Untuk Apa Aku Hidup Di Dunia ?
Untuk Apa Aku Hidup Di Dunia ?
Bismillâhi wal hamdulillâhi wash shalâtu was salâmu ‘alâ rasûlillâh,
Salah satu perkara ‘aqidah yang penting untuk diketahui dan dipegang erat oleh masing-masing umat Islam adalah tujuan hidup di dunia ini supaya kehidupan dari masing-masing umat Islam lebih terarah dan tidak salah dalam menjalani kehidupan di dunia. Karena dengan tujuan yang tepat, setiap hal yang dilakukan akan memiliki arah yang jelas.
Masih banyak segelintir orang yang masih bingung tentang tujuan penciptaan manusia di dunia, setelah mencari jawaban selama bertahun-tahun pun masih tidak mendapat jawaban dari pertanyaan “Untuk apa sih saya ada di dunia ini”. Demikian kira-kira yang muncul dalam benak orang-orang tersebut. Bahkan yang lebih parah lagi jika ada yang menanyakan, “Kenapa sih kita harus beribadah kepada Allah?”. “Apakah Allah memerintahkan kita untuk ibadah karena Allah butuh kepada makhluk ?” dan pertanyaan yang sejenisnya.
Tujuan Penciptaan Makhluk
Ternyata, Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah dengan jelas menyatakan tujuan hidup kita di dunia yaitu beribadah kepada Allah l. Allah l berfirman, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (Q.S. adz-Dzariyat [51]: 56)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di v menjelaskan (tafsir as-sa’di), inilah tujuan Allah menciptakan jin dan manusia, dan Dia mengutus para rasul untuk menyeru kepadanya, yakni untuk beribadah kepada-Nya yang di dalamnya mengandung ma’rifat (mengenal)-Nya dan mencintai-Nya, kembali kepada-Nya, dan mendatangi-Nya serta berpaling dari selain-Nya. Hal ini tergantung pada ma’rifat (mengenal)-Nya, karena sempurnanya ibadah tergantung sejauh mana pengenalannya kepada Allah, bahkan setiap kali seorang hamba bertambah ma’rifatnya, maka ibadahnya semakin sempurna. Untuk inilah Allah menciptakan manusia dan jin, bukan karena Dia butuh kepada mereka. Dia tidak menginginkan rezeki dari mereka dan tidak menginginkan agar mereka memberi-Nya makan, Mahatinggi Allah Yang Mahakaya dan tidak butuh kepada seorang pun dari berbagai sisi, bahkan semua makhluk butuh kepada-Nya dalam semua kebutuhan mereka, baik yang dharuri (penting) maupun yang selainnya.
Ternyata Allah tidak membiarkan makhluk-Nya hidup tanpa tujuan di dunia. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menciptakan kita hidup di dunia ini untuk makan, minum, tidur, melepas lelah. Bila kita hidup dengan tujuan seperti ini, maka rendah sekali tujuan hidup kita. Tetapi ada tujuan besar yaitu agar setiap makhluk dapat beribadah kepada Allah. Ibadah yang mencakup segala yang dicintai oleh Allah baik itu ucapan maupun perbuatan. Yang terpenting bagi kita adalah melakukan apa yang Allah cintai bagaimana pun keadaan kita dan di mana pun kita berada.
Apakah Allah butuh kepada makhluk?
Kita sudah mengetahui bahwa tujuan kita hidup di dunia adalah untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tetapi bagi beberapa orang akan mempunyai pertanyaan lanjutan yaitu “Jika kita hidup untuk beribadah kepada Allah, apakah Allah butuh kepada makhluk-Nya?” atau “Berarti Allah butuh kepada makhluk?” dan pertanyaan sejenisnya.
Jawaban untuk pertanyaan tersebut adalah tidak, Allah l sama sekali tidak butuh kepada makhluk-Nya, melainkan makhluklah yang butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan sekalipun tidak ada satu manusia yang beriman kepada Allah, maka itu tidak akan mengurangi kekuasaan dan kerajaan Allah Subhanahu wa Ta’ala sedikitpun.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari makhluk dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan pada-Ku. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.”(Q.S. adz-Dzariyat [51]: 57-58)
Di ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman, “Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”(Q.S. al-Ankabut [29]: 6)
Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-Rasul mereka membawa keterangan-keterangan lalu mereka berkata: “Apakah manusia yang akan memberi petunjuk kepada kami?” lalu mereka ingkar dan berpaling; dan Allah tidak memerlukan (mereka). Dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”(Q.S. at-Taghabun [64]: 6)
Untuk Apa Allah Perintahkan untuk Beribadah?
Sudah sangat jelas dari ketiga ayat di atas bahwa Allah tidak butuh sama sekali kepada makhluk-Nya. Namun bagi orang-orang yang berpikir “kritis” akan menimbulkan pertanyaan kembali yaitu “Kalau tidak butuh kepada makhluk, lalu untuk apa Allah memerintahkan untuk melakukan berbagai ibadah kepada makhluk-Nya?”.
Maka jawabannya adalah sebagai ujian dan sebagai pembeda antara orang yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan orang yang tidak beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena orang yang beriman dan beramal shalih akan mendapat balasan surga-Nya Allah sementara orang yang tidak beriman dan tidak beramal shalih akan dijerumuskan ke neraka-Nya Allah sebagaimana firman-Nya, “Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal salih bahwasanya mereka akan mendapatkan balasan berupa surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai…” (Q.S. al-Baqarah [2]: 25)
Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman, “Barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang sangat besar.” (Q.S. an-Nisâ’ [4]: 13)
Bertaubatlah Segera
Kemudian setelah mengetahui tujuan Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan berbagai ibadah kepada makhluk-Nya, ada sebagian orang yang akan berpikir seperti “Hmmm, coba saja Nabi Adam dan istrinya tidak memakan buah yang Allah larang untuk mereka makan, maka kita tidak perlu lagi untuk berada di dunia ini dan langsung masuk ke dalam surga Allah”.
Maka ketahuilah, itu merupakan contoh bahwa setiap manusia pernah melakukan kesalahan dan terjatuh dalam dosa. Dan pintu ampunan Allah l begitu luasnya, maka sepatutnya ketika kita melakukan dosa dan kesalahan, hendaknya kita segera bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat dari dosa tersebut.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.(Q.S. at-Tahrim [66]: 8)
Kemudian Rasûlullâh ` bersabda, “Setiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat. (Hasan: HR. Ahmad (III/198); at-Tirmidzi (no. 2499); Ibnu Majah (no. 4251) dan al-Hakim (IV/244), dari Sahabat Anas bin Malik. Lihat Shahîh al-Jâmi’ish Shaghîr (no. 4515))
Akhir kata, kita hidup ini bukan untuk tujuan dunia melainkan dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka hendaknya kita tidak disibukkan dengan urusan dunia kita dan melupakan urusan akhirat kita karena dengan ibadah yang kita lakukan ikhlas karena Allah l semata in sya Allah menjadi sebab kita masuk ke dalam surga-Nya Allah dan di surgalah sebaik-baik tempat untuk kembali dan neraka seburuk-buruk tempat kembali.[]
Galih Enggartyasto
Teknik Mesin 2017
FTI UII
Referensi
https://muslim.or.id/1286-ciri-ciri-penduduk-surga.html
https://rumaysho.com/342-untuk-apa-kita-diciptakan-di-dunia-ini.html https://tafsirweb.com/9952-surat-az-zariyat-ayat-56.html
Mutiara Hikmah
Allah l berfirman:
وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“… dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
(Q.S. al-Baqarah [2]: 195).
Download Buletin klik disini
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!