Menuju Ramadhan, Bulan Penuh Keutamaan

Menuju Ramadhan, Bulan Penuh Keutamaan

Abu Musa Agus Fadilla Sandi*

 

Bismillāhi wal ḥamdulillāh, waṣ ṣalātu was salāmu ‘alā rasūlillāhi, wa ba’du.

Marhaban Ya Ramadhan! Bulan Ramadhan akan segera tiba. Ramadhan adalah anugerah Allah yang selalu dinantikan. Para sahabat Rasulullah ﷺ menunjukkan betapa bahagianya memasuki bulan ini dengan saling memberitakan kepada sesama bahwa Ramadhan akan tiba. Begitupun para ulama salafus shalih yang dengan kerinduannya bermunajat jauh hari agar dapat disampaikan kepada bulan Ramadhan. Ma’la bin al-Fadhil v berkata, “Mereka (para salaf) berdoa kepada Allah selama enam bulan agar dapat mencapai bulan Ramadhan, dan mereka berdoa kepada Allah selama enam bulan agar diterima amal mereka.”[1]

Kerinduan dan kebahagian akan tibanya bulan Ramadhan tentu bukan tanpa sebab. Ini semua didasari kesadaran bahwa Ramadhan merupakan bulan yang sangat istimewa di dalam Islam. Allah ﷻ mengkhususkan bulan ini dengan banyak keutamaan di dalamnya, sehingga diharapkan para hamba-Nya dapat mengambil manfaat dan keberkahan dari padanya. Lalu, apa saja keutamaan dalam bulan Ramadhan?

 

Pertama, Bulan Puasa (Syahr Al-Shiyam)

Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya disyariatkan ibadah puasa. Ibadah puasa pada bulan Ramadhan merupakan salah satu kewajiban dari rukun Islam. Allah ﷻ berfirman berkaitan dengan wajibnya ibadah puasa ini di dalam surah Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183)

Puasa merupakan ibadah yang sangat istimewa, karena Allah ﷻ mengkhususkan ibadah puasa itu untuk-Nya dan Allah ﷻ pula lah yang akan langsung membalasnya. Dari Abu Hurairah zberkata, Rasulullah ﷺ bersabda,

قَالَ اللهُ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

“Allah berfirman, ‘Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari no. 1761 dan Muslim no. 1946)[2]

Kedua, Bulan Al-Qur’an (Syahr Al-Qur’an)

Ramadhan adalah bulan awal diturunkannya Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah ﷻ,

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ

“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil).…” (QS. Al-Baqarah [2]: 185).

Pada ayat yang lain, Allah ﷻ juga berfirman,

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar.” (QS. Al-Qadr [97]: 1)

Ibn Rajab berkata bahwa salafus shalih banyak membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan, baik dalam shalat maupun di luar shalat. Qatadah mengkhatamkan Al-Qur’an setiap tujuh malam, tetapi di bulan Ramadhan setiap tiga malam, dan dalam sepuluh hari terakhir setiap malam. Ibn al-Hakam berkata bahwa Imam Malik ketika memasuki bulan Ramadhan, meninggalkan pembelajaran hadits dan diskusi ilmu, beliau hanya fokus membaca Al-Qur’an. Sufyan ats-Tsauri juga meninggalkan semua bentuk ibadah lainnya di Ramadhan dan mengkhususkan diri membaca Al-Qur’an.[3]

Bulan Menegakkan Ibadah (Syahr Al-Qiyam)

Bulan Ramadhan identik dengan bulan ditegakkannya ibadah, baik wajib maupun sunah, sepanjang siang hingga malam. Ibadah yang ditegakkan pada malam hari seperti salat tarawih dan witir disebut dengan qiyam al-lail. Rasulullah ﷺ mendorong umatnya agar melaksanakan qiyam al-lail, sebagaimana riwayat dari Abu Hurairah z, Rasulullah ﷺ bersabda,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).[4]

Di sisi lain, di dalam bulan Ramadhan ini juga terdapat lailatul qadr yang keutamaannya melebihi ibadah seribu bulan. Allah ﷻ berfirman,

لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ. سَلَٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ.

Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr [97]: 3-5).

Ketika seorang hamba mampu meraih malam mulia ini, maka sejatinya ia dapat memiliki pahala bahkan melampui usianya.

Bulan Kerahiman, Pengampunan, dan Pembebasan (Syahr Al-Rahmah wal Ghufrân wal ‘Itq)

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan rahmat, pengampunan, dan pembebasan dari neraka. Oleh karena itu, seorang muslim diharapkan menyadari pentingnya bulan ini dengan memanfaatkan setiap saatnya untuk beribadah dan berbuat kebajikan. Dengan demikian, semoga ia dapat meraih rahmat dari Rabb-nya, diampuni dosanya, dan dibebaskan dari neraka hingga.

Nabi ﷺ telah memberikan gambaran tentang betapa mulianya bulan Ramadhan ini melalui sabdanya berikut,

ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ

Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad No. 385)[5]

Raihlah Keutaman dengan Kesungguhan!

Bulan Ramadhan dengan segala keutamaannya menjadi motivasi tersendiri bagi setiap muslim untuk berbahagia menyambut kedatangannya. Ramadhan adalah satu bulan yang telah Allah muliakan dengan menjadikannya sebagai bulan disyariatkannya puasa, bulan diturunkannya Al-Qur’an, bulan ditegakkannya ibadah dengan pahala berlimpah, pun sebagai bulan yang penuh kerahiman, pengampunan dan pembebasan.

Teruslah berdoa agar Allah menyampaikan kita pada bulan Ramadhan yang mulia. Satu bulan yang memiliki banyak keutamaan harusnya mendorong kita lebih memanfaatkan setiap masa bersamanya. Sebab, tidak ada yang tahu kapan lagi kita akan dapat bertemu! Semoga Allah membimbing kita dapat beribadah di dalamnya dengan kesungguhan, hingga nantinya meraih keutamaan yang dijanjikan. Allâhumma Âmîn.

Maraji’ :

* Pimpinan Ma’had Sabilul Qur’an (MSQ) Cibinong, Bogor

[1] Isma’il bin Muhammad al-Asbahani, At-Targhib wa at-Tarhib (Cairo: Dar al-Hadith, 1993), h. 354.

[2] “الدرر السنية – الموسوعة الحديثية – شروح الأحاديث,” dorar.net, diakses 23 Januari 2025. https://dorar.net/hadith/sharh/1608.

[3] Abū al-ʿAlāʾ Muḥammad ibn Ḥusayn ibn Yaʿqūb, Asrār al-Muḥibbīn fī Ramaḍān (Maktabat al-Taqwā wa Maktabat Shawq al-Ākhirah, 2005), h. 117.

[4] “الدرر السنية – الموسوعة الحديثية – شروح الأحاديث,” dorar.net, diakses 23 Januari 2025, https://dorar.net/hadith/sharh/1455.

[5] “الدرر السنية – الموسوعة الحديثية – شروح الأحاديث,” dorar.net, diakses 23 Januari 2025, https://dorar.net/hadith/sharh/92044.

Download Buletin klik di sini