Ketika Allah Yang Maha Lembut Berkehendak

Ketika Allah Yang Maha Lembut Berkehendak

La Ardin Ma’ruf*

 

Bismillâhi walhamdulillâh wash shalâtu was salâmu ‘ala rasûlillâh,

Saya akan mengajakmu untuk mengenal lebih jauh tentang Dia Yang Maha Lembut. Yang mungkin kita tidak sadar atas kelembutan-Nya. Ketika Allah yang Maha Lembut berkehendak untuk menolong kita.  Dia akan memerintahkan sesuatu yang tidak engkau sangka itu menjadi sebab keselamatanmu, baik sadar maupun tidak. Karena Dia Maha Mengetahui lagi Maha Lembut sedangkan kita tidak.

Allah ﷻ berfirman,

لَّا تُدْرِكُهُ ٱلْأَبْصَٰرُ وَهُوَ يُدْرِكُ ٱلْأَبْصَٰرَ ۖ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلْخَبِيرُ

Dia tidak dapat dijangkau oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala penglihatan itu. Dan Dialah Yang Maha Lembut lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-An’am [6]: 103).

Allah Yang Maha Lembut Berkehendak

Tidakkah engkau merasakan, Allah yang Maha Lembut menghendaki orang yang tidak anda mengharapkan kebaikannya, justru menjadi sebab engkau memperoleh kebaikan itu. Jika dirimu belum merasakannya, coba renungkan keburukan yang bisa menimpa siapa saja. Namun hal itu tidak diperlihatkan olehmu atau keburukan tersebut tidak menempuh jalan sampai kepadamu. Dan mungkin saja engkau dipertemukan dengannya lalu dia dipalingkan dari jalan yang engkau lalui.

Ketika Allah Yang Maha Lembut menghendaki untuk menjaga kita dari kemaksiatan. Dia akan membuat kita membenci kemaksiatan tersebut atau mempersulit untuk melakukannya. Dan mungkin saja kemaksiatan sudah di depan mata namun kita disadarkan pada saat itu juga.

Maka saya berharap agar kita bisa menjadi hamba yang rindu akan kelembutan-kelembutan Allah Yang Maha Lembut. Agar kita dapat melihat dengan mata hati akan takdir yang menimpa, bahwa ada tanda kelembutan yang hanya kita ketahui sendiri.[1]

Diri ini yang belum bisa berbagi banyak disebabkan dosa yang menutup hati, pandangan yang berbalut dengki, serta amal yang tak berisi. Hanya mampu berbagi dari kisah para nabi.

Ketika Allah Yang Maha Lembut berkehendak mengeluarkan Nabi Yusuf u dari penjara, Dia tidak serta merta menghancurkan temboknya atau mencabut nyawa para penjaga tersebut. Namun dijadikan sang raja bermimpi dalam malamnya. Sehingga dengan mimpi tersebut menyelamatkan Nabi Yusuf dari kezhaliman yang membelenggunya.[2] Sebagaimana diceritakan dalam al-quran surat Yusuf ayat 43 sampai 55.

Tatkala Allah Yang Maha Lembut berkehendak menepis tuduhan keji yang dilontarkan Yahudi kepada Maryam dan anaknya. Dia berbuat dengan cara yang tak terpikirkan mereka, Nabi Isa u berbicara dalam buaian bahwa dia adalah Nabi dan Rasul-Nya. Seperti yang Allah sebutkan dalam al-Quran surah an-Nisa ayat 156 dan Dia yang Maha Lembut menceritakan ucapan Isa u pada surah Maryam ayat 27 sampai 33.

Disaat Allah Yang Maha Lembut mengeluarkan Rasulullah dan para sahabatnya dari sulitnya hari-hari pemboikotan. Dia tidak mengirim gajah untuk meluluh lantahkan, tidak pula suara petir yang membinasakan namun hanya rayap. Ia rayap, yang hidupnya di tempat lembab namun bisa berada pada wilayah kering lagi panas hanya untuk menggerogoti  papan perjanjian.

Sungguh Dialah Yang Maha Lembut, dengan kelembutan-Nya menjadikan hal yang dianggap remeh bisa merubah lembaran-lembaran kehidupan. Karena Dia Maha Mengetahui lagi Maha Lembut.

Allah ﷻ berfirman,

أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلْخَبِيرُ

Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu tampakan atau rahasiakan). Dan Dia Maha Lembut lagi Maha Mengetahui” (QS. al-Mulk [67]: 14).

Bagaimana mungkin Dia tidak mengetahui, sementara Dialah yang menyembunyikan pemberian-pemberian-Nya, sehingga begitu halus datangnya, tenang cahayanya dan sejuk keberadaannya. Bagaimana mungkin Rabb yang memuliakan secara tersembunyi, memberi secara tersembunyi dan memalingkan keburukan secara tersembunyi tidak mengetahui semua kelembutan yang Dia ciptakan?

Syaikh As-Sa’di v berkata, “Dan di antara makna Maha Lembut adalah Allah memperlakukan hamba-hamba dan orang-orang yang dikasihi-Nya dengan lemah lembut. Allah mendorong mereka menuju kebaikan padahal mereka tidak merasakan hal itu. Allah menjaga mereka dari keburukan padahal mereka tidak mengira, dan mengangkat mereka ke tingkatan tinggi dengan berbagai sebab yang sama sekali tidak dikira oleh manusia. Bahkan Allah membuat mereka merasakan berbagai hal yang tidak disukai untuk menyampaikan mereka pada harapan tertinggi dan keinginan-keinginan mulia.”[3]

Hikmah Mengenal Allah Maha Lembut

Berkata syaikh Abdul ‘Aziz dalam kitabnya menjelaskan orang yang mengenal Allah Yang Maha Lembut akan terdapat pada dirinya enam hal, diantaranya[4]:

  1. Dia akan merasa cukup atas apa yang ia peroleh. Karena Allah l mengetahui apa yang terbaik baginya dan memberikan rezeki sesuai dengan kadar seorang hamba.
  2. Dia akan menjadi manusia yang kuat yang berjuang menghadapi musibah dengan bersabar dan mamatuhi aturan agamanya hingga meraih akhir yang baik. Karena dia mengetahui Allah l memberikan musibah dan aturan agama untuk menyempurnakan manusia.
  3. Dia akan selalu berpikir positif kepada Allah l. Karena dia yakin tidak terkabulkan doa agar melindunginya dari keburukan.
  4. Dia tidak berpikir buruk kepada Allah l. Karena Allah l menghindarkan sebagian hamba-Nya dari musibah untuk menjaga keimanannya.
  5. Agar dia tidak merasa sombong dengan amalan-amalan kebaikan yang dilakukannya. Karena dia mengetahui Allah l mentakdirkan hamba-hambanya terjerumus kepada dosa agar mereka tergugah untuk bertaubat dan tidak menyombongkan diri dihadapan manusia.

Setelah kita mengenal bersama nama yang agung ini, walau baru sedikit saja dari maknanya. Adapun selebihnya tentang makna yang tersembunyi, maka silahkan memahami, merenungkan dan merujuk kepada kitab-kitab para ulama tentang hal itu.

Setelah kita mengenal-Nya, bukankah dirimu pantas untuk mencintai Allah Yang Maha Lembut? Dan bukankah engkau harus lebih meningkatkan dzikir, muraqabah, harapan dan rasa takut kepada-Nya dalam hatimu?

Maraji’ :

* alumni TMUA UII 2015

[1] Ali bin Jabir al-Faifi. Li Annakallah. Solo: Purtaka Arafah. 2021 M. Cet. Ke-III. h.103

[2] Ibid.

[3] https://tafsirweb.com/11042-surat-al-mulk-ayat-14.html. Diakses pada Jumat, 16 Agustus 1014

[4] Abdul ‘Aziz bin Nashir al Julayyil. Wallahul Asmaul Husna Faduuhu Biha. Riyad:  1436. Cet. Pertama. h.42.

Download Buletin klik disini

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *