِۦٓ إِذْ قَالُوا۟ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ عَلَىٰ بَشَرٍ مِّن شَىْءٍ

“Mereka itu tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang sebenar tatkala mereka berkata Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia”. (QS. al-An’am [6]: 91).

  1. Lailatul qadr juga dimaksudkan dengan sempit. Malam tersebut dikatakan malam yang sempit kerana ramainya malaikat turun ke bumi dengan izin Allâh l untuk mengatur segala urusan. Kata qadr yang berarti sempit digunakan dalam surah Ar-Ra’d ayat 26,

ٱللَّهُ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ

“Allah melapangkan rezeki bagi mereka yang dikehendaki dan menyempitkannya bagi mereka yang dikehendaki”. (QS. Ar-Ra’d [13]: 26).

Kapan Lailatul Qadar Datang?

Pasti banyak yang betanya-tanya terkait kapan tepatnya lailatul qadar datang. Apabila ada pertanyaan ini tentu jawabannya adalah lailatul qadar adalah rahasia Allâh l. Al-Quran dan hadits tidak menyebutkan secara pasti tanggal dan waktunya lailatul qadar datang. Sehingga hal ini menjadi salah satu keistimewaan lailatul qadar yang mendorong umat Islam untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan mereka selama bulan Ramadhan.

Namun demikian, Rasûlullâh ﷺ memberikan beberapa petunjuk.[3] Lailatul qadar itu terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi ﷺ,

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil itu lebih memungkinkan daripada malam-malam genap, sebagaimana sabda Nabi ﷺ,

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)

Tanda-Tanda Lailatul Qadar

Sebagai tanda-tanda lailatul qadar dapat kita ketahui sebagai berikut:[4]

  1. Dipagi harinya, matahari terbit tidak memancarkan cahaya yang menyengat.

Rasûlullâh ﷺ bersabda “Matahari terbit pada harinya tidak mempunyai sinar” (HR. Muslim no. 1762). Dalam hadits lain disebutkan “Matahari terbit pagi hari dari malam qadar seperti baskom, tidak mempunyai sinar sampai meninggi” (HR. Abu Daud dan di sahihkan oleh Al-Albani dalam Sahih Abi Daud, 1/380)

  1. Malam yang cerah, tidak panas tidak juga dingin.

Dari Ibnu Abbas, Rasûlullâh ﷺ bersabda,

لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء

Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi)[5]

  1. Tidak ada bintang jatuh, bulan pada malam itu seperti bulan purnama.

Rasûlullâh ﷺ bersabda “Sesungguhnya tanda lailatul qadar bahwasanya adalah malam yang bersih cerah, seakan-akan di dalamnya bulan terang tenang, tidak panas tidak juga dingin, dan tidak boleh bintang dijatuhkan di dalamnya sampai pagi, dan sesungguhnya tandanya adalah matahari pagi harinya terbit sejajar tidak mempunyai sinar seperti bulan pada malam purnama dan tidak halal bagi syetan untuk keluar bersamaan dengannya pada malam itu“. (HR. Ahmad, no.22765)

Amaliyah Pada Lailatul Qadar

Apa yang bisa kita lakukan untuk menjemput malam lailatul qadar? Sikap Rasûlullâh ﷺ dapat kita contoh pada sepuluh hari terakhir dari ramadhan sehingga kita bisa menjemput laiatul qadar, diantaranya:4

  1. Lebih bersungguh-sungguh dalam beribadah
  2. Menghidupkan malam dengan ibadah
  3. Membangunkan keluarga (Istri dan Anak-anak)
  4. Mengikat Tali Sarung
  5. I’tikaf (berdiam diri di dalam masjid, dengan niat beribadah kepada Allâh l, dilakukan oleh seseorang yang khusus, dengan syarat tertentu, dengan cara yang khusus, pada waktu yang tertentu)
  6. Memper banyak membaca doa. Hal ini berdasarkan sebuah riwayat dari Aisyah x beliau bertanya kepada Rasûlullâh ﷺ, “Wahai Rasulullah, jika aku bertepatan akan lailatul qadar, apakah yang aku baca?” beliau bersabda, “hendaknya kamu mengucapkan,

اللَّـهُـمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُـحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

“Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf (dari kesalahan), mencintai maaf, maka maafkanlah aku (dari kesalahan-kesalahanku).” (HR. Ibnu Majah, no. 3982).

Semoga Allâh l menjadikan kita termasuk dalam golangan orang-orang yang dapat memanfaatkan Ramadhan dengan sebaik-baiknya, menjadikan kita termasuk ke dalam kelompok yang mendapatkan Lailatul Qadar. Allahumma Aamiin.

Maraji’ :

* Lab Terpadu – DLA Universitas Islam Indonesia

[1] A.R. Shohibul Ulum. Kumpulan Kultum Terlengkap & Terbaik Sepanjang Tahun. Yogyakarta: Mueeza. 2020. Cet 1. 153.

[2] Mohd Khairulazman Hj Abu Bakar. Konsep Lailatul Qadr Menurut Quraish Shihab di dalam Tafsir Al-Misbah. e-Proceedings of the Green Technology & Engineering. 2020. Virtual Conference, 630-636.

[3] Sumber https://rumaysho.com/489-mengenal-tanda-tanda-malam-lailatul-qadar.html. Diakses pada 7 Maret 2025.

[4] Ahmad Zainuddin Al Banjary. Pasti Dapat Lailatul Qadar. Ebook Sunnah. 2023. @AHMADZAINUDDINALBANJARY.

[5] HR. Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, lihat Jaami’ul Ahadits 18: 361. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahihul Jaami’ no. 5475.

Download Buletin klik di sini