Mencari Keadilan Yang Sempurna Di Dunia?

Mencari Keadilan Yang Sempurna Di Dunia?

Bismillâhi walhamdulillâhi wash shalâtu was salâmu ‘alârasûlillâh,

Pembaca yang di rahmati Allah ﷻ, beberapa hari ini kita dihebohkan dengan pemberitaan kasus kekerasan dimana butuh waktu yang lama untuk menangkap pelakunya. Akan tetapi, tuntutan hukuman untuk pelaku tersebut dianggap tidak adil dan tidak memuaskan. Banyak kita temukan di kolom komentar berbagai sosial media perkataan seperti “Nyari pelakunya lebih lama daripada hukumannya”, “Wah karena dianggap gak sengaja hukumannya singkat, enak banget”, “Semakin terlihat hukum tajam ke bawah dan tumpul ke atas”, dan sejenisnya yang pada intinya menganggap hukuman untuk kasus tersebut tidak adil dan tidak setimpal karena telah mengakibatkan korban mengalami cacat pada fisiknya seumur hidup.

Disini penulis tidak akan berkomentar apapun tentang kasus tersebut. Akan tetapi perlu kita ingat dan ketahui bahwa tidak akan pernah kita temukan keadilan yang sempurna di dunia ini. Ketidaksempurnaan itulah ciri khas dunia ini dan setiap apa yang ada di dunia ini ada masanya.

Keadilan yang Sempurna Hanya Milik Allah ﷻ

Allah ﷻ adalah Rabb yang Maha Adil, dimana keadilan tersebut berdasarkan ilmu yang sempurna. Allah ﷻ berfirman, “Sesungguhnya tidak ada sedikitpun urusan langit ataupun bumi yang tersembunyi bagi Allah” (Q.S. ali-’Imran [3]: 5). Maka keadilan Allah ﷻ adalah keadilan yang sempurna yang tidak ada yang tersembunyi di atas-Nya. Sehingga Allah ﷻ tidak akan menghukum kecuali dengan alasan yang benar. Dan Allah ﷻ tidak akan menghukum kecuali telah menerangkan, mana yang benar dan mana yang salah. [1]

Adapun di dunia kita tidak akan pernah mendapatkan keadilan yang sempurna sebagaimana keadilan Allah ﷻ, karena terkadang manusia bisa berbuat adil dan bisa saja berbuat zhalim. Maka hendaknya kita tidak perlu terlalu pusing memikirkan ketidakadilan yang kita temui di dunia ini karena Allah ﷻ yang akan membalas setiap perbuatan dengan balasan yang setimpal di hari akhir nanti.

Tidak Ada yang Tersembunyi di Hadapan Allah ﷻ

Di akhirat nanti, Allah ﷻ akan membalas seluruh perbuatan yang kita lakukan di dunia, termasuk perbuatan zhalim dan perbuatan ketidakadilan. Walaupun perbuatan tersebut amat kecil dan amat tersembunyi pasti akan terlihat dan dibalas oleh Allah ﷻ. Hal ini sesuai dengan kaidah dalam agama kita yaitu al-jaza min jinsil amal yang artinya “Balasan akan didapat sesuai dengan amal perbuatan”. Orang yang berbuat baik, akan mendapat balasan kebaikan. Dan orang yang berbuat jahat, akan mendapat balasan yang buruk. [2]

Allah ﷻ berfirman, “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (Q.S. ar-Rahman [55]: 60). Allah ﷻ juga berfirman, “Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.” (Q.S. an-Nisâ’[4]: 123).

Luqman menasihati anaknya bahwa setiap perbuatan baik maupun perbuatan buruk akan ada balasannya kelak di hadapan Allah ﷻ, sesuai dengan firman-Nya, “(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui” (Q.S. Luqman [31]: 16).

Ibnu Katsir rahimahullâh berkata, “Ini adalah wasiat yang amat berharga yang Allah ceritakan tentang Lukman Al Hakim supaya setiap orang bisa mencontohnya. Kezhaliman dan dosa apa pun walau seberat biji sawi, pasti Allah akan mendatangkan balasannya pada hari kiamat ketika setiap amalan ditimbang. Jika amalan tersebut baik, maka balasan yang diperoleh pun baik. Jika jelek, maka balasan yang diperoleh pun jelek” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 11: 55)[3]

Asy Syaukani rahimahullâh menerangkan, “Meskipun kejelekan dan kebaikan sebesar biji (artinya: amat kecil), kemudian ditambah lagi dengan keterangan berikutnya yang menunjukkan sangat samarnya biji tersebut, baik biji tersebut berada di dalam batu yang jelas sangat tersembunyi dan sulit dijangkau, atau di salah satu bagian langit atau bumi, maka pasti Allah akan menghadirkannya (artinya: membalasnya)” (FathulQodir, 5: 489)[3]

Allah ﷻ juga berfirman, “Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan” (Q.S. al-Anbiya’ [21]: 47)

Juga serupa dengan firman Allah ﷻ yang lain, “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula” (Q.S. al-Zalzalah [99]: 7-8)

Walaupun kezhaliman tersebut sangat tersembunyi, Allah ﷻ akan tetap membalasnya. Karena Allah ﷻ berfirman, “Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui” (Q.S. Luqman [32]: 16)

Pada hari ketika nanti manusia dihisab di akhirat, tidak ada yang tersembunyi di hadapan Allah ﷻ sesuai dengan firman-Nya, “Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).” (Q.S. al-Haqqah [69]: 18)

Tetaplah Berusaha untuk Berbuat Adil

Walaupun tidak akan pernah kita temukan keadilan yang sempurna di dunia ini, hendaknya kita tetap berusaha untuk berbuat adil setiap saat karena yang demikian itu merupakan perintah dari Allah ﷻ sesuai dalam firman-Nya, “Dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (Q.S. al-Hujurât [49]: 9].

Bila dua kelompok dari orang-orang yang beriman bertikai, maka kalian (wahai orang-orang beriman) harus mendamaikan mereka, dengan menyeru mereka agar berhakim kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah ﷺ dan rela menerima hukum keduanya. Bila salah satu dari kedua kelompok melanggar dan menolak seruan kepada Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ, maka perangilah mereka hingga mereka kembali kepada hukum Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ. Bila mereka telah kembali, maka damaikanlah mereka dengan adil. Berlaku adillah dalam hukum kalian, jangan melampaui hukum Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ dalam mengambil keputusan. Sesungguhnya Allah ﷻ mencintai orang-orang yang berlaku adil dalam hukum mereka yang memutuskan dengan keadilan diantara makhlukNya. Dalam ayat ini terdapat penetapan sifat “mahabbah” bagi Allah ﷻ secara hakiki sesuai dengan keagungan Allah subhanahu wata’ala. [4]

Di ayat lain Allah ﷻ berfirman, “Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Maidah [5]: 8).

Ibnu Qayyim rahimahullah menukil ucapan seorang ulama salaf yang menafsirkan sikap adil dalam ayat ini, beliau berkata, “Orang yang adil adalah orang yang ketika dia marah maka kemarahannya tidak menjerumuskannya ke dalam kesalahan, dan ketika dia senang maka kesenangannya tidak membuat dia menyimpang dari kebenaran.” (Ar-Risalatut tabuukiyyah, hal.33) [5]

Sekali lagi, keadilan yang sempurna di dunia adalah mimpi yang tidak akan pernah menjadi kenyataan karena keadilan yang sempurna hanya milik Allah ﷻ yang Maha Adil. Semoga kita dimudahkan untuk berbuat keadilan dalam segala sesuatu dan dalam setiap waktu, serta dimudahkan dalam beramal kebaikan kepada Allah ﷻ dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah ﷻ.

Galih Enggartyasto

Teknik Mesin 2017

FTI UII

Marâji’

[1] https://bimbinganislam.com/apa-perbedaan-keadilan-allah-dan-keadilan-manusia/

[2] https://firanda.com/724-balasan-sesuai-perbuatan.html

[3] https://rumaysho.com/2373-nasehat-lukman-pada-anaknya-5-setiap-perbuatan-akan-dibalas.html

[4] https://tafsirweb.com/9779-quran-surat-al-hujurat-ayat-9.html

[5] https://muslim.or.id/6169-atasi-marahmu-gapai-ridho-rabbmu.html#_ftn12

Mutiara Hikmah

Rasulullah ﷺ bersabda,

لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

Bukanlah orang kuat (yang sebenarnya) dengan (selalu mengalahkan lawannya dalam) pergulatan (perkelahian), tetapi tidak lain orang kuat (yang sebenarnya) adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah” (H.R. al-Bukhari no. 5763 dan Muslim no. 2609).

Download Buletin klik disini

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *