Janganlah Berputus Asa

Janganlah Berputus Asa

La Ardin Ma’ruf*

 

Bismillâhi wal hamdulillâhi wash shalâtu was salâmu ‘alâ rasûlillâh, waba’du.

Sahabat ar-Rasikh yang semoga dirahmati Allah ﷻ. Untukmu yang selalu merasa kesempitan dalam kehidupan. Yang ditelan kesedihan dan kesusahan, menjerit akan pertolongan. Namun belum ada yang dapat memberikan pengharapan. Janganlah berputus asa, karena pertolongan itu akan datang.

Jika dahulu engkau masih berseluncur di atas lautan dosa. Menikmati setiap maksiat yang berujung binasa. Merasa aman dari efek buruk yang akan melanda, sehingga berani menerobos perkara yang dilarang secara membabi buta. Kemudian terbesit suatu penyesalan atas dosa, namun beranggapan noda yang begitu banyak tidak dapat dihapus dengan upaya. Janganlah berputus asa dan berusahalah meraih ampunan Allah ﷻ.

Kenalilah Al-Ghafur dan Ar-Rahman

Jika upaya telah dikerahkan dan beranggapan ampunan sukar untuk didapatkan, namun masih mengharapkan pertolongan. Maka kenalilah yang menamakan diri-Nya Al-Ghafur dan Ar-Rahman, karena hanya Dia yang dapat memberikan harapan, di saat orang lain tak dapat diandalkan. Allah ﷻ selalu bersedia menerima keluhan atas dosa yang pernah dilakukan. Maka renungkanlah jawaban-Nya yang menggembirakan.

Allah ﷻ berfirman,

قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

Katakanlah, Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni seluruh dosa. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. az-Zumar [39]: 53).

Ayat ini kaitannya dengan haknya orang yang bertaubat, karena Allah ﷻ akan mengampuni semua dosa yang orang itu bertaubat kepada-Nya.

Nabi ﷺ bersabda,

التَّائِبُ مِنْ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ

Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tanpa dosa”. (HR. Ibnu Majah, no. 4250).[1]

Diakhir ayat dinyatakan, bahwa Allah ﷻ Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang, yang sangat luas rahmat dan kasih sayang terhadap hamba-Nya. Akan mengampuni segala dosa yang telah terlanjur mereka kerjakan, apabila benar-benar tobat dari kesalahan mereka. Banyak orang yang menyangka bahwa karena dosanya telah bertumpuk-tumpuk, maka tidak akan diampuni Allah ﷻ. Jadilah ia seorang yang berputus asa terhadap ampunan, rahmat, dan kasih sayang-Nya.

Barangsiapa bertaubat dan meminta ampun, Allâh ﷻ akan menerima taubatnya. Allâh ﷻ berfirman,

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ

Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allâh, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allâh?.” (QS. Ali Imran [3]: 135).

Jika dahulu kita telah melampaui batas, kemudian bertaubat atas seluruh dosa dan menyesali semua yang telah terjadi, serta bertekad untuk tidak mengulanginya. Yakinlah! Allah ﷻ tidak akan menyia-yiakan usaha kita. Dan ampunan-Nya diberikan kepada yang tidak berputus asa. Jika kita bertaubat dari semua dosa dan menyesalinya maka seperti orang yang tidak ada dosa.

Rasulullah ﷺ bersabda,

اَلنَّدَمُ تَوْبَةٌ.

Menyesal adalah taubat.” (HR. Ibnu Majah, no. 4252).[2]

Setelah mengetahui hanya Allah lah yang mampu menolong kita dari ketergelinciran dosa dan maksiat. Maka keputusasaan akan lenyap dengan harap yang disandarkan kepada yang memiliki ampunan, rahmat, dan kasih sayang. Dialah Allah yang menamakan dirinya al-Ghafur. Agar lebih kuat harapan  kepada al-ghafur, kita perlu tahu makna dari nama Allah (al-Ghafur). Dialah yang maha pengampun menyebutkan nama-Nya yang berbeda dari satu akar kata غفر, al-Ghafur  dalam QS. Asy-Syu’ara’[26]: 5, al-ghaffaar dalam Q.S az-Zumar[39]:5, dan al-Ghaafir dalam Q.S Ghafir[40]: 3.

Makna Allah al-Ghaffaar

Syaikh Abdul Aziz bin Nashir al- Julayyil mendefinisikan makna nama Allah al-Ghaffaar (الغفّار) ialah Yang Maha menutupi dosa-dosa hamba-Nya. Menutupi disini bermakna bahwa Allah tidak membongkar, menampakkan, membuka perbuatan buruk hamba-Nya dihadapan manusia.[3] Sehingga apa yang telah Allah tutupi dari dosa-dosa agar manusia tidak mengetahuinya, tidak pantas untuk kita membuka tutup itu.

Buah Memahami Makna Nama Allah

Kata syaikh, dengan kita memahami nama Allah yang agung ini, ada empat buah manis yang akan diperoleh:

  1. Semakin cinta kepada Allah ﷻ. Cinta tidak bertambah dengan sendirinya. Harus ada sebab yang mendasari untuk dipertahankan dan dikuatkan. Bayangkan setiap hari dosa yang kita lakukan begitu banyak dan setiap itu pula dosa akan ditutupi oleh Allah ﷻ. Padahal besok dosa yang sama kita ulangi lagi dan akan diikuti dengan dosa yang lain. Maka dengan memahami nama al Ghafur, al-Ghaffar dan al-Ghaafir, maka kita akan semakin cinta kepada Allah ﷻ.
  2. Akan muncul harap kita kepada Allah ﷻ. Sungguh Allah Maha Pengampun dan Maha Menutupi. Di mata orang lain, kita diangap baik. Seandainya mereka mengetahui dosa-dosa yang kita lakukan tentu anggap baik itu akan sirna. Maka adanya anggapan baik adalah modal untuk terus memperbaiki diri. Sehingga tumbuh keinginan dalam hati “Aku yang masih berlumuran dosa namun masih Engkau tutupi, maka aku akan berupaya untuk memperbaiki diri”.
  3. Tawashul dengan asmaul husna yaitu berdoa dengan nama-nama Allah al Ghafur, al-Ghaffar dan al-Ghaafir. Dikisahkan suatu ketika Abu bakar datang kepada Nabi Muhammad ﷺ untuk meminta diajarkan suatu doa yang dapat dibacakan dalam shalat. Maka Rasulullah ﷺ bersabda,

‏ قُلِ اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ‏‏.

Ya Allah, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri dan tidak ada yang menyampuni dosa melainkan Engkau. Maka ampunilah aku dengan pengampunan dari sisi-Mu dan kasihanilah diriku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (HR. Bukhari, no.834).[4]

Siapa yang disuruh oleh Nabi ﷺ untuk mengatakan pengakuan seperti itu? Dialah Abu Bakar manusia paling mulia di muka bumi setelah Nabi dan Rasul. Bagaimana dengan kita? Yang seharusnya lebih pantas untuk mengakui dosa dihadapan Allah yang Maha Luas Ampunan-Nya.

Kembali kepada makna bertawasul dengan nama Allah ﷻ. Pada doa di atas Nabi ﷺ mengakhiri doa dengan al-Ghafurur Rahim. Maka dianjurkan meminta sesuatu kemudian tutup atau buka doa dengan asmaul husna. Ini Tawasul yang diajarkan oleh Baginda Rasulullah ﷺ.

  1. Berusaha untuk meneladani Asmaul Husna dalam kehidupan sehari-hari. Meneladani asmaul husna maksudnya jika Allah ﷻ maha menutupi dosa, maka teladanilah dalam menutupi dosa orang lain dan dosa kita.

* Musyrif di Pondok Pesantren Tunas Ilmu Purbalingga

Maraji’ :

[1] Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan.

[2] HR. Ibnu Majah, no. 4252, Ahmad, no. 3568, 4012, 4414 dan 4016). al-Baghawi dalam kitab Syarhus Sunnah (no. 1307), al-Hakim (IV/243) dari hadits Anas, dan beliau menshahih-kannya serta disetujui oleh adz-Dzahabi dan al-Albani dalam kitab Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir (no. 6678). https://almanhaj.or.id/1378-menyesal-dan-berlepas-dari-kemaksiatan.html. Diakses pada 23 Juni 2024.

[3] Abdul ‘Aziz bin Nashir al Julayyil. Wallahul Asmaul Husna Faduuhu Biha. Riyad. 1436. h.30.

[4] Muhammad ibnu Ismail al Bukhari. Matan Shahih Bukhari. Qhohiroh: Darul Hadits. 1432 H/2010 M. Cet.Ke-24303. h. 145.

Download Buletin klik disini

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *