Covid 19 Merupakan Ujian Atau Siksaan ?

Covid 19 Merupakan Ujian Atau Siksaan ?

Bismillâhi wal hamdulillâhi wash shalâtu was salâmu ‘alâ rasûlillâh,

Allah ﷻ yang Maha menciptakan segala sesuatu yang tidak akan diketahui hamba-Nya, termasuk virus Corona ini tidak ada satupun makhluk Allah ﷻ yang menduga akan datangnya virus ini, tentunya hal ini sangat mengubah kehidupan manusia yang seharusnya bisa bekerja, sekolah dan silaturahmi secara langsung menjadi berubah karena harus saling menjaga jarak dan berjauhan.

Kemunculan virus ini dimulai dari kota Wuhan RCC sekitar akhir tahun 2019, pada awalnya manusia banyak menduga-menduga hal ini terjadi karena pola hidup mereka, makanan yang dikonsumsi dan hal lainnya yang menyebabkan datangnya virus Corona dan menjadi siksaan atas perbuatan mereka.

Hampir semua orang termasuk beberapa kaum muslim yang awam menganggap datangnya wabah penyakit ini sebagai siksaan untuk mereka, namun sampai saat ini virus Corona masih terus menyebar sampai ke negara muslim, termasuk Indonesia bahkan Arab Saudi, dan jika dikatakan virus ini sebagai siksaan tentu Allah ﷻ akan mendahulukan menolong hamba-Nya yang taat, sebagaimana ketika Allah ﷻ hendak menurunkan siksaan pada kaum Nabi Nuh ‘laihisalaam berupa banjir yang besar, namun sebelum itu Allah ﷻ memerintah Nabi Nuh ‘alaihisalaam untuk membuat perahu dan mengajak kaumnya yang beriman untuk naik bersamanya, disini adalah bukti jika Allah ﷻ hendak menurunkan siksaan atas suatu kaum, pasti Allah ﷻ akan menyelamatkan terlebih dahulu hamba-hambaNya yang beriman.(Shihab, 2020)

Kenyataan yang dapat dirasakan saat ini, mereka yang terdampak virus Corona tidak hanya non-muslim tetapi banyak juga dari umat muslim yang terdampak dengan virus tersebut, maka dari itu virus ini dikatakan sebagai ujian, sebagaimana Allah ﷻ telah berfirman, “Hati-hatilah / peliharalah dirimu dari ujian yang  tidak hanya menimpa orang-orang yang zhalim di antara kamu dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras dengan siksaNya” (Q.S Al-Anfal [8]: 25)

Ayat di atas menekankan bahwa Allah ﷻ menurunkan ujian tidak hanya kepada mereka yang zhalim tetapi ujian itu Allah ﷻ turunkan juga kepada mereka yang beriman, hal  ini tentu Allah ﷻ memiliki tujuan tertentu sebagaima dalam al-Qur’an, “Sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui  (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal  ihwalmu” (Q.S Muhammad [47]: 31)

Disamping itu Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah berucap, ”Jika ada musibah, dan menimpa yang durhaka, maka itu adalah adab/ pendidikan. Apabila menimpa yang taat maka itu adalah ujian” layaknya seperti ujian yang ditimpakan kepada Nabi atau Rasul maka itu adalah peningkatan derajat dan kedekatan pada Allah, jika ujian dijatuhkan untuk para wali maka itu adalah penghormatan untuknya. Maka dari itu ujian yang ditimpakan kepada mereka yang taat tidak lain untuk menguji kesabaran dan ketaatannya terhadap Allah ﷻ.” (Shihab, 2020)

Sikap Umat Muslim Menghadapi Covid 19

Sikap umat muslim sebagai yang taat kepada perintah Allah subhânahu wa ta’âla, tentu juga menghargai kebijakan dan ketentuan yang dibuat oleh para ahli selagi tidak bertentangan dengan syariat Islam. Setelah kemunculan wabah virus Corona, para ahli kesehatan menganjurkan untuk tetap menjaga ketahan fisik, mempersiapkan mental yang kuat.

Selain itu para ulama pun ikut menganjurkan untuk mengikuti tuntunan ajaran Islam, ketika dihadapkan suatu penyakit tetaplah untuk berdo’a dan meminta kesembuhan kepada yang Maha menyembuhkan Allah Subhanahu wa Ta’ala,  dan hal ini pernah diucapkan Nabi Ibrahim n dan termaktub dalam al-Qur’an, “Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku” (Q.S Asy-Syu’ara [26]: 80)

Tindakan sebagai umat muslim  yang baik tentu dengan meyakini bahwa kekuatan do’a sangatlah luar biasa. Di tengah ujian duniawi dengan berserah diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan meminta pertolongan kepada-Nya, tentu akan membuat hati merasa tenang dan memberikan kekuatan batin dalam menghadapi suatu penyakit dan akan hilang rasa cemas. Hal itu tentu sangat dibenarkan karena berpengaruh kepada mental seseorang, dengan berdo’a mendekatkan diri pada Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menguatkan hati yang berdo’a dan memberikan energi positif sehingga tidak mudah merasa takut dan cemas. (Shihab, 2020)

Semua Atas Kehendak Allah l

Allah l berfirman, “Tiada suatu bencana pun yang  menimpa di bumi dan (tidak pula)pada dirimu sendiri melainkan telah  tertulis dalam kitab (Lawh mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Q.S. Al-Hadid [57] : 22)

Ayat diatas menunjukan bahwa segala sesuatu yang  terjadi adalah yang sudah dikehendaki-Nya, maka dari itu sebagai umat muslim harus mempercayai adanya “Qada” yaitu ilmu Allah menyangkut segala sesuatu sebelum terjadinya dan “Qadar” terjadinya sesuatu dalam kenyataan sesuai dengan ilmu-Nya dan sesuai dengan kehendak dan ukuran yang  telah ditetapkan Allah l. Maka dari semua yang terjadi atas umat manusia di muka bumi ini adalah yang telah Allah kehendaki.

Kehendak Allah tercermin melalui kadar yang telah ditetapkan-Nya, dimana manusia telah ditetapkan takdirnya tetapi diberi kebebasan dalam ruang takdir tersebut, manusia bisa beralih takdir dari takdir yang sebelumnya ke takdir Allah yang lain. Seperti Allah memberikan kehendaknya agar manusia dapat selalu sehat, tetapi hal itu bisa saja berubah seiring dengan proses hidup manusia tersebut apakah dapat menjaga kesehatannya atau tidak. Seperti wabah virus Corona ini memang terjadi atas izin Allah dan Allah juga yang menurunkan obatnya tapi bukan berarti manusia bebas melakukan apa saja tanpa ikhtiar di dalamnya, manusia tetap harus berusaha menghindari penyakit ini dan tetap berserah diri kepada Allah dan takdirNya.(Shihab, 2020)

Hikmah Dibalik Musibah 

Allah menurunkan musibah yang menjadi ujian bagi hampir seluruh manusia, datangnya ujian ini tidak membenarkan kita untuk protes dan menggerutu dengan keaadaan saat ini, tapi mari telaah bersama hikmah dibalik musibah ini, seperti:

  1. Mempelajari tuntunan agama, sehingga menyadari bahwa pentingnya berdo’a karena hanya Allah l yang mampu menolong atas segala musibah yang menimpa manusia,
  2. Menyebarnya virus ini, menuntut untuk terus berdiam di rumah, maka ini memberikan kesempatan untuk bagi kita untuk lebih dekat dengan keluarga, melakukan banyak kegiatan positif seperti mengaji bersama keluarga, mengajari anak atau saudara di rumah dan lainnya,
  3. Bagi mereka yang merenungi akan tersadar bahwa manusia adalah makhluk lemah dan memiliki keterbatasan, sehingga tidak akan muncul sifat-sifat yang ujub,
  4. Adanya musibah ini memberikan kesadaran bagi manusia, bahwa sesama manusia itu satu, bagaikan satu tubuh apabila salah satu anggota tubuh sakit maka seluruh anggota tubuh akan merasa sakit juga, maksudnya jika saudara kita terkena virus ini, maka tidak sedikit dari kita dan saudara lainnya membantu dan saling mendo’akan,
  5. Menyadarkan manusia bahwa kenikmatan material bukannlah segalanya,
  6. Menyadarkan manusia bahwa hidup itu sangat berharga, sehingga selalu mensyukuri keadaan apapun.(Shihab, 2020)

Dari beberapa hikmah di atas, masih banyak hikmah lainnya yang kita dapatkan selama pandemi ini, maka sepatutnya bagi umat muslim untuk tetap bersabar, berdo’a dan perbanyak amal kebaikan, karena ujian ini diturunkan kepada umat muslim untuk menguji seberapa sabar dan taat kita kepada Allah l.

Mari saling mendo’akan tolong menolong karena kita semua satu, tidak berbeda dan libatkan Allah dalam setiap keadaan.

Marâji’

Shihab, M. Q. (2020). Corona Ujian Tuhan, Sikap Muslim Menghadapinya (1st ed.). Tangerang Selatan: Lentera Hati.

Lia Ananda Haenida 

PAI UII 2017

Mutiara Hikmah

Dari Anas bin Malik a, Nabi ` bersabda,

إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَفَّى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (H.R. Tirmidzi no. 2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani).

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *