Bergembira dengan Hadirnya Ramadhan
Bergembira dengan Hadirnya Ramadhan
Fathurrahman Al Katitanji
Bismillâhi wal hamdulillâhi wash shalâtu was salâmu ‘alâ rasûlillâh, amma ba’du!
Saudaraku, bergembiralah dengan hadirnya Ramadhan, yang sebentar lagi akan tiba. Sudah seharusnya kita bergembira dengan hadirnya Ramadhan. Karena Ramadhan adalah bulan mulia yang diberkahi, banyak keutamaan di dalamnya, setiap amal shalih dilipatgandakan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan diikat dan di sana terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. subhânallâh!
Saudaraku, tidakkah kesempatan ini, menjadikan kita lebih bersemangat menyambut Ramadhan dengan gembira? Tidak sepantasnya seorang muslim melewatkan kegembiraan siang dan malamnya tanpa amal shalih. Selayaknyalah kaum muslimin dimotivasi untuk bergembira akan hadirnya Ramadhan dengan memperbanyak ibadah di bulan tersebut dengan berbagai amal shalih.
Kabar Gembira dari Rasulullah ﷺ.
Sahabat Abu Hurairah pernah bercerita, ketika datang Ramadhan, Rasulullah ﷺ memberi kabar gembira kepada para sahabat akan datangnya Ramadhan. Beliau bersabda,
قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
“Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa. Di bulan ini, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan diikat; di sana terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa terhalangi untuk mendapat kebaikannya, berarti dia telah terhalangi untuk mendapatkan kebaikan.” (HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/385).[1]
Ibnu Rajab Al-Hambali menjelaskan,
ﻛَﻴْﻒَ ﻻَ ﻳُﺒْﺸِﺮُ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦُ ﺑِﻔَﺘْﺢِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏِ ﺍﻟْﺠِﻨَﺎﻥِ ﻛَﻴْﻒَ ﻻَ ﻳُﺒْﺸِﺮُ ﺍﻟﻤﺬﻧﺐ ﺑﻐﻠﻖ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﻨﻴﺮﺍﻥ ﻛَﻴْﻒَ ﻻَ ﻳﺒﺸﺮ ﺍﻟﻌﺎﻗﻞ ﺑﻮﻗﺖ ﻳﻐﻞ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺸﻴﺎﻃﻴﻦ ﻣﻦ ﺃﻳﻦ ﻳﺸﺒﻪ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺰﻣﺎﻥ ﺯﻣﺎﻥ
“Bagaimana tidak gembira? seorang mukmin diberi kabar gembira dengan terbukanya pintu-pintu surga. Tertutupnya pintu-pintu neraka. Bagaimana mungkin seorang yang berakal tidak bergembira jika diberi kabar tentang sebuah waktu yang di dalamnya para setan dibelenggu. Dari sisi manakah ada suatu waktu menyamai waktu ini (Ramadhan).”[2]
Saudaraku yang berbalut kebahagiaan, pantaslah kita bergembira dan bersuka cita karena setiap kebaikan yang dilakukan di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan dengan kelipatan yang banyak. Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada bau minyak kasturi.” (H.R. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)[3]
Mempersiapkan Diri Menyambut Ramadhan.
Saudaraku, perhatikanlah bagaimana generasi salaf menyambut Ramadhan. Mereka mempersiapkan diri menyambut Ramadhan sejak enam bulan sebelumnya. Semakin dekat dengan Ramadhan mereka semakin gembira. Kegembiraan ini mereka ungkapkan dalam berbagai amal shalih yang dilakukan sebelum Ramadhan, termasuk doa yang mereka lantunkan agar dipertemukan dengan Ramadhan.
Al-Hafidz Ibnu Rajab menyebutkan satu riwayat yang menunjukkan semangat mereka dalam menyambut Ramadan.
Mu’alla bin Al-Fadhl – ulama tabi’ tabiin –,
كاَنُوا يَدْعُونَ اللهَ تَعَالَى سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ ثُمَّ يَدْعُونَهُ سِتَّةَ أَشْهُرِ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ
“Dulu para sahabat, selama enam bulan sebelum datang Ramadhan, mereka berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama enam bulan sesudah ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan Ramadhan.”[4]
Satu harapan yang luar biasa bagi para salaf, agar bertemu dengan Ramadhan. Karena mereka menilai Ramadhan adalah bulan yang sangat istimewa, sehingga mereka tidak akan menjadikannya kesempatan yang sia-sia.
Di antara perkataan ulama salaf yang menunjukan kerinduan akan datangnya Ramadhan adalah apa yang disebutkan oleh Al-Hafidz Ibnu Rajab Al Hambali. Beliau menyebutkan dari Yahya bin Abi Katsir – seorang ulama tabi’in –, mengatakan bagaimana doa sebagian sahabat ketika akan datang Ramadhan, bahwa beliau mengatakan:
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.”[5]
Saudaraku, janganlah risau! in syaa Allah tidaklah mengapa jika seorang muslim berdoa kepada Allah, selain doa yang disebutkan para salaf, agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan, seraya meminta taufq kepada-Nya agar dapat melakukan ketaatan dengan baik selama Ramadhan dan memberikan kemudahan untuk terus beramal dibulan setelahnya.
Ya Allah karuniakan kepada kami pertemuan yang indah dengan Ramadhan, rasa bahagia, hati yang lapang, kesempatan beramal shalih selama Ramadhan dan terimalah amal-amal shalih kami selama Ramadhan. Âmîn.[]
Mutiara Hikmah
Dari Abu Hurairah berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda,
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ، وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ.
“Betapa banyak orang yang berpuasa, hanya mendapatkan dari puasanya rasa lapar dan haus saja, dan betapa banyak orang yang melakukan qiyamullail hanya mendapatkan dari qiyamullailnya terjaga (begadang) saja.” (HR. Ahmad: 8693 dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban: 8/257 dan Syeikh Albani dalam Shahih Targhib: 1/262)
[1] Dinilai shahih oleh Al-Arna’uth dalam Takhrijul Musnad, no. 8991.
[2] Al Hafidz Ibnu Rajab al Hambali, Latha’if Al-Ma’arif h. 148.
[3] Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Luqman dan Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as Sidawi. Panduan Lengkap Puasa Ramadhan Menurut al Qur’an dan Sunnah. Gresik: Pustaka Al Furqan, 1431 H. Cet.ke-1. h. 18.
[4] Al Hafidz Ibnu Rajab al Hambali, Lathaif Al-Ma’arif, h. 264.
[5] Al Hafidz Ibnu Rajab al Hambali, Lathaif Al-Ma’arif, h. 264.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!