Ramadhan Bulan yang Dinanti, Kesempatan yang Tak Terganti
Ramadhan Bulan yang Dinanti, Kesempatan yang Tak Terganti
Nizar Sadat*
Sahabat pembaca dimanapun berada, semoga selalu dalam lindungan dan keberkahan Allâh ﷻ. Tinggal menghitung hari menuju bulan suci, yaitu bulan Ramadhan, bulan yang selalu dinantikan oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia. Bulan Ramadhan adalah bulan yang Istimewa untuk kaum muslimin, bulan ke-9 dari kalender hijriyah yang ditandai dengan kewajiban berpuasa bagi umat Islam, dan bulan ini sangat dipenuhi dengan keberkahan yang akan diberikan oleh Allâh ﷻ. Imam Ahmad dan Imam an-Nasa’i meriwayatkan sebuah hadits shahih dari Abu Hurairah z, suatu saat Rasûlullâh ﷺ memberikan kabar gembira kepada sahabatnya, beliau bersabda,
قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنَ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
“Sungguh telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah mewajibkan kepada kamu sekalian untuk berpuasa. Pada bulan itu pintu-pintu surga dibuka dan pintu neraka Jahanam dikunci, dan setan-setan dibelenggu. Pada bulan itu ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Maka siapa yang tidak berusaha untuk mendapatkan kebaikannya, maka luputlah semua kebaikannya.” (HR. Ahmad no. 8631)[1]
Lantas apa yang perlu dilakukan supaya tidak melewatkan kesempatan yang tak terganti?
Berdo’a agar Dipertemukan dengan Bulan Ramadhan
Seorang ulama dari kalangan tab’in Yahya bin Abi Katsir, bahwa beliau mengatakan, ‘Diantara doa sebagian sahabat ketika datang Ramadhan,
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.”[2]
Berdo’a dengan niat untuk melakukan segala perbuatan baik dan untuk meningkatkan kualitas diri agar bisa dipertemukan dan tidak melewatkan kesempatan yang Istimewa ini.
Bertaubat dan Membersihkan Diri
Bulan Ramadhan adalah bulan kebersihan dan kesucian, maka dari itu bertaubat dan membersihkan diri baik adalah salah satu yang perlu dilakukan. Allâh ﷻ berfirman,
إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلْمُتَطَهِّرِينَ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang menyucikan/membersihkan diri”. (QS. Al Baqarah [2]: 222).
Membersihkan diri baik fisik dan hati adalah hal yang tidak bisa dipisahkan, keduanya saling berkaitan satu sama lain, oleh karena itu dengan bertaubat dan membersihkan diri dengan harapan bisa menjalankan ibadah Puasa dengan penuh ketaqwaan kepada Allâh ﷻ. Bertaubat adalah salah satu bentuk tanda Syukur totalitas seorang muslim dalam menghadapi Ramadhan. Allâh ﷻ berfirman,
وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS. An Nûr [24]: 31).
Mempersiapkan Ilmu tentang Puasa
Pada bulan Ramadhan, setiap muslim memiliki kewajiban untuk berpuasa dengan menahan lapar dan haus dari terbit fajar hingga terbenam matahari, tetapi banyak sekali orang yang menjalankan ibadah apapun tanpa mengetahui ilmu didalamnya dan hanya sekedar ibadah. Rasûlullâh ﷺ bersabda,
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thabrani).[3]
Dari hadits diatas maka sudah seharusnya kita mengetahui segala hal yang baik dilakukan dan yang tidak baik dilakukan, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencari dan mempelajari ilmu tentang puasa, dengan mengikuti kajian, bertanya kepada ulama, dan menonton ceramah agar ibadah yang dilakukan tidak sia-sia dan bisa mendulang pahala yang tidak terhingga. Dalam riwayat Muslim, dari Abu Hurairah z, Rasûlullâh ﷺ bersabda,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ
“Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Kecuali puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya karena dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)
Meningkatkan Ketahanan Mental dan Spiritual
Pada bulan Ramadhan ketahanan mental orang yang menjalankan puasa akan diuji dengan berbagai macam ujian yang mungkin sebelumnya tidak ditemui di bulan-bulan sebelumnya. Allâh ﷻ berfirman,
إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dibalas dengan pahala tanpa batas.” (QS. Az Zumar [39]: 10).
Sabar adalah salah satu senjata dalam menjaga mental dan meningkatkan spiritual dibulan Ramadhan, banyak hal yang harus dijaga pada bulan Ramadhan, baik dari perkataan dan perbuatan, dan banyak juga yang bisa dilakukan dengan cara menjaga kualitas ibadah dan hubungan kepada Allâh ﷻ.
Dari Abu Hurairah, Rasûlullâh ﷺ bersabda:
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”. (HR. Ibnu Majah dan Hakim).[4]
Dengan memperkuat mental dan spiritual maka semakin kuat dan semakin baik untuk mengambil kesempatan yang tak akan terganti.
Para pembaca dimanapun berada, banyak sekali ladang pahala yang bisa diambil pada bulan Ramadhan, isi lah hari-hari sebelum bertemu bulan Ramadhan dengan amalan yang bermanfaat, bukan dengan perbuatan yang tidak bermanfaat, dan manfaatkanlah waktu menuju bulan Ramadhan sekaligus mempersiapkan agar tidak melewatkan kesempatan yang tak tergantikan.
Semoga Allâh ﷻ memberikan keberkahan dan petunjuk dalam menjalani kehidupan. Âmîn.
* Alumni FIAI UII
Maraji’ :
[1] HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/385). Dinilai Sahih oleh Al-Arna’uth dalam Takhrijul Musnad no. 8991.
[2] Ibnu Rajab. Lathaif Al-Ma’arif. h. 264.
[3] HR. Ath Thabrani dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shahih lighairihi –yaitu shahih dilihat dari jalur lainnya. https://rumaysho.com/469-jangan-biarkan-puasamu-sia-sia.html. Diakses pada 2 Februari 2025.
[4] HR. Ibnu Majah dan Hakim. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1082 mengatakan bahwa hadits ini shohih. https://rumaysho.com/469-jangan-biarkan-puasamu-sia-sia.html. Diakses pada 2 Februari 2025.
Download Buletin klik di sini