Kedahsyatan Berdzikir Kepada Allah

Kedahsyatan Berdzikir Kepada Allah

يَا اَيُهَا اَّلذِيْنَ آمَنُوْ ا اذْكُرُوْا اللهَ ذِكْرًا كَثِيْرًا

“Hai orang-orang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya”. (Q.S. Al-Ahzab [33]: 41)

Ibadah ini termasuk ibadah yang paling mudah, tidak pula memakan waktu banyak serta dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja selama akal masih bekerja dengan semestinya, juga tanpa wudhu bahkan dilakukan oleh wanita yang sedang datang bulan sekalipun tidak ada halangan. Ibadah ini sebaiknya dilakukan sesering mungkin dan bukan ketika sempat saja. Mengapa demikian? di sini terlebih dahulu untuk mengetahui apa itu dzikir.

Dzikrullah adalah inti dari setiap ibadah, mulai dari shalat, mencari rezeki, menunaikan haji, hingga jihad fî sabilillâh, semuanya tak lepas dari dari dzikrullâh, dan bahkan suatu ibadah akan menjadi tidak bermakna tanpa dzikrullah. Hebatnya, dzikir tidak hanya diperintahkan dalam ibadah-ibadah yang ringan dan menyenangkna saja. Bahkan dzikir menjadi keharusan saat nyawa dipertaruhkan dalam pertempuran. Allah berfirman, Hai orang-orang yang beriman, jika kalian berhadapan dengan sekelompok musuh maka tegarlah dan banyaklah mengingat Allah, agar kalian beruntung.” (Q.S. al-Anfal [8]: (45).

Cermati firman-firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berbicara tentang dzikir dan kaitannya dengan keseringan melaksanakannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,“Hai orang-orang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang  sebanyak-banyaknya”. (Q.S. Al-Ahzab [33]: 41)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambal berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring.” (Q.S. Al-Imran [3]: 191)

Definisi dzikir

Dzikir berasal dari kata ‘dzakara’ yang bisa bermakna: Menyebut-nyebut (dengan lisan), mengingat, mengenang, merasakan, menghayati (dengan qalbu). Pengertian dzikir sendiri adalah mengingat dan menyebut asma Allah Subhanahu wa Ta’ala, seperti kalimat tasbih, tahlil, istighfar maupun shalawat.

Dzikir dalam pengertian di sini adalah mengingat Allah dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, baik secara lisan maupun di dalam hati. Karena pada hakikatnya, dzikir (ingat) adalah perbuatan hati. Artinya setiap aktivitas seorang hamba jangan sampai melupakan Tuhannya yaitu Allah. Baik dalam setiap hembusan nafas maupun detak jatungnya, karena Allah senantiasa hadir dalam ingatannya.

Sedangkan dzikir dalam arti menyebut nama Allah, biasanya diamalkan secara rutin dan cukup umum dikenal dengan istilah warid. Warid adalah untaian kata-kata dzikir yang ma’tsurat (ada contoh dan tuntunan Rasulullah).

Muhammad Hasbi Ash Shiddiqie, dalam bukunya pedoman dzikir dan doa menjelaskan dzikir adalah menyebut nama Allah dengan membaca tasbih (Subhânallâh), tahlil (Lâ ilâha illallâh), tahmid (Alhamdulillah), taqdis (Quddûsun), takbir (Allahu akbar), haulaqoh (La haula walâ quwwata illa billâh), membaca basamalah (Bismillahirrahmânirrahîm).Membaca al qur-an, berdoa, dan lain-lain.

Mengapa Harus Berdzikir?

Dzikir menempati posisi yang sangat vital dalam proses penghambaan diri seorang hamba kepada sang khaliq. Seperti yang kita ketahui tujuan utama Allah menciptakan manusia adalah tidak lain untuk beribadah dan mengabdi kepada-Nya di antaranya adalah dengan berdzikir. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (Q.S. Adz-Dzariyat [51]: 56)

Imam Nawawi dalam al Adzkar mengatakan bahwa yang paling utama dari aktivitas seorang hamba adalah menyibukkan dirinya dengan berdzikir (ingat) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan dzikir-dzikir yang telah dituntunkan oleh Rasulullah. Di dalam al-Qur’an, Allah tidak pernah menyebutkan suatu ibadah yang secara khusus diperintahkan untuk diperbanyak selain dzikir. Maka, marilah perbanyak dzikir sejak sekarang sebab jika tidak, kamu harus berhati-hati terhadap peringatan Allah l dalam ayat berikut ini.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud untuk riya’ (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut nama Allah, kecuali sedikit sekali.” (Q.S. an-Nisâ’ [4]: 142).

Keutamaan Berdzikir

Sesungguhnya di antara amal shalih utama dan mudah dikerjakan oleh seorang muslim untuk mendekatkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah dengan berdzikir. Dzikir yang dilakukan seorang hamba memiliki beberapa keutamaan, yaitu

  1. Allah akan mengingat hambanya.

Allah Ta’ala berfirman, “karena itu, ingatlah kamu kepadaku, niscaya aku ingat (pula) kepadamu.” (Q.S. al- Baqarah [2]: 152).

Menakjubkan bukan! Hanya dengan kita banyak mengingat Allah, Allah pun akan mengingat kita. Adakah kebahagiaan dan keberuntungan yang lebih besar dari pada ketika seorang hamba yang lemah dan fakir diingat oleh Tuhannya yaitu Allah ?

  1. Dengan dzikir maka hati seorang hamba menjadi tenang.

Di dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan tentang keutamaan berdzikir. Berdzikir dapat menjadikan hati seorang hambanya tenang. Allah Ta’ala berfirman, (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.(QS. ar-Ra’du [13]: 28).

  1. Tercukupi atas segala sesuatunya.

Allah akan mencukupi atas segala sesuatu yang dibutuhkan oleh kita entah itu dalam wujud atau apapun itu yang terkadang tidak kita duga datangnya sesuatu tersebut.

  1. Memperoleh kebaikan berkali lipat.

Seorang muslim  yang senantiasa berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala akan dicatat baginya 10 kebaikan, dihapuskan 10 kesalahan, mendapat pahala layaknya orang yang memerdekakan 10 budak, serta terlindung baginya dari gangguan setan. Sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh an-Nasa’i dari hadits Abu Ayyub al-Abshari a, disebutkan bahwa Rasulullah ` menyebutkan apabila seorang muslim membaca dzikir berikut, “Tidak ada tuhan  yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang berkuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca 10 kali) (H.R. an-Nasa’i).

  1. Menumbuhkan rasa takut hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga lebih tunduk kepada-Nya.

Orang yang senantiasa berdzikir akan merasakan kehadiran Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam hatinya. Ia menyadari bahwa Allah senantiasa bersamanya, mengawasinya, melindunginya, menaunginya, dengan rahmat-Nya. Dengan demikian, ia tidak akan melakukan hal-hal yang tidak patut.

Adab Berdzikir

Adab merupakan hal penting untuk diperhatikan bagi setiap orang yang ingin melaksanakan dzikir. Oleh karena itu sebelum melakukan dzikir kita harus mengetahui adab atau etika berdzikir terlebih dahulu agar mendapatkan keberkahan dalam berdzikir dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.  Berikut adab-adab ketika hendak berdzikir:

  1. Dzikir dilakukan dengan penuh khusyu’ dan khidmat.
  2. Hendaknya menggunakan bacaan yang ma’tsur baik ayat ataupun hadits Nabi l.
  3. Tidak dilakukan dengan tergesa-gesa dan cepat.
  4. Sebaiknya dalam keadaan (bersuci) berwudhu
  5. Memulai dengan tahmid, tasbih dan tahlil kemudian shalawat nabi.
  6. Dilakukan dengan suara yang tidak keras dan tidak terlalu pelan.

 

Hidayatul Fajriyah

Mahasiswa Prodi PAI

FIAI UII

Referensi

  1. Abdullah Tsalim, sufyan Baswedin, dkk. 2015 M. “Misteri Kedahsyatan Doa dan Dzikir.” Yogyakarta: Yufid Publishing. h 13.
  2. Cermin Hati. (2015, 07 Maret). Definisi Dzikir. Dikutip 31 Juli 2019, dari https://chcerminhati.wordpress.com/2015/03/07/definisi-dzikir/
  3. Luqman Al Hakim. 2018 M. “Dzikir Qur-ani: Mengingat Allah sesuai fitrah manusia.” Indonesia : Mawahib. h 22.
  4. khalilurrahman al Mahfani. 2006 M. “Keutamaan Berdoa dan Berdzikir: untuk hidup bahagia dan sejahtera.” Jakarta: Wahyu Media. Hal. 30-34.
  5. Ubaidurrahman al-Bulmany. 2009 M. “Rahasia Dzikir yang Mengasyikkan: .” Bandung: Gen Miqat. h 3-6.

 

Mutiara Hikmah

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Q.S. Qaaf [50]: 18)

 

Download Buletin klik disini

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *