Yakin Kamu Ingin Kebaikan Untuk Negaramu?

Yakin Kamu Ingin Kebaikan Untuk Negaramu?

Yanayir Ahmad

 

Bismillâhi wash shalâtu was salâmu ‘alâ rasûlillâhi, waba’du.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, tidak terasa Negara Kita Indonesia sudah berdiri selama 78 tahun lamanya. Alhamdulillâh, suatu nikmat yang sudah semestinya selalu kita jaga bersama. Kita senantiasa bersyukur dengan hati, yakni meyakini dengan tulus bahwa nikmat kemerdekaan ini datangnya adalah dari Allah .

Kitapun bersyukur dengan lisan, yakni dengan menyebut-nyebut nikmat tersebut dalam rangka bersyukur kepada Allah ﷻ, yang mana ini juga dicontohkan oleh para pahlawan kita para pendiri bangsa, yakni dengan apa yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi, “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa….” Tak lupa juga dengan terus mendoakan kebaikan untuk negeri kita Indonesia, doa kebaikan untuk para pahlawan, doa kebaikan untuk para pemimpin, dan doa kebaikan untuk kaum muslimin secara umum, dan khususnya di Negeri kita Indonesia. Bukankah Allah Maha Mampu untuk mengabulkan doa-doa kita sebanyak apapun permintaan kita? Maka berusahalah untuk terus berdoa untuk kebaikan negeri, pemimpin, serta kaum muslimin.

Perbanyak Doa Kebaikan untuk Indonesia

Coba kita renungkan, seberapa sering kita mendoakan kebaikan untuk negeri kita? dengan doa yang singkat mungkin seperti dalam al-Qur’an,

رَبِّ ٱجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا ءَامِنًا

“Ya rabbku, jadikan negeri ini negeri yang aman…” (Q.S. al-Baqarah [2]: 126)

atau doa kebaikan yang lainnya. Mungkin sangat jarang, padahal seharusnya doa seperti ini adalah hal yang perlu kita perbanyak kalau kita inginkan kebaikan untuk negeri kita Indonesia.

Seberapa sering kita doakan kebaikan untuk pemimpin negeri ini? Fudhail bin ‘Iyadh pernah berkata tatkala beliau ditanya tentang maksud dari ucapan beliau, “Seandainya aku memiliki doa yang mustajab, akan aku peruntukan bagi pemimpin,” dimana beliau menjawab, “Jika aku tujukan doa tersebut pada diriku saja, maka itu hanya bermanfaat untukku. Namun jika aku tujukan untuk pemimpinku, maka rakyat dan negara akan menjadi baik.”[1]

Tingkatkan Iman dan Taqwa

Kemudian kita juga bersyukur dengan anggota badan, yakni dengan mengisi hari-hari dengan melaksanakan perintah-perintah Allah  serta meninggalkan larangannya. Yakni dengan meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah ﷻ.

Allah berfirman,

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

Seandainya penduduk negeri itu beriman dan bertaqwa, sungguh akan kami limpahkan keberkahan kepada mereka dari langit maupun dari bumi. Akan tetapi mereka justru mendustakan (Para Rasul dan ayat-ayat Kami), maka kami siksa mereka akibat berbuatan mereka.” (Q.S. al-A’râf [7]: 96)

Di dalam Mukhtashar fit Tafsir disebutkan mengenai ayat di atas, “Seandainya penduduk negeri yang kami utus kepada mereka para rasul itu mereka meyakini apa yang dibawa oleh para Rasul dan mereka bertaqwa kepada Allah dengan meninggalkan kekufuran dan maksiat serta melaksanakan perintah-perintah-Nya, nisacaya akan kami bukakan pintu-pintu kebaikan untuk mereka dari semua arah, akan tetapi mereka malah tidak mau meyakini apa yang dibawa oleh Para rasul serta tidak mau bertaqwa kepada Allah , bahkan mereka mengingkari ajaran para rasul, maka kami hukum mereka secara tiba-tiba akibat dari apa yang telah mereka lakukan.”[2]

Sebelumnya dalam ayat disebutkan keberkahan, keberkahan sendiri maknanya adalah langgengnya kebaikan, bertambah, banyaknya, dan tetapnya kebaikan itu, dan barakah itu dari Allah.[3] Sehingga berkah adalah kebaikan. Oleh karena itu, ketika kita menginginkan kebaikan untuk negeri kita, keberkahan yang banyak untuk negeri kita dan seterusnya, maka yang harus kita lakukan adalah terus meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah ﷻ.

Kuncinya Terus Belajar! Bukankah ilmu itu sangat luas?

Nah, ketika kita mengetahui kalau kita jujur ingin kebaikan untuk negeri yaitu dengan beriman dan bertaqwa, maka kuncinya adalah belajar. Ya, karena iman dan taqwa dalam praktiknya perlu ilmu, dan usaha yang kita tempuh untuk mendapatkan ilmu adalah dengan belajar. Bagaimana kita bisa tahu rincian rukun iman yang 6 kalau tidak belajar? Bagaimana kita tahu konsekuensi dari rukun iman kalau tidak belajar? Selain itu, Amal adalah bagian dari iman, bagaimana kita bisa shalat dengan baik, puasa dengan benar, haji dan selainnya kalau tidak belajar? Bagaimana bisa tahu mana akhlaq yang baik, mana akhlak yang buruk kalau tidak belajar? Mana shadaqah yang wajib, mana yang sunnah? Dan seterusnya.

Kemudian taqwa pun begitu pula, taqwa sebagaimana kita ketahui adalah melaksanakan perintah-perintah Allah ﷻ dan meninggalkan larangan-larangan Allah , tentu saja harus di atas ilmu. Bagaimana kita mau menghadirkan niat mengharap pahala dari Allah  dari suatu perbuatan kalau kita tidak tahu kalau perbuatan itu diperintahkan dalam syariat atau bisa jadi perantara kepada hal yang diperintahkan? Bagaimana kita bisa takut melakukan suatu perbuatan terlarang kalau pada saat itu kita tidak mengetahui kalau perbuatan itu terlarang dalam syariat? Tentunya kita butuh untuk terus belajar.

Semoga Allah  berikan taufiq kepada kita semua untuk terus menigkatkan iman dan taqwa. Semoga Allah jadikan negri kita Indonesia negeri yang aman dan diberkahi. Âmîn.

Washallāhu ‘alā muhammadin wa a’lā ālihi washahbihi wasallam.

Marâji’:

[1] Muhammad Abduh Tuasikal. Doa untuk Pemimpin Negeri”. Sumber https://rumaysho.com/7206-doa-untuk-pemimpin-negeri.html” . Diakses 16 Agustus 2023.

[2] Kumpulan Ulama Ahli Tafsir. Mukhtashar fit Tafsir. Riyadh: Markaz tafsir lid Dirasah al-Qur’aniyyah. 1436 H. Cet.k-3. h. 163.

[3] Muhammad Shalihi Al-Munajjid. “At-Tabarruk al-Masyru’ wal-Mamnu’”. https://almunajjid.com/speeches/lessons/514 . Diakses 16 Agustus 2023.

Download Buletin klik disini

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *