MENGENAL HIJAMAH: Sehat dengan Bekam
Jenis Hijamah
Ada beberapa jenis bekam, yaitu:
Pertama, bekam kering atau bekam angin (hijamah jâffah), yaitu menghisap permukaan kulit dan memijat tempat sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor. Bekam kering ini berkhasiat untuk melegakan sakit secara darurat atau digunakan untuk meringankan kenyerian urat-urat punggung karena sakit rheumatik, juga penyakit-penyakit penyebab nyeri punggung. Bekam kering baik bagi orang yang tidak tahan suntikan jarum dan takut melihat darah. Kulit yang dibekam akan tampak merah kehitam-hitaman selama 3 hari.
Kedua, bekam basah (hijamah rathbah), yaitu pertama kita melakukan bekam kering, kemudian kita melukai permukaan kulit dengan jarum tajam (lancet), lalu di sekitarnya dihisap dengan alat cupping set dan hand pump untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh. Lamanya setiap hisapan 3 sampai 5 menit, dan maksimal 9 menit. Penghisapan tidak lebih dari 7 kali hisapan. Darah kotor berupa darah merah pekat dan berbuih. Dan selama 3 jam setelah di-bekam, kulit yang lebam itu tidak boleh disiram air. Jarak waktu pengulangan bekam pada tempat yang sama adalah 3 minggu saja.
Kapan Waktu Terbaik untuk Berbekam?
Waktu terbaik untuk berbekam adalah pada pertengahan bulan setelah selesai dari puasa ayyam al-bidh. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah : “Sesungguhnya waktu terbaik melakukan bekam adalah pada tanggal 17, 19, dan 21 setiap bulannya.” (HR. at-Tirmidzi). Perintah Nabi untuk berbekam pada pertengahan bulan disebabkan oleh karena pada saat itu darah sedang bergejolak dan darah tambah banyak akibat dari gaya gravitasi bulan terhadap bumi saat bulan purnama. Jika di awal bulan, darah belum bergejolak, sedangkan di akhir bulan darah sudah mulai berkurang. Menurut pada dokter, bekam yang paling baik dilakukan adalah pada jam dua atau jam tiga siang. Tidak boleh dilakukan setelah berhubungan badan (jima) atau aktivitas berat lainnya, dan tidak boleh setelah kenyang atau ketika tidak lapar.
Titik-titik bekam
Beberapa titik pada anggota badan yang baik untuk dilakukan bekam adalah:
1) Puncak kepala (ummu mughits): “Sesungguhnya Nabi telah berbekam di kepala dalam keadaan ihram karena sakit kepala” (HR. Bukhari). Manfaat bekam pada titik ini adalah melancarkan sirkulasi darah di bagian kepala. Gejala yang umum dirasakan adalah vertigo, sakit kepala menahun, stroke, dan sihir;
2) Kepala Bagian belakang (al-Kaahil): “ Hendaklah kalian berbekam pada tengah-tengah “qamahduah”, karena itu dapat menyembuhkan 72 penyakit.” (HR. Thabrani);
3) Leher kiri dan kanan (akhda’in): “Sesungguhnya Rasulullah berbekam di ‘akhdain’ dan ‘Kaahil’” (HR. Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah). Manfaat pada titik ini adalah untuk melancarkan darah ke bagian kepala. Tanda-tanda: pusing, migrain, vertigo, dan daya ingat menurun.
4) Pada al-katifain di antara dua bahu: “Rasulullah telah berbekam di ‘akhdain’ dan di antara dua bahunya”. Manfaat pada titik ini adalah menormalkan tekanan darah, kadar asam, dan kolesterol. Tanda-tanda sakit yang dirasakan gejala hipertensi, asam urat, kolesterol, dan sulit menahan emosi
5) Pinggang: “Nabi telah berbekam pada pinggangnya karena sakit yang ditanggung..” Manfaat bekam di titik ini adalah untuk menormalkan fungsi ginjal, dengan gejala sakit/ nyeri pinggang.
6) Di Kaki: “Sesungguhnya Rasulullah berbekam di ‘malal’ (antara mekah dan madinah) pada punggung kaki Baginda”. Manfaat bekam pada titik ini adalah untuk melancarkan sirkulasi darah di bagian kaki. Dengan tanda-tanda sakit yang dialami adalah kesemutan, pegal-pegal, asam urat tinggi, stroke, dan kaki gajah.
Penutup
Bekam merupakan pengobatan yang dianjurkan oleh Rasulullah . Bekam terbukti secara klinis mampu menghilangkan racun yang ada pada tubuh dengan cara di angkat langsung dan efek samping yang minimal. Namun harus sepenuh keyakinan sebagaimana kita yakin terhadap al-Quran dan sunnah bahwa dengan pengobatan melalui bekam yang teratur, Insya Allah tubuh kita akan sehat sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah . Namun tentu saja pengobatan ini tidak boleh dilakukan secara sembarangan, melainkan harus dilakukan oleh mereka yang sudah ahli, profesional dan mengikuti peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Riva Aprilia Bashiran
Mahasiswa Farmasi UII
MUTIARA HIKMAH
Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya besarnya pahala itu berbanding lurus dengan besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Siapa yang ridha, baginya ridha(Nya), namun siapa yang murka, maka baginya kemurkaan(Nya).”
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!