Menjadi Muslim yang Mengenal Agamanya

Menjadi Muslim yang Mengenal Agamanya

Yanayir Ahmad, S.T.*

 

Bismillâh, wasshalâtu wassalâmu ‘alâ rasûlillâhi, waba’du.

Pernahkah kita bertanya pada diri sendiri, “Apa sih makna Islam?” Sebagai seorang Muslim, kita mungkin merasa sudah familiar dengan agama yang kita anut sejak lahir atau sejak kita memilih untuk memeluknya. Namun, seberapa sering kita merenungkan hakikat dari Islam itu sendiri? Apakah Islam hanya sekadar identitas yang kita bawa dalam kehidupan sehari-hari, atau ada sesuatu yang lebih mendalam yang seharusnya kita pahami dan hayati? Islam bukan hanya kumpulan ritual ibadah, tetapi sebuah panduan hidup yang melingkupi setiap aspek kehidupan kita. Maka, mengenal Islam dengan benar adalah langkah pertama untuk bisa mengamalkannya secara menyeluruh, memahami tujuannya, dan meraih kebahagiaan sejati yang dijanjikan oleh Allah ﷻ bagi hamba-Nya. Pada kesempatan kali ini insyaAllah kita akan bersama belajar tentang definisi Islam.

Apa itu Islam?

Disebutkan oleh Syaikh Abdullah bin Ahmad Al-Huwail bahwa, ”Islam secara bahasa adalah tunduk, pasrah, dan patuh. Adapun secara syar’i adalah pasrah kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk kepada-Nya dengan ketaatan, dan berlepas diri dari kesyirikan serta para pelakunya.”[1]

Makna Islam secara syar’i ini ada dua penggunaan, yakni makna umum dan makna khusus. Syaikh Ibnu ’Utsaimin berkata,

“Islam dalam makna umum adalah beribadah kepada Allah dengan apa yang Dia syariatkan sejak Allah mengutus para rasul hingga Hari Kiamat, sebagaimana Allah ﷻ sebutkan dalam banyak ayat yang menunjukkan bahwa seluruh syariat terdahulu adalah Islam (maksudnya pasrah kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, tunduk kepada-Nya dengan ketaatan, dan berlepas diri dari kesyirikan serta para pelakunya sebagaimana yang disebutkan sebelumnya -pent). Allah ﷻ berfirman tentang Ibrahim,

رَبَّنَا وَٱجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ

”Wahai Rabb kami, jadikanlah kami orang Islam kepada-Mu, dan keturunan kami juga Islam kepada-Mu…” (QS. Al-Baqarah [2]: 128).

Sedangkan Islam dalam makna khusus, adalah Islam setelah diutusnya Nabi ﷺ yakni dikhususkan dengan syariat yang Nabi Muhammad ﷺ diutus dengannya; karena syariat Islam yang dibawa Nabi Muhammad ﷺ ini telah menghapus seluruh agama sebelumnya. Maka, siapa yang mengikutinya adalah seorang Muslim, dan siapa yang menyelisihinya bukanlah seorang Muslim. Pengikut para rasul adalah Muslim di zaman rasul-rasul mereka. Orang Yahudi adalah Muslim pada zaman Musa u, dan orang Nasrani adalah Muslim pada zaman Isa u. Namun, ketika Nabi Muhammad ﷺ diutus dan mereka kufur kepadanya, maka mereka bukan lagi Muslim.

Dan agama Islam ini adalah agama yang diterima di sisi Allah dan bermanfaat bagi pemeluknya. Allah ﷻ berfirman,

إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰمُ ۗ

”Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam,” (QS. Ali Imran [3]: 19),

dan Allah ﷻ juga berfirman,

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ ٱلْإِسْلَٰمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ

”Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima darinya, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Ali Imran [3]: 85)

Islam dengan makna khusus inilah yang Allah anugerahkan kepada Nabi Muhammad ﷺ dan umatnya. Allah ﷻ berfirman,

ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا

”Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan nikmat-Ku bagimu, serta telah Kuridhai Islam sebagai agamamu.” (QS. Al-Maidah [5]: 3).[2]

Islam dalam makna khusus ini juga ada yang membagi menjadi dua, yakni yang pertama adalah sebagaimana definisi di atas, adapun yang kedua adalah bermakna amalan zhahir, maksudnya adalah syariat yang nampak, seperti shalat, zakat, puasa, haji, amar ma’ruf, nahi munkar, dll. Penggunaan makna khusus yang kedua ini biasa digunakan ketika Islam disandingkan dengan Iman dan Ihsan.

Asas Utama Agama Islam

Dari definisi di atas, kita bisa paham bahwa asas agama Islam adalah tauhid. Berkata Syaikh bin Baz, “Pokok agama Islam dan dasarnya adalah mentauhidkan Allah ﷻ dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada-Nya saja. Inilah pokok agama Islam: bahwa semua ibadah ditujukan hanya kepada Allah semata, baik ibadah itu berupa doa, rasa takut, harapan, shalat, puasa, penyembelihan, nadzar, dan lain-lain dari macam-macam ibadah, semuanya hanya untuk Allah saja. Dengan ini Allah mengutus semua rasul, sebagaimana Allah berfirman,

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلطَّٰغُوتَ ۖ

”Dan sungguh Kami telah mengutus seorang rasul kepada setiap umat (untuk menyerukan), sembahlah Allah saja dan jauhilah thaghut.” (QS. An-Nahl [16]: 36).

Makna ‘Sembahlah Allah’ adalah tauhidkan Allah (khususkan Dia dengan ibadah), dan ‘jauhilah thaghut’ berarti tinggalkan penyembahan kepada selain Allah.

Thaghut adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah, baik berupa pohon, batu, berhala, bintang, atau lainnya, semuanya itu disebut thaghut. Namun, jika yang disembah selain Allah itu tidak ridha dengan hal tersebut, seperti para nabi, malaikat, dan orang-orang shalih, maka thaghutnya adalah setan yang mengajak untuk menyembah mereka dan menghiasi (perbuatan syirik itu) bagi manusia, padahal mereka (yang disembah) berlepas diri dari penyembahan tersebut.”[3]

Kembali Tengok Diri

Dari definisi di atas, kita bisa sama-sama cek pemahaman kita sendiri tentang Islam. Bisa dengan kita bayangkan ada seseorang yang bertanya kepada kita dengan beberapa pertanyaan lanjutan seperti: Apa perbedaan Islam, Iman, dan Ihsan? Apa itu sebenarnya makna Ibadah? Apa itu Tauhid? Apa urgensi mempelajarinya? Apa itu syirik yang merupakan lawan dari tauhid? Apa macam-macam syirik yang kita harus menjauhinya? Dan seterusnya dari pertanyaan-pertanyaan dasar yang perlu kita tanyakan pada diri sendiri untuk mengukur sejauh mana kita paham dengan agama kita ini. Kalau ternyata kita masih belum lancar menjelaskannya dengan benar, atau masih ada kebingungan mungkin dalam menjelaskan, itu berarti isyarat untuk kita terus belajar dan menambah pemhaman kita terhadap agama kita ini.

Semoga Allah mudahkan kita untuk bisa terus memperbaiki diri, serta istiqomah di jalan yang lurus. Wabillāhul taufiq.

* Alumni UII Teknik Elektro 2017

Maraji’ :

[1] Abdullah bin Ahmad Al-Huwail. At-Tauhid Al-Muyassar. Riyadh: Dar Atlas. 2015 M. Cet.k-4. h. 42.

[2] Al-’Utsaimin, Muhammad bin Shalih. Syarhu Tsalatsatil Ushul. H. 20-21. Maktabah Syamilah, diakses 12 Oktober 2024, https://shamela.ws/book/11257/13#p1

[3] Bin Baz, Abdul ‘Aziz. “تعريف عام بدين الإسلام وما جاء به الرسل”. https://binbaz.org.sa/discussions/129/%C2%A0تعريف-عام-بدين-الاسلام-وما-جاء-به-الرسل Diakses pada 13 Oktober 2024.

Download Buletin klik disini

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *