MENGENAL HIJAMAH: Sehat dengan Bekam

Rasulullah  bersabda:

“Sesungguhnya cara pengobatan yang paling ideal bagi kalian adalah alhijamah (bekam) dan fashdu (venesection).” (HR. Bukhari & Muslim)

 

“Barang siapa melakukan bekam padatanggal 17, 19 atau 21, akan sembuh dari setiap penyakitnya.” (HR. Abu Dawud)

 

Bekam adalah metode pengobatan dengan cara mengeluarkan darah statis yang mengandung toksin dari dalam tubuh manusia. Berbekam dengan cara melakukan pemvakuman di kulit dan pengeluaran darah darinya. Pengertian ini mencakup dua mekanisme pokok dari bekam, yaitu proses pemvakuman kulit dan dilanjutkan dengan pengeluaran darah dari kulit yang telah divakum sebelumnya. Dalam bahasa Jawa disebut cantuk atau kop. Di Sumbawa dan sekitarnya disebut tangkik atau batangkik. Dalam bahasa Arab disebut hijamah. Dalam bahasa Inggris disebut blood cupping atau blood letting atau cupping therapy atau blood cupping therapy atau cupping therapeutic. Dalam bahasa Mandarin disebut pa hou kuan. Di Asia tenggara (Malaysia dan Indonesia) dikenal dengan sebutan bekam. Terapi ini mengeluarkan toksin (racun) suhu dan angin serta bibit penyakit yang mengendap dan bersenyawa dalam darah melalui organ belakang tubuh atau organ lainnya. Kata al-Hijamah berasal dari istilah bahasa Arab hijâmah yang berarti pelepasan darah kotor.

Pengobatan dengan bekam sudah digunakan semenjak zaman Rasulullah . Nabi Muhammad  adalah manusia pertama yang dibekam oleh para Malaikat dengan perintah Allah  sebelum Isra dan Mi’raj. Penjelasan ini terdapat dalam hadits riwayat Ibnu Majah. Bekam atau hijamah memiliki banyak manfaat, diantaranya: mengamalkan sunnah Rasul dalam pengobatan, meningkatkan daya tahan tubuh (promotif), mencegah penyakit (preventif), menyembuhkan penyakit (kuratif), dan perawaan pasca sakit (rehabilitatif).

Hingga saat ini, penelitian medis telah dilakukan untuk mengetahui manfaat dari metode bekam. Salah satunya adalah yang dilakukan terhadap 60 orang gemuk yang rutin melakukan bekam. Ternyata bekam bisa menurunkan tekanan darah dan kolesterol jahat, serta meningkatkan kadar kolesterol baik. Hasil studi tersebut dimuat dalam BMC Medicine. Studi lain yang dimuat dalam Journal of the American Medical Association juga menyebutkan orang yang mendonasikan darahnya setiap 6 bulan sekali lebih jarang terkena serangan jantung dan stroke.

Dr. Wadda’ A. Umar mengungkapkan teori kedokteran bahwa saat pembekaman pada titik bekam, maka akan terjadi kerusakan mast cell dan lain-lain pada kulit, jaringan bawah kulit (sub kutis), fascia dan ototnya. Akibat kerusakan ini akan dilepaskan beberapa mediator seperti serotonin, histamine, bradikinin, slow reacting substance (SRS), serta zat-zat lain yang belum diketahui. Zat-zat ini menyebabkan terjadinya dilatasi (pelebaran atau peregangan) kapiler dan arteriol, serta flare reaction pada daerah yang dibekam. Dilatasi kapiler juga dapat terjadi di tempat yang jauh dari tempat pembekaman. Ini menyebabkan terjadinya perbaikan mikro-sirkulasi pembuluh darah. Akibatnya timbul efek relaksasi (pelemasan) otot-otot yang kaku serta akibat vasodilatasi (pelebaran diameter pembuluh darah) umum akan menurunkan tekanan darah secara stabil. Yang terpenting adalah dilepaskannya corticotrophin releasing factor (CRF), serta releasing factors lainnya. CRF adalah sinyal yang merespon tekanan-tekanan/ stress dalam otak yang bertugas mengatur dan melepaskan stress. CRF selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya adrenocorticotropic releasing hormone (ACTH), corticotrophin dan corticosteroid yang mempunyai efek menyembuhkan peradangan serta menstabilkan sel.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *