Bekal Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Bekal Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Nizar Sadat

(Mahasiswa FIAI)

 

Bismillâhi wal hamdulillâhi wash shalâtu was salâmu ‘alâ rasûlillâh, waba’du.

Tinggal menghitung hari, seluruh umat muslim di berbagai belahan dunia akan menyambut datangnya bulan yang suci Ramadhan. Semua umat muslim diseluruh dunia akan melaksanakan ibadah rukun Islam yang ke-3 yaitu puasa Ramadhan. Ketahuilah bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang banyak memiliki keistimewaan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu, dan ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu lailatul qadr. Perhatikan hadits dari Abu Hurairah z, dia berkata, ‘Tatkala Ramadhan tiba, Rasûlullâh ﷺ bersabda,

قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنَ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

Telah datang kepada kalian,[1] (bulan) Ramadhan. Bulan berberkah yang Allah wajibkan puasa terhadap kalian. Di dalamnya, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka Jahîm ditutup, dan para syaithan dibelenggu. Padanya, terdapat malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa yang kebaikan (bulan tersebut) diharamkan terhadapnya, berarti ia telah (betul-betul) diharamkan.” (HR. Ahmad no. 8631 dan an-Nasai’no. 2079)[2]

Hadits diatas menjelaskan bahwa pada bulan Ramadhan ini banyak sekali keistimewaan didalamnya, keistimewaan yang bisa diambil hanya setiap satu tahun sekali. Maka sebagai umat muslim sudah seharusnya bergembira untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Lantas, sebagai seorang muslim bagaimana bekal ilmu menyambut bulan suci Ramadhan?

Menyambutnya Dengan Senang Hati

Kaum muslimin di seluruh dunia ini pantas untuk menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan dengan senang hati dan gembira, karena disetiap kebaikan yang dilakukannya pasti akan dilipatgandakan oleh Allah U dengan kelipatan yang berlipat-lipat ganda. Dari Abu Hurairah z, Rasûlullâh ﷺ bersabda,

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

Berdasarkan hadits ini, rasa senang gembira ini pastinya akan menuntun kita agar bisa memaksimalkan dan menjadikan bulan Ramadhan sebagai ajang kompetisi diri untuk mengambil segala bentuk pahala disetiap kebaikan yang kita kerjakan.

Mempersiapkan Fisik

Dari Abu Hurairah, beliau berkata, Rasûlullâh ﷺ bersabda,

اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh daripada Mukmin yang lemah.” (HR. Muslim no. 2664) [3]

Fisik yang kuat akan menjadi peluang besar untuk melakukan ketaatan kepada Allah U. Sehingga muslim yang kuat akan semakin banyak melakukan kebaikan pada bulan Ramadhan, dan semakin banyak juga pahala yang akan didapat oleh dirinya. Maka dari itu, mempersiapkan fisik untuk menyambut bulan suci Ramadhan adalah salah satu yang kita perlu lakukan, karena umat muslim akan melaksanakan puasa selama 1 bulan. Selain mempersiapkan fisik, sebagai manusia yang berakal kita juga perlu menahan hawa nafsu ketika berpuasa, baik hawa nafsu untuk makan, minum, dan menahan hawa nafsu (tidak berhubungan suami istri ketika berpuasa).

Membekali Diri dengan Ilmu

Membekali diri dengan fiqih puasa sebelum Ramadhan akan menjadikan amalan di bulan Ramadhan akan semakin sempurna. Karena Islam mengajarkan agar setiap muslim berbekal ilmu sebelum berkata dan beramal. Memahami panduannya, sebelum beramal. Allah ﷻ berfirman,

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ

“Ilmuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu. (QS. Muhammad [47]: 19).

Kata imam Bukhari ketika beliau menjelaskan ayat ini,

باب الْعِلْمُ قَبْلَ الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ

Penjelasan, bahwa ilmu harus didahulukan sebelum berbicara dan beramal.” (Shahih Bukhari, 1/130).

Beramal dengan ilmu, dalam arti berdasarkan dalil, akan membuat amal kita semakin meyakinkan. Sebagai seorang muslim, berpuasa saja tidak cukup dengan menahan lapar dan haus, ada faktor lain yang harus dipelajari. Dari Abu Hurairah z berkata, “Rasûlullâh ﷺ bersabda,

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ، وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ

Berapa banyak orang yang berpuasa, hanya mendapatkan dari puasanya rasa lapar dan haus saja, dan berapa banyak orang yang melakukan qiyamullail hanya mendapatkan dari qiyamullailnya terjaga (begadang) saja.” (HR. Ahmad no. 8693)[4]

Penting memahami fiqih puasa agar puasa kita berkualitas disisi Allah ﷻ dan menjadi wasilah diampuninya dosa-dosa kita. Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasûlullâh ﷺ bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.”  (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).

Yang dimaksud berpuasa atas dasar iman yaitu berpuasa karena meyakini akan kewajiban puasa. Sedangkan yang dimaksud ihtisab adalah mengharap pahala dari Allah ﷻ. (Lihat Fathul Bari, 4: 115).[5]

Semoga kita bisa menyambut datangnya bulan suci Ramadhan ini dengan gembira dan segala bentuk niat, ikhtiar kita untuk menyambut bulan suci Ramadhan ini menjadi nilai ibadah di mata Allah ﷻ, dan semoga kita bisa di pertemukan di bulan suci Ramadhan tahun ini.

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan” (HR. Ahmad 1/259) [6]

Marâji’:

[1] Dalam riwayat lain dengan redaksi أَتَاكُمْ (Hadits shahih diriwayatkan oleh Ahmad 225/9-Al-Fath Ar-Rabbani dan An-Nasa’i 129/4 dan dishahihkan oleh Al-AlBani dalam At-Targhib 490/1). https://pesantrenalirsyad.org/majelis-ramadhan-ke-2-keutamaan-ramadhan-dan-puasa/. Diakses pada 19 Februari 2024.

[2] Diriwayatkan oleh Ahmad, An-Nasâ`iy, dan selainnya. Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Tamâmul Minnah hal. 395 lantaran beberapa jalurnya.

[3] Hadits ini shahîh. Diriwayatkan oleh Muslim (no. 2664); Ahmad (II/366, 370); Ibnu Mâjah (no. 79, 4168); an-Nasâ-i dalam Amalul Yaum wal Lailah (no. 626, 627); at-Thahawi dalam Syarh Musykilil Aatsâr (no. 259, 260, 262); Ibnu Abi Ashim dalam Kitab as-Sunnah (no. 356). Dishahihkan oleh Syaikh al-Albâni rahimahullah dalam Hidâyatur Ruwât ila Takhrîji Ahâdîtsil Mashâbîh wal Misykât (no. 5228). https://almanhaj.or.id/12492-mukmin-yang-kuat-lebih-baik-dan-lebih-dicintai-oleh-allah-subhanahu-wa-taala-2.html. Diakses pada 19 Februari 2024.

[4] HR. Ahmad no. 8693 dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban: 8/257 dan Syeikh Albani dalam Shahih Targhib: 1/262. https://islamqa.info/id/answers/93723/bagaimana-menjaga-puasa-di-tengah-banyaknya-kemaksiatan-dimana-mana. Diakses pada 19 Februari 2024.

[5] Muhammad Abduh Tuasikal “Kajian Ramadhan 3: Puasa Karena Iman dan Mengharap Pahala.” https://muslim.or.id/17294-kajian-ramadhan-3-puasa-karena-iman-dan-mengharap-pahala.html. Diakses pada 19 Februari 2024.

[6] Muhyidin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkar, Daarul Hadits, Kairo, Mesir. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya (1/259), Ibnu Suniy dalam ’Amalul Yaum wal Lailah, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman (3/1399), An Nawawi dalam Al Adzkar (245). Hadits ini dinilai dho’if oleh; Adz Dzahabi dalam Mizanul I’tidal (2/65), Ibnu Rajab dalam Lathoif Ma’arif (218), Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Tabyinul ‘Ajb (19), Syu’aib Al Arnauth menilai sanadnya dho’if dalam tahqiq musnad Imam Ahmad (1/259). Ringkasnya, riwayat yang menyebutkan do’a bulan Rajab tersebut adalah riwayat yang dho’if. Sehingga sikap kita terhadap do’a tersebut adalah tidak menganggapnya sebagai sabda Nabi n. https://muslim.or.id/21263-ya-allah-berkahilah-kami-di-bulan-rajab.html. Diakses pada 19 Februari 2024.

Download Buletin klik disini

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *