Cahaya Baru: Gen Z Muslim Menginspirasi Perubahan
Cahaya Baru: Gen Z Muslim Menginspirasi Perubahan
Dita Ayu Rahmawati*
Bismillah, alhamdulillah wash shalâtu was salâmu ‘alâ rasûlillâh.
Generasi Z, atau Gen Z, merujuk pada mereka yang lahir antara tahun 1995 hingga 2010. Saat ini, generasi ini berada pada fase emas, yaitu masa muda, di mana kesehatan mental dan kematangan berpikir seharusnya mencapai puncaknya. Namun, Gen Z tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi, yang membawa dampak positif dan negatif bagi mereka.
Di era di mana informasi dapat diakses secara instan, banyak anggota generasi ini cenderung memiliki sifat malas bergerak (mager). Hal ini memengaruhi pola pikir dan perilaku mereka, membuat mereka enggan melakukan kegiatan yang memerlukan waktu dan usaha, seperti membaca buku tebal, memasak, atau berjalan kaki. Jika perilaku ini terus berlanjut, bisa mengikis nilai-nilai positif seperti kesabaran, ketekunan dalam berjuang, dan kemampuan menikmati proses.
Sebagai muslim dari generasi Z, kita seharusnya berupaya mencegah perilaku negatif tersebut agar tidak mengakar dalam diri kita. Perubahan diperlukan, dan perubahan ini hanya bisa datang dari diri kita sendiri.[1] Allah ﷻ berfirman,
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’du [13]: 11)
Gen Z Beraksi: Meraih Predikat Generasi Terunggul
Gelar sebagai generasi terbaik yang disematkan kepada para sahabat g adalah sesuatu yang tidak perlu diragukan lagi.[2] Mereka memiliki kekuatan mental, fisik, dan pemikiran yang luar biasa. Keterbatasan materi maupun non-materi tidak pernah menjadi penghalang bagi mereka dalam beribadah dan berkarya. Mereka rela bekerja keras, berkorban tenaga, menghadapi cercaan, dikeluarkan dari keluarga, bahkan mengorbankan nyawa demi Islam. Perjuangan mereka membuahkan hasil, sehingga hingga kini, dengan izin Allah ﷻ, manisnya Islam dapat dirasakan di berbagai penjuru dunia, bahkan di sudut-sudut yang terpencil.
Perubahan positif dapat terwujud dengan meneladani prinsip dan perilaku para sahabat. Berikut beberapa langkah bagi Gen Z untuk menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik, baik secara internal maupun eksternal:
Berkonsentrasi pada Allah ﷻ
Maksud dari berkonsentrasi pada Allah ﷻ yaitu melakukan segala aktivitas, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, dengan niat semata-mata untuk mencari rida-Nya. Allah ﷻ mengetahui semua perbuatan kita, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi di hati. Belajar, bekerja, makan, beristirahat, bahkan mencari hiburan, semua perlu didasari niat untuk Allah ﷻ. Ketika segala sesuatu diniatkan untuk Allah ﷻ, semangat kita akan tetap menyala meskipun tidak ada paksaan, pujian, bayaran, atau persaingan.
Sebagaimana sahabat Abdurrahman bin Auf z, yang bekerja keras tanpa meminta, meskipun harta melimpah di hadapannya. Rasa malas akan sirna jika kita memiliki tekad yang kuat. Oleh karena itu, kita perlu menanamkan pada diri bahwa setiap waktu dan perbuatan kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh-Nya. Dari ‘Abdullah bin ‘Umar z, Nabi ﷺ bersabda,
أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Ketahuilah, setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari no. 2554 dan Muslim no. 1829)[3]
Menggali Potensi Diri
Kegagalan bukanlah sebuah kesalahan; justru dari kegagalan kita memperoleh pelajaran yang tidak diajarkan oleh kesuksesan. Seseorang yang pernah gagal cenderung memiliki mental yang lebih kuat dibandingkan yang tidak pernah mengalami kegagalan. Setiap individu memiliki kelebihan masing-masing, sehingga tidak perlu membandingkan kesuksesan diri dengan orang lain, terutama jika itu membuat kita merasa rendah diri.
Setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda, sebagaimana para sahabat menggeluti bidang sesuai dengan kemampuan mereka. Abdullah bin Abbas cmeraih julukan “Turjamatul Qur’an” karena keahliannya dalam ilmu tafsir Al-Qur’an. Khalid bin Walid z dikenal sebagai ahli pedang dan strategi perang, sedangkan Utsman bin Affan zadalah seorang saudagar kaya yang dermawan. Oleh karena itu, saatnya kita fokus mengembangkan kemampuan diri tanpa perlu membandingkan diri dengan orang lain.
Produktif
Produktif berarti kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam jumlah besar.[4] Gen Z dikenal sebagai generasi yang tumbuh dengan teknologi di ujung jari mereka, dan ini memberikan potensi besar untuk menjadi produktif dalam berbagai aspek kehidupan. Produktivitas bagi Gen Z tidak hanya terbatas pada bekerja secara konvensional, tetapi juga mencakup kemampuan untuk multitasking, bekerja secara fleksibel, dan memanfaatkan platform digital untuk belajar, berkreasi, serta bekerja. Mereka sering menggunakan media sosial sebagai alat produktif untuk membangun merek pribadi atau bisnis, mempromosikan karya, dan mencari peluang karier. Namun, dengan kebebasan teknologi juga muncul tantangan untuk menjaga fokus dan disiplin di tengah gangguan digital yang melimpah. Oleh karena itu, bagi Gen Z, produktif berarti menemukan keseimbangan antara memanfaatkan teknologi dengan bijak dan mengelola waktu serta energi dengan efisien.
Menjadi produktif adalah pilihan, begitu pula dengan malas; semua pilihan ini ditentukan oleh diri kita sendiri. Memulai hal baru yang positif memerlukan pelatihan dan kebiasaan. Perlu diketahui, Generasi Z yang dihadapkan pada pesatnya perkembangan teknologi, tidak hanya berjuang melawan diri sendiri, tetapi juga harus bersaing dengan teknologi yang terus berkembang. Sebagai makhluk yang diciptakan dengan kesempurnaan oleh Allah Ta’ala, Generasi Z muslim tentu tidak akan gentar, karena orientasi dari setiap aktivitasnya diarahkan kepada Sang Pemilik Alam Semesta.
Penutup
Generasi Z bukanlah generasi yang lemah; mereka hanya sering kali terpengaruh oleh berbagai kemudahan yang ada. Sebagai Generasi Z Muslim, sudah saatnya kita mengubah dunia dengan memperbaiki diri, mengutamakan Allah dalam setiap perbuatan dan pilihan hidup, serta terus mengasah kemampuan dan berkarya seluas mungkin. Dengan demikian, Generasi Z memiliki peluang besar untuk menjadi generasi unggul yang setara dengan para sahabat.
Maraji’ :
* Lulus Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Wadi Mubarak Bogor.
[1]Ismāʼīl ibn Umar ibn Kaṡīr, Tafsīr Al-Qurʼānul ʻAẓīm, ed. oleh Sāmī Ibn Muḥammad Sāmī Ibn Muḥammad. Dār Ṭībah li an-Nāsyir wa at-Tawzīʻ, 1999. Jilid 4, h. 69.
[2] Muḥammad ibn Ṣāliḥ ibn Muḥammad al-ʻUṡaimīn, Syarḥ Riyād aṣ-Ṣāliḥīn. Riyad: Dār al-Waṭan li an-Nasyr, 2005. Jilid 5, h. 373.
[3] Muslim ibn al-Ḥajjāj an-Nīsābūrī, Ṣaḥīḥ Muslim, ed. oleh Muḥammad Fuʼād ʻAbd al-Bāqī. Beyrut: Dār Iḥyāʼ at-Turāṡ al-ʻArabī, 2010. Jilid 2, h. 1459, no. 1829.
[4] “Hasil Pencarian – KBBI VI Daring,” diakses 25 September 2024, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/produktif.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!