Balasan Bagi Seseorang Yang Berbakti Kepada Orang Tua
Bismillâh walhamdulillâh washalâtu was salâmu ‘alâ rasûlillâh, wa ba’du.
Kedudukan Berbakti kepada Orang Tua
Pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah ﷻ ketahuilah bahwa berbakti kepada kedua orang tua adalah kewajiban kita sebagai muslim dan muslimah. Berbakti kepada orang tua memiliki kedudukan yang sangat mulia yang mana merupakan amalan paling utama setelah kita diperintahkan untuk menyembah kepada Allah ﷻ oleh karena itu begitu besarnya hak kedua orang tua.
Allah ﷻ berfirman, “Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya…” (Q.S. al-Isra [17]: 23). Di ayat yang Allah ﷻ juga berfirman, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu apapun, dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak…” (Q.S. an-Nisa [4]: 36)
Bahkan berbakti kepada orang tua lebih didahulukan dari berjihad, dijelaskan pada suatu kisah dari ‘Abdullah bin ‘Amr ia berkata ketika seorang laki-laki mendatangi Rasulullah ﷺ lalu meminta izin untuk berjihad, kemudian beliau bersabda, “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” orang itu menjawab, “Masih.” Beliau lalu bersabda, “Berjihadlah pada kedua orang tuamu.” (H.R. al-Bukhari dalam Kitab al-Adab 5972)
Karena begitu besar hak orang tua pada anak-anaknya bahkan menempati urutan kedua setelah hak Allah ﷻ. Dimana kebaikan yang diberikan seorang ibu yang telah mengalami kelelahan dalam mengandung dan melahirkan, lalu mengasuh, merawat, kemudian mendidik anak-anaknya hingga tumbuh besar dan berkembang. Serta jasa seorang ayah yang kelelahan dalam mengurusi anak-anaknya, ia selalu bekerja keras memberikan penghidupan yang terbaik untuk anak-anaknya agar mereka bahagia dan berharap anak-anaknya mendapat kehidupan yang lebih baik dari dirinya.
Maka dari itu kita diperintahkan untuk berbuat baik kepada keduanya sebagaimana yang Allah ﷻ firmankan,“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S. Luqman [31]: 14)
Berbakti kepada orang tua merupakan perintah langsung yang Allah ﷻ sebutkan di dalam Al-Qur’an dan amalan yang paling dicintai oleh Allah ﷻ, sebagaimana hadits dari ‘Abdullah bin Mas’ud ia bercerita, Aku pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ amal apakah yang paling dicintai oleh Allah? Rasulullah ﷺ menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku mengatakan “Lalu apa lagi?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada orang tua.” Aku bertanya lagi “Lalu apa lagi?” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah.” (H.R. al-Bukhari II/9-Al-Fat-h dan Muslim 85)
Orang Tua adalah Pintu Surga Paling Tengah
Berbakti kepada orang tua berarti berbuat baik kepada mereka baik dengan ucapan, perbuatan, maupun harta sesuai yang ia mampui. Berbuat baik kepada orang tua merupakan cara yang paling mudah dan paling dekat yang menjadi sebab seseorang akan dimasukkan kedalam surga sebagaimana hadits dari Abu Darda radhiyallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda, “Orang tua adalah pintu surga paling tengah (paling baik). Jika engkau mau, sia-siakan saja pintu itu, atau engkau akan menjaganya.” (H.R. Ahmad 28276, Turmudzi 2022, Ibn Majah 3794, dan dihasankan Syuaib al-Arnauth)
Bakti Kepada Orang Tua yang Masih Hidup
Seseorang tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan untuk berbakti kepada orang tua karena hal itu merupakan suatu perbuatan yang sangat dicintai oleh Allah ﷻ dan Rasul-Nya. Dan Rasulullah ﷺ menegaskan sungguh merugi bagi mereka yang menyia-nyiakan dari berbakti kepada orang tua, Rasulullah ﷺ bersabda, “Sungguh merugi, sungguh merugi dan sungguh merugi seseorang yang mendapati kedua orangtuanya, baik salah satu atau kedua-duanya pada saat usia lanjut, tetapi dia tidak masuk surga.” (H.R. Muslim 2551)
Berbakti dan berbuat baik kepada orang tua merupakan hal yang wajib bagaimanapun keadaan orang tua, baik ketika mereka masih muda atau ketika sudah lanjut usia. Namun ketika orang tua sudah lanjut usia dengan kondisi mereka yang pada saat itu semakin lemah fisik dan berkurangnya kemampuan mereka, bakti anak kepada orang tua lebih dibutuhkan pada saat itu.
Bentuk-bentuk berbakti kepada orang tua sangat banyak macam-macamnya terutama saat mereka masih hidup seperti meringankan beban mereka, meyelesaikan masalah mereka, mentaati mereka selama bukan dalam kemaksiatan, mendoakan kebaikan untuk mereka, menanyakan kabar, meminta izin kepada orang tua ketika hendak pergi atau dalam suatu urusan, memberikan nasihat yang baik kepada mereka dengan cara yang hikmah, dan mengajak mereka menghadiri majelis ilmu. Bentuk bakti kepada orang tua bisa juga berupa akhlak yang baik, berkata lemah lembut penuh kasih sayang, merendahkan diri dihadapan mereka, menunjukkan wajah berseri-seri, tidak membentak mereka, tidak membuat mereka marah atau menangis, dan segala hal yang dapat membuat mereka tenang.
Bakti Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal
Adapun ketika orang tua sudah meninggal baik salah satu atau keduanya, seseorang masih memiliki kesempatan untuk berbakti kepada orang tua dengan cara menjadi anak yang shalih dan selalu mendoakan mereka, dan menjaga hubungan kekerabatan pada orang-orang terdekat mereka dahulu serta menjaga persahabatan pada orang-orang yang menjadi sahabatnya orang tua.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda, “Bentuk kebaktian kepada orang tua yang paling tinggi, menyambung hubungan dengan orang yang dicintai bapaknya, setelah ayahnya meninggal.” (H.R. Muslim no. 2552)
Durhaka Kepada Orang Tua
Kemudian kebalikan dari berbakti yaitu durhaka kepada orang tua ia merupakan salah satu dosa besar yang pelakunya akan diancam adzab yang pedih di dunia dan di akhirat, Rasulullah ﷺ bersabda, “Dosa-dosa besar yang paling besar adalah: Menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua, dan ucapan palsu atau persaksian palsu.” (H.R. al-Bukhari 5976 dan Muslim 87)
Bentuk durhaka ada banyak macamnya, salah satu bentuk durhaka yang paling kecil yang bahkan tidak seorangpun diperbolehkan melakukannya seperti perkataan “Ah” kepada orang tua, Allah ﷻ berfirman, “…Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Q.S. al-Isra [17]: 23)
Durhaka dengan berkata “Ah” saja tidak diperbolehkan apalagi dengan perbuatan yang lebih besar dari itu seperti mencela, membuat orang tua menangis, menyakiti mereka, membentak dan sebagainya.
Semoga Allah ﷻ menjadikan kita orang yang berbakti kepada kedua orang tua dan semoga Allah ﷻ membalas segala kebaikan bagi mereka yang berusaha untuk berbakti kepada orang tua dengan pahala yang sangat banyak, memberkahi segala urusan-urusannya dan menjadi sebab ia dimasukkan kedalam surgaNya yang paling tinggi. Âmîn yâ rabbal ‘âlamîn.
Penyusun:
Much Diki Mualimin
Mahasiswa Ahwal Syakhshiyah
Universitas Islam Indonesia
Marâji’:
Imam Al-Bukhari, Al-Adab Al-Mufrad (Kumpulan Hadits Adab dan Akhlak Seorang Muslim), Jakarta Timur: Griya Ilmu, 2018
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz dan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, Cinta, Pengorbanan, dan Air Mata, Yogyakarta: Maktabah Al-Hanif – 2007
Abu ‘Uyainah Muhammad Yusuf As-Sahaby, Ummi, Izinkan Aku Menangis, Bogor: Darul Ilmi Publishing, 2011
Mutiara Hikmah
Do’a Memohon Ampunan Untuk Kedua Orang Tua dan Kaum Mukminin
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
“Ya Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku, dan sekalian orang-orang mu’min pada hari terjadinya hisab (hari Kiamat).” (Q.S. Ibrâhîm [14]: 41).
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!