Perkembangan Dakwah Di Era Digital
Perkembangan Dakwah Di Era Digital
Bismillâhi walhamdulillâhi wash shalâtu was salâmu ‘alâ rasûlillâh,
Pengantar
Dakwah berasal dari bahasa Arab yakni da’ȃ-yad’ȗ, yang artinya menyeru atau memohon, sedangkan dakwah adalah masdar dari da’ȃ-yad’ȗ- da’watan yang berarti seruan atau permohonan. Seperti surat al-Baqarah ayat 186, “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, (maka jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia berdo’a kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu dalam keadaan kebenaran.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 186).
Dalam ayat ini, dakwah berarti permohonan. Maka, dakwah bisa saja diartikan sebuah ajakan yang bisa saja baik dan juga bisa ajakan yang buruk. Tetapi masyarakat Islam sering memahami bahwa dakwah merupakan ajakan baik yang maksudnya adalah mengajak orang menuju jalan yang benar, jalan yang diridhai Allah ﷻ.
Dari beberapa definisi tentang dakwah, ada yang mengatakan dakwah mempunyai dua pengertian yakni arti sempit dan arti luasnya. Jika arti sempitnya, maka dakwah hanya diartikan sebagai ajakan baik untuk manusia, yang sering disebut dakwah bil-lisȃn, dan biasanya seperti ceramah-ceramah agama yang terjadi di masjid-masjid atau suatu daerah, yang bentuknya hanya sekedar pidato atau memberi ilmu dengan perkataannya. Dakwah bil-lisȃn ini sekarang berkembang menjadi dakwah bil-kitȃbah seperti tulisan-tulisan tentang dakwah atau pengetahuan Islam yang dijadikan buku atau yang ada di majalah.
Sedangkan untuk arti luasnya, maka dakwah tak hanya mengajak dengan perkataannya saja didepan orang banyak, bahkan ia bisa mempengaruhi sekaligus, tentunya dengan cara yang sesuai dengan suasana di tempat atau daerah yang didakwahi. Dakwah yang seperti ini disebut dengan dakwah bil-hȃl, yakni dakwah yang dapat mempengaruhi orang lain dengan perilaku yang dilakukan oleh pendakwah tersebut, jadi tak hanya dengan perkataannya tetapi juga mencerminkan perilaku atau akhlaknya kepada sekelompok orang sehingga mereka dapat terpengaruh karena amal perbuatan pendakwah tersebut dan mulai memilih jalan yang diridhoi oleh Allah ﷻ.
Dakwah Pada Masa Awal Islam
Melihat sejarah Nabi Muhammad ﷺ yang berusaha mengerahkan segala yang dipunya hanya untuk mengajak orang agar berada dalam jalan yang benar. Saat itu, ada beberapa tahapan dakwah, dakwah periode Makkah ada tiga tahapan, yaitu[1]:
- Tahapan dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang berlangsung selama tiga tahun.
- Tahapan dakwah secara terang-terangan yang berlangsung mulai dari tahun ke-4 nubuwah hingga akhir tahun ke-10.
- Tahapan dakwah diluar Makkah, yang saat itu dimulai dari tahun ke-10 nubuwah sampai hijrah ke Madinah.
Usaha Nabi Muhammad ﷺ untuk menyebarkan Islam memang sangat besar, dan begitu banyak tantangan yang dihadapi Nabi Muhammad ﷺ saat mulai mengajak orang-orang untuk memeluk agama Islam. Yang awalnya Nabi Muhammad ﷺ berdakwah secara sembunyi-sembunyi, karena melihat masyarakat Makkah saat itu yang menyembah patung-patung dan berhala-berhala, maka akan membuat mereka tambah berontak jika dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ﷺ saat itu secara tiba-tiba. Maka dari itu, Nabi Muhammad ﷺ menampakkan ajaran Islam kepada kerabat terdekat Nabi ﷺ, seperti keluarganya saat itu. Dan orang-orang terdekat Nabi ﷺ saat itu juga tidak meragukan ajakan Nabi ﷺ untuk memeluk agama Islam, mereka mempercayai itu karena mereka juga melihat Nabi ﷺ merupakan orang yang terkenal dengan kejujurannya.
Maka, setelah dakwah secara sembunyi-sembunyi, Rasulullah ﷺ memulai dakwah secara terang-terangan. Dan ini adalah tahapan dakwah yang kedua yang terjadi di Makkah. Rasulullah ﷺ memulai dakwah kepada keluarganya yang masih menyembah berhala. Banyak sekali tantangan yang harus dihadapi Rasulullah ﷺ saat memulai dakwah secara terang-terangan ini, tetapi Rasulullah ﷺ tetap sabar dalam menghadapinya, dan Allah ﷻ juga selalu memberi pertolongan kepada ummat manusia yang berada di jalan-Nya. Terutama pada tahapan dakwah yang ketiga, dakwah diluar Makkah, tantangan yang dihadapi bertambah besar, bahkan ada kaum yang sampai ingin menghabisi Rasulullah ﷺ saat itu, hingga akhirnya pertolongan Allah ﷻ datang untuk melindungi Rasulullah ﷺ.
Dakwah Pada Era Digital
Dengan adanya perkembangan teknologi di era digital ini, maka bertambah sulit pula masalah yang dihadapi. Strategi dakwah dengan adanya perkembangan teknologi juga harus berkembang. Pengembangan strategi dakwah, yaitu dengan mengembangkan nilai-nilai Islam yang dipadukan secara kreatif dan inovatif dan dikaitkan dengan kehidupan masyarakat saat ini. Dakwah seperti ini juga harus mampu mengisi kekosongan hati masyarakat tentang ilmu agama, dan juga mengajarkan tentang perkembangan di masa depan tetapi tetap terkandung nilai-nilai Islam didalamnya.[2]
Dakwah pada era digital sekarang ini juga harus menggunakan strategi, yakni dengan menggunakan teknologi yang ada dengan cara yang bijak dan dapat menebarkan pengaruh positif kepada masyarakat. Karena perkembangan teknologi sekarang tidak bisa dikendalikan, sampai ada juga masyarakat yang tidak bisa mengikuti perkembangan tersebut karena begitu cepatnya, orang tinggal duduk dan dia juga dapat mendapatkan apa yang ia mau.
Sepesat itu teknologi saat ini berkembang, zaman sekarang juga orang tidak perlu lagi menyibukkan diri untuk pergi jauh, karena semua sudah tersedia dan serba instan. Maka dari itu, media yang digunakan untuk dakwah juga harus memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang pesat ini. Media yang digunakan oleh pendakwah harus dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dan sesuai dengan keadaan masyarakat saat itu.
Teknik yang digunakan untuk berdakwah juga harus sesuai dengan adat masyarakat, karena dakwah ini bermaksud untuk mengajak masyarakat berbuat baik, dan agar ajaran-ajaran agama Islam bisa sampai kepada mereka. Antara cara dakwah yang berhikmah adalah dengan kelembutan, karena dengan kelembutan seseorang akan merasakan senang karena perilaku lembut yang dilakukan oleh pendakwah, dan dengan cara itu juga orang-orang mau mendengarkan apa yang disampaikan oleh pendakwah tersebut.[3] Karena kelembutan itu akan datang dari hati, dan hal tersebut dapat mempengaruhi orang-orang sekitar. Tak hanya dengan kelembutan, dakwah juga dengan kesabaran. Seperti Rasulullah ﷺ, kesuksesan dakwah Rasul ﷺ karena kesabaran yang beliau miliki sehingga dapat mengetuk pintu hati orang-orang yang dahulu pernah menganggap remeh terhadap Rasulullah ﷺ. Dan dakwah yang dilakukan juga harus dengan rendah hati dan juga rendah diri terhadap semua masyarakat yang beriman.
Maka dari itu, melihat penjelasan diatas dan berkembangnya zaman melalui perkembangan teknologi saat ini, baiknya dakwah dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai wawasan dan pengetahuan yang cukup dengan menggunakan metode dan media yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan kondisi masyarakat saat ini.
Penyusun:
Qonitah Cahyaning Tyas
Prodi PAI 2017
[1] Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri.1414 H. Ar-Rohiq Al-Makhtum. Riyadh: Darussalam. hal. 72
[2] Murniaty Sirajuddin. Pengembangan Strategi Dakwah Melalui Media Internet dalam Jurnal Al-Irsyad An-Nafs, Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam, Vol. 1, No. 1 Desember 2014, hal. 11-23 (13-14)
[3] Khoirun Nisa’. Dakwah Masa Kini (Peran Teknologi Dan Hilangnya Sebuah Keteladanan) dalam Jurnal Ummul Qura, Vol. IX, No. 1 Maret 2017, hal. 1-15 (6)
Mutiara Hikmah
Rasulullah ﷺ bersabda dalam sebuah hadits:
فَإِنَّ الرِّفْقَ لَمْ يَكُنْ فِى شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ نُزِعَ مِنْ شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ شَانَهُ
“Sesungguhnya lemah lembut tidaklah ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah dicabut dari sesuatu kecuali akan memperkeruhnya”(H.R. Abu Dawud, sanad: shahih).
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!