Allâh Tak Pernah Pergi, Kita yang Terlalu Sibuk untuk Menoleh

Allâh Tak Pernah Pergi, Kita yang Terlalu Sibuk untuk Menoleh

Isan*

 

Sahabat, pernahkah merasa lelah, bukan karena fisik, tapi hati? Hampa, bingung, kosong. Ramai bersama teman, namun jiwa tetap sepi. Scroll media sosial pun tak menenangkan. Shalat kadang hanya formalitas, doa terasa hambar, padahal kebutuhannya banyak tapi doanya kilat. Seakan bicara ke dinding. Lalu muncul pertanyaan: “Apa Allâh masih sayang padaku? Atau aku yang terlalu jauh?”

Allâh Dekat, Kita yang Menjauh

Di era yang serba cepat, scroll media sosial tanpa henti, overthinking, quarter life crisis, tugas menumpuk dan banyak diantara kita yang merasa kosong. Kadang muncul rasa: “Dosaku banyak, ibadahku berantakan. Masihkah Allâh mau menerimaku?” Padahal Allâh ﷻ berfirman:

وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ ٱلْوَرِيدِ

“Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS Qâf [50]: 16)

Allâh ﷻ tak pernah pergi. Bahkan di titik terendah kita, Allâh ﷻ tetap dekat. Rasûlullâh ﷺ juga pernah dituduh ditinggalkan oleh Tuhannya ketika wahyu terlambat turun. Namun Allâh ﷻ menegaskan:

وَٱلضُّحَىٰ. وَٱلَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ. مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ.

“Demi waktu Dhuha dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu.” (QS ad-Duha [93]: 1-3)[1]

Allah Selalu Menanti

Kitalah yang sering berpaling. Namun Allâh ﷻ selalu menunggu. Dalam hadis qudsi disebutkan,

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ ﷺ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِى، فَإِنْ ذَكَرَنِى فِى نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِى نَفْسِى، وَإِنْ ذَكَرَنِى فِى مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِى مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا، وَإِنْ أَتَانِى يَمْشِى أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً

Dari Abu Hurairah z, ia berkata bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat). Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat.” (HR Bukhari no. 6970 dan Muslim no. 2675).

Sahabat, ternyata begitu besarnya cinta Allâh ﷻ kepada hamba-Nya. Kita hanya butuh sedikit melangkah untuk kembali, tapi Allâh ﷻ membalasnya dengan berlari menuju kita.

Jangan Takut dengan Masa Lalu

Banyak yang merasa tak pantas karena dosa. Tapi Allâh ﷻ menegaskan:

قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا

“Katakanlah (Muhammad), ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.” (QS Az-Zumar [39]: 53)

Allâh ﷻ melihat potensi kita, bukan hanya kesalahan kita. Rahmat-Nya lebih luas dari dosa-dosa kita.

Allâh Mendengar Bisikan Hati

Pernahkah kita menangis diam-diam, berbisik: “Ya Allâh, tolong aku…”? Allâh ﷻ mendengar bahkan sebelum kata itu terucap. Allâh ﷻ berfirman:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah): sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku.” (QS Al-Baqarah [1]: 186)

Doa adalah kekuatan luar biasa. Dari Tsaubān maulā Rasûlullâh ﷺ, ia berkata, Rasûlullâh ﷺ bersabda:

لَا يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلَّا الدُّعَاءُ، وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمُرِ إِلَّا الْبِرُّ

Tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa, dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali kebajikan.” (HR At-Tirmiżī no. 2139 dan Ibnu Mājah no. 90).[2]

Namun, doa juga bagian dari takdir. Allâh ﷻ telah menetapkan sebab dan akibat, termasuk perubahan melalui doa.

Kapan Harus Kembali?

Hidup tak pernah menjanjikan “nanti”. Kematian bisa datang kapan saja. Karena itu, kembali kepada Allâh ﷻ bukan untuk orang suci, tapi untuk siapa pun yang sadar hidup ini sementara.

Allâh ﷻ berfirman:

وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi…” (QS Ali ‘Imran [3]: 133)

Langkah Untuk Kembali?

Banyak sekali cara untuk bisa kembali kepada-Nya, diantaranya sebagai berikut:

  • Taubat dengan benar. Allâh ﷻ berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS At-Tahrim [66]: 8)

  • Perbaiki shalat. Allâh ﷻ berfirman:

إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ

“Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.” (QS Al-Ankabut [29]: 45)

  • Dekat dengan al-Qur’an. Allâh ﷻ berfirman:

وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman…” (QS Al-Isra’ [17]: 82)

  • Doa yang tulus. Dari Salman al-Farisi z, dari Nabi ﷺ, bahwa beliau ﷺ bersabda:

إِنَّ اللَّهَ حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحِي إِذَا رَفَعَ الرَّجُلُ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا خَائِبَتَيْنِ

Sesungguhnya Allah Maha pemalu dan pemurah. Dia malu bila seorang lelaki mengangkat kedua tangannya kepada-Nya lalu Dia mengembalikannya dalam keadaan kosong dan hampa” (HR Abu Daud no. 1488 dan at-Tirmidzi no. 3556)[3]

  • Cari lingkungan yang baik. Dari Abu Hurairah z, Rasûlullâh ﷺ bersabda:

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian”. (HR Abu Daud no. 4833, dan Tirmidzi no. 2378).[4]

  • Konsisten dengan hal-hal kecil terlebih dahulu. Dari ‘Aisyah, ia berkata, Rasûlullâh ﷺ bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. (HR. Muslim no. 783).

Tidak ada kata “terlambat” untuk memulai dan kembali, tidak ada kata “terlalu kotor” untuk bisa diterima. Mari sama-sama terus saling mengingatkan dalam kebaikan dan sama-sama bersegera berbuat baik. Kita yang butuh Allâh ﷻ, bukan Allâh ﷻ yang butuh kita. Jangan menunggu sempurna untuk bisa kembali pulang, pulanglah sekarang dengan segala kekurangan.

* Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam FIAI UII, Angkatan 2021

Maraji’ :

[1] Salahuddin Sopu. “Allah Itu Dekat, Kitalah Yang Menjauh” https://uin-alauddin.ac.id/tulisan/detail/allah-itu-dekat-kitalah-yang-menjauh. Diakses pada 20 September 2025.

[2] Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dalam kitab Al-Qadar, bab “Tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa” (no. 2139), dari hadis Salman radhiyallahu ‘anhu. Dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam As-Silsilah As-Sahihah (no. 154) dan dalam Sahih Al-Jami’ (no. 7687). M.Saifudin Hakim. “Fatwa Syekh Muhmmad Ali Farkus” https://muslim.or.id/103578-fatwa-ulama-apakah-doa-dapat-mengubah-takdir.html. Diakses pada 20 September 2025.

[3] Diriwayatkan oleh Abu Daud: 1488 dan at-Tirmidzi: 3556 dan beliau mengatakan: hasan gharib. Dishahihkan oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud dan Shahih at-Tirmidzi.

[4] Diriwayatkan oleh Abu Daud no. 4833, Tirmidzi no. 2378, Ahmad 2/344, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shahihul Jâmi’ 3545.

Download Buletin klik di sini