Dunning Kruger Effect

Dunning Kruger Effect

Ridho Frihastama

 

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali menjumpai orang-orang yang merasa tahu segalanya. Mereka gemar memberikan pendapat tanpa dasar yang jelas, merasa dirinya paling benar, dan tidak segan menghakimi orang lain.[1] Fenomena ini sangat relevan dalam masyarakat modern, di mana akses informasi yang melimpah sering kali tidak diiringi dengan hikmah dan kebijaksanaan. Dalam Islam, sikap seperti ini perlu mendapat perhatian, karena bertentangan dengan akhlak mulia yang diajarkan Rasûlullâh ﷺ.

Fenomena ini dikenal dalam psikologi sebagai efek Dunning-Kruger, sebuah bias kognitif di mana seseorang dengan pengetahuan atau keterampilan yang rendah dalam suatu bidang cenderung melebih-lebihkan kemampuannya. Efek Dunning-Kruger ini bisa menjadi pengingat penting bagi kita sebagai Muslim untuk selalu bersikap rendah hati dalam ilmu dan amal.

Allah ﷻ berfirman,

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًا

“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban.” (QS. Al-Isra’ [17]: 36).

Mengapa Orang Sok Tahu Muncul?

Efek Dunning-Kruger terjadi karena kurangnya kesadaran seseorang terhadap batasan ilmunya. Ketika seseorang baru mempelajari sesuatu, ia merasa sudah memahami keseluruhan topik, padahal sesungguhnya ia hanya menguasai permukaan.[2] Ketidaktahuan ini membuat mereka sulit untuk mengenali sejauh mana mereka belum tahu.

Dalam Islam, kita diajarkan untuk senantiasa mencari ilmu dengan penuh kerendahan hati. Rasûlullâh ﷺ bersabda,

Abu Hurairah z, ia berkata bahwa Rasûlullâh ﷺ bersabda,

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)

Namun, jika ilmu tidak disertai dengan akhlak dan kesadaran akan keterbatasan diri, ia dapat menjadi sumber keburukan. Orang yang sok tahu tidak hanya merugikan dirinya sendiri, tetapi juga bisa menyesatkan orang lain.

Dampak Negatif Sikap Sok Tahu

1. Merusak Hubungan Sosial: Orang sok tahu sering kali terlihat arogan, sehingga sulit diterima dalam lingkungan sosial. Sikap ini dapat memicu perselisihan, terutama jika mereka menyampaikan pendapat tanpa dasar yang kuat.

2. Potensi Dusta: Ada saja yang bisa dijadikan bahan pembicaraan. Padahal sebenarnya amat bahaya jika kita menyampaikan setiap apa yang kita dengar, karena terkadang informasi tersebut belum tentu kebenarannya. Maka perlu hati-hati dan selektif saat  hendak menyebarkan suatu informasi, apalagi baru sekedar kabar burung. Dari Abu Hurairah, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda,

كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ

Cukup seseorang dikatakan dusta, jika ia menceritakan segala apa yang ia dengar.” (HR. Muslim no. 5).[3]

3. Menghambat Proses Pembelajaran: Seseorang yang merasa sudah tahu segalanya cenderung tidak terbuka untuk belajar lebih lanjut. Padahal, dalam Islam, kita diajarkan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban sepanjang hayat.

Islam dan Kerendahan Hati dalam Ilmu

Islam sangat menekankan pentingnya kerendahan hati dalam menuntut ilmu. Rasûlullâh ﷺ adalah teladan sempurna dalam hal ini. Meskipun beliau adalah manusia paling mulia, beliau senantiasa menunjukkan sikap rendah hati dalam semua aspek kehidupan.

Allah ﷻ juga mengingatkan kita untuk selalu menyandarkan ilmu kita kepada-Nya, karena hanya Dia yang Maha Mengetahui,

وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلرُّوحِ ۖ قُلِ ٱلرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّى وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا

“Dan mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang roh. Katakanlah, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu tidak diberi pengetahuan kecuali hanya sedikit.” (QS. Al-Isra’ [17]: 85).

Ayat ini mengajarkan bahwa orang yang benar-benar berilmu adalah mereka yang sadar akan kebesaran Allah dan keterbatasan dirinya sendiri. Oleh karena itu, sikap rendah hati menjadi tanda seorang Muslim yang sejati.

Bagaimana Menghindari Sikap Sok Tahu?

  1. Perbanyak Belajar: Semakin banyak ilmu yang kita pelajari, semakin kita menyadari bahwa ilmu kita hanyalah setetes dari lautan ilmu Allah. Kesadaran ini akan melahirkan sikap rendah hati, karena kita memahami bahwa tidak ada sesuatu pun yang kita miliki tanpa izin dan karunia-Nya. Lebih dari itu, ilmu adalah cahaya yang membimbing manusia dalam menjalani kehidupan. Dengan ilmu, kita mampu membedakan yang benar dari yang salah, yang baik dari yang buruk. Maka, jangan pernah lelah untuk belajar, baik ilmu agama maupun ilmu dunia.
  2. Bersikap Rendah Hati: Ingatlah bahwa ilmu adalah amanah yang harus dijaga dan disampaikan dengan cara yang benar. Jangan pernah merasa lebih unggul dari orang lain karena ilmu yang kita miliki.
  3. Mencari Sumber yang Terpercaya: Di era banjir informasi saat ini, sangat penting bagi kita untuk lebih selektif mencari sumber informasi yang terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan sebelum membagikan kepada orang lain.
  4. Bersikap Terbuka terhadap Kritik: Bersikap Terbuka terhadap Kritik: Sebagai manusia yang tidak luput dari kekhilafan baik dari perkataan dan perbuatan. Kita kadang tidak terhindar dari kritik orang lain. Sehingga ketika kritik tersebut benar adanya, kita berusaha terima dengan lapang dada dan memperbaikinya, tetapi jika tidak benar maka cukup kita jadikan pengingat saja. Sikap ini menunjukkan kebesaran jiwa dan keinginan kita untuk terus belajar.

Sikap sok tahu bukanlah hal sepele. Ia dapat merusak diri sendiri, orang lain, dan bahkan masyarakat. Sebagai Muslim, kita harus senantiasa berhati-hati dalam berbicara dan bertindak.

Dari Abu Hurairah, Rasûlullâh ﷺ bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari, no. 6018, 6019, 6136, 6475 dan Muslim, no. 47)

Mari kita jadikan ayat-ayat Allah ﷻ dan sunnah Rasûlullâh ﷺ sebagai pedoman dalam menuntut ilmu dan berinteraksi dengan sesama. Dengan demikian, kita dapat terhindar dari sikap sok tahu yang merugikan dan menjadi pribadi yang lebih bijaksana, rendah hati, dan bermanfaat bagi orang lain.

Semoga Allâh senantiasa memberikan kita ilmu yang bermanfaat dan hati yang lapang untuk menerimanya. Âmîn.

Maraji’ :

[1] Tom Nichols. Matinya Kepakaran (The Death of Expertise). Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia). 2024. Cet.k-2. h. 17.

[2] Wahyudi, dkk. “Dunning Kruger Effect: Argumen Individu Mewujudkan Percaya Diri” dalam Jurnal Literaksi; Jurnal Manajemen Pendidikan. Vol.01, No.02, Tahun 2023.  h. 90.

[3] Muhammad Abduh Tuasikal. “Hati-Hati Share Berita Bisa Jadi Dituduh Dusta” https://rumaysho.com/10844-hati-hati-share-berita-bisa-jadi-dituduh-dusta.html. Diakses 20 Januari 2025.

Download Buletin klik di sini