Doa: Energi Sakti untuk Meraih Mimpi
Doa: Energi Sakti untuk Meraih Mimpi
Muhammad Abdul Aziz*
Bismilllâh…
Dalam perjalanan hidup, setiap individu memiliki impian dan tujuan yang ingin dicapai. Namun, seringkali kita lupa bahwa ada kekuatan tak terlihat yang dapat membantu mewujudkan mimpi-mimpi tersebut, yaitu doa. Dalam perspektif Islam, doa bukan sekadar ritual, melainkan manifestasi dari ketergantungan total seorang hamba kepada Sang Pencipta.
Menurut Ibnu Qayyim Al-Jawziyyah dalam kitabnya Ad-Da’ wa Ad-Dawa’, menjelaskan bahwa doa adalah inti dari ibadah dan bentuk pengakuan seorang hamba atas kebutuhan dan kelemahannya di hadapan Allāh ﷻ. Beliau berkata: “Doa adalah permintaan kepada Allah untuk mendatangkan manfaat atau menolak bahaya, yang disertai dengan rasa rendah hati dan kebutuhan yang mendalam kepada-Nya.”[1]
Adapun menurut Ibnu Taimiyyah di Majmu’ Al-Fatawa, menjelaskan bahwa doa merupakan ibadah yang paling agung karena doa mencerminkan tauhid dalam bentuk paling murni. Beliau berkata: “Doa adalah inti dari ibadah, karena ia merupakan bentuk penyerahan diri kepada Allah dengan penuh cinta dan pen gharapan, serta penolakan terhadap segala bentuk ketergantungan selain kepada-Nya.”[2]
Hakikat Doa dalam Islam
Doa merupakan sarana komunikasi langsung antara hamba dan Allāh ﷻ. Melalui doa, seorang Muslim mengakui kelemahan dan ketidakberdayaannya, serta menyadari bahwa segala sesuatu bergantung pada kehendak-Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam artikel “Menyelami Makna Hakikat Doa dalam Islam” oleh Universitas Islam Indonesia, doa diharapkan dapat menyadarkan manusia untuk selalu mengingat Allah sebagai tempat meminta ampunan dan pertolongan.[3]
Al Qur’an menegaskan pentingnya berdoa dalam surah Ghafir ayat 60:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ .
“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Ghafir [40]: 60).
Ayat ini menunjukkan bahwa Allāh ﷻ memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa dan menjanjikan pengabulan atas doa tersebut.
Do’a juga merupakan intinya ibadah, sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda:
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ.
“Doa itu adalah inti ibadah.” (HR. Tirmidzi, no. 3372; Abu Dawud, no. 1479).
Hadits ini menyatakan bahawa do’a merupakan salah satu bentuk ibadah paling utama, karena di dalam doa terkandung pengakuan akan kekuasaan Allah dan ketidakberdayaan hamba di hadapan-Nya. Doa menjadi manifestasi tauhid seorang Muslim.
Doa sebagai Energi Positif
Doa memiliki peran penting dalam membangkitkan semangat dan motivasi seseorang untuk meraih impian. Dengan berdoa, seseorang menanamkan keyakinan bahwa Allāh ﷻ akan membimbing dan memberikan kekuatan dalam menghadapi berbagai tantangan. Hal ini sejalan dengan pandangan yang disampaikan dalam artikel “Manfaat Doa bagi Kehidupan Seorang Muslim” oleh Kementerian Agama Kota Magelang, yang menyatakan bahwa dalam berdoa, seorang hamba bermunajat kepada Tuhannya, mengakui kelemahan dan ketidakberdayaannya, serta mengungkapkan rasa butuhnya kepada Pencipta.[4]
Selain itu, doa juga dapat menjadi sumber ketenangan batin. Ketika seseorang menyerahkan segala urusan kepada Allāh ﷻ melalui doa, hati menjadi lebih tenang dan pikiran lebih fokus dalam berusaha mencapai tujuan. Ketenangan ini penting dalam menjaga konsistensi dan ketekunan dalam meraih mimpi.
Keterkaitan Doa dan Usaha
Islam mengajarkan keseimbangan antara doa dan usaha. Doa tanpa usaha adalah kesia-siaan, begitu pula usaha tanpa doa adalah kesombongan. Keterkaitan antara doa dan usaha dalam Islam sangat erat, dan keduanya saling melengkapi. Dalam Al-Qur’an, salahsatu ayat yang menunjukkan bahwa doa harus diiringi dengan usaha atau ikhtiar adalah dalam Al-Insyirah, Allāh ﷻ berfirman:
فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ، وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ.
“Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah: [94]: 7-8).
Ayat ini menegaskan bahwa seorang Muslim harus tetap berusaha keras menyelesaikan setiap tugas dengan sebaik-baiknya. Setelah usaha dilakukan, seorang hamba harus menyerahkan hasilnya kepada Allāh ﷻ melalui doa dan tawakal.
Juga dalam hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ.
“Berdoalah kepada Allah dengan keyakinan akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi, no. 3479).
Hadis ini mengajarkan bahwa doa harus disertai dengan keyakinan dan kesungguhan, serta diiringi dengan usaha nyata. Artikel “Ikhtiar dan Doa” oleh Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menekankan pentingnya berdoa sebelum dan sesudah berikhtiar, agar diberikan petunjuk dan keberkahan dalam usaha yang dilakukan.[5]
Doa dalam Mewujudkan Impian
Setiap impian memerlukan perencanaan dan tindakan konkret. Namun, dengan melibatkan doa dalam setiap langkah, seorang Muslim menunjukkan tawakal dan penyerahan diri kepada Allah SWT. Doa menjadi penguat jiwa saat menghadapi rintangan, serta pengingat bahwa ada kekuatan Maha Besar yang selalu menyertai.
Dalam artikel “Gunakan The Power of Dream” oleh narasipost, disebutkan bahwa kemampuan untuk bermimpi, berimajinasi, dan menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam hidup harus selalu dikaitkan dengan upaya meraih ridha Allāh ﷻ.[6] Dengan demikian, doa menjadi komponen vital dalam proses mewujudkan impian tersebut.
Penutup
Para ulama salaf sepakat bahwa doa adalah manifestasi dari ketergantungan manusia kepada Allāh ﷻ. Ia merupakan bentuk ibadah yang agung, mengandung zikir, pengharapan, dan penyerahan diri yang ikhlas. Selain itu, doa mencerminkan pengakuan tauhid, mengingat hanya Allah yang dapat memenuhi segala kebutuhan hamba-Nya.
Doa adalah energi tak terlihat yang memiliki kekuatan luar biasa dalam membantu seseorang meraih impian. Dengan memahami hakikat doa, menjadikannya sebagai sumber motivasi, serta mengintegrasikannya dengan usaha nyata, seorang Muslim dapat mencapai tujuan hidupnya dengan lebih bermakna. Semoga kita senantiasa menjadikan doa sebagai bagian tak terpisahkan dari setiap langkah dalam meraih mimpi, dengan keyakinan bahwa Allāh ﷻ selalu mendengar dan mengabulkan doa hamba-Nya yang bersungguh-sungguh.
* Dai Standardisasi MUI
Maraji’ :
[1] Ibnu Qayyim, Ad-Da’ wa Ad-Dawa’. Mesir: Dar Al-Fikr. 1992 M. Cet k-1. h. 18.
[2] Ibnu Taimiyyah, Majmu’ Al-Fatawa, Mesir: Darul fikr. 1980 M. Jilid 35, h. 11.
[3] Universitas Islam Indonesia. ”Menyelami Makna Hakikat Doa dalam Islam” https://www.uii.ac.id/menyelami-makna-hakikat-doa-dalam-islam/. Diakses pada 27 Januari 2025.
[4] Azizah Herawati. “Manfaat Doa bagi Kehidupan Seorang Muslim” https://magelang.kemenag.go.id/manfaat-doa-bagi-kehidupan-seorang-muslim/?utm_source=chatgpt.com. Diakses pada 27 Januari 2025.
[5] Prof. Dr. Masri Mansoer, MA. ”Ikhtiar dan Doa” https://www.uinjkt.ac.id/id/ikhtiar-dan-doa?. Diakses pada 27 Januari 2025.
[6] Isty Daiyah. “The Power of Dream” https://narasipost.com/motivasi/05/2024/the-power-of-dream/. Diakses pada 27 Januari 2025.
Download Buletin klik di sini