MEMAKNAI TAHUN BARU ISLAM, 1 MUHARRAM 1443 HIJRIYAH
Oleh: Nur Laelatul Qodariyah*
Bismillâhi walhamdulillâhi wash-shalâtu wassalâmu ‘alâ rasûlillâh
Saudaraku kaum muslimin yang dirahmati Allahﷻ, salah satu bulan yang diistimewakan oleh Allahﷻ adalah bulan Muharram atau biasa disebut bulan haram (al-ashurul harum), Allahﷻ berfirman, “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”(Q.S. At-Taubah [9]: 36).
Dari ayat diatas menerangkan bahwa, di dalam dua belas bulan, Allahﷻ telah memberikan empat bulan yang istimewa agar kita senantiasa lebih meningkatkan kualitas ibadah kita dan meninggalkan kemaksiatan. Seperti halnya berbuat kebaikan kepada sesama manusia, dzikir, sedekah dan lain-lain.
Hijrahnya Rasulullahﷺ
Peristiwa Hijrahnya Rasulullahﷺ ke Madinah merupakan salah satu bentuk transformasi dan perlindungan untuk kaum muslimin, terhadap penindasan dan kekerasan yang dilakukan kaum musrikin. Hijrahnya Rasulullahﷺ ke Madinah itu bukan karena takut akan terbunuh atau meninggal oleh kaum musrikin, tapi karena komitmen untuk menjaga umat Islam di mekah maka dari itu Nabiﷺ hijrah dari Mekah ke Madinah.
Allahﷻ berfirman,”Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan menzalimi sendiri, mereka (para malaikat ) bertanya, “bagaimana kamu ini?” mereka menjawab, “kami orang-orang yang tertindas di bumi (Mekah)” mereka (para malaikat) bertanya, “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah (berpindah-pindah) di bumi itu?” maka orang-orang itu tempatnya di neraka jahanam, dan (jahanam) itu seburuk-buruk tempat kembali” (Q.S. an-Nisâ’ [4] : 97).[1]
Musahabah diri
Makna tahun baru Islam, merupakan momen pergantian kalender Islam dalam hijriyah agar kita bisa merenungi kesalahan-kesalahan yang dilakukan di tahun-tahun sebelumnya. dan juga harapan atau resolusi agar kedepanya bisa lebih baik dari tahun berikutnya. Allahﷻ berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(Q.S. al-Hasyr [59]: 18).
Dengan selalu merenungi dan mengingat-ingat kesalahan-kesalahan yang telah terjadi di tahun sebelumnya, akan membuat hati dan pikiran mudah terkontrol sehingga akan lebih waspada dan lebih berhati-hati dalam bertindak dikemudian hari.
Memperbanyak Amalan Ibadah
Bulan Muharram adalah bulan yang sangat dimuliakan,. maka dengan itu dengan memperbanyak amalan ibadah seperti puasa, sedekah merupakan salah satu bentuk amalan untuk mendekatkan diri kepada Allahﷻ. Seperti hadis berikut, Abu Hurairah radhiyallau ‘anhu ia berkata, Rasulullahﷺ bersabda, ““Seutama-utama puasa setelah Ramadhan ialah puasa di bulan Allah al-Muharram, dan sebaik-baik shalat setelah shalat fardhu, ialah shalat malam.” (H.R. Muslim, no. 1982).”.” (H.R. Muslim, no. 1982).[2]
Manusia memang tidak luput dengan kesalahan , semua yang telah ditetapkan oleh Allahﷻ tidak bisa dirubah kecuali dengan kehendak-Nya .maka dengan itu kita sebagai manusia selalu diingatkan untuk selalu berikhtiar dan berdoa agar bisa mencapai Ridho-Nya.
Motivasi diri
Peristiwa hijrahnya Rasulullahﷺ dari Mekah ke Madinah merupakan suatu hikmah yang perlu diambil dan dijadikan motivasi, bahwa Rasulullahﷺ bersama dengan para sahabatnya dalam menegakan Islam itu penuh dengan perjuangan dan banyak sekali pahlawan Islam yang telah mati syahid, demi untuk membela dan menegakan Islam. Untuk itu kita sebagai umat muslim perlu menghargai dan meneladani setiap perjuanganya dengan cara; semangat belajar, semangat ibadah, mematuhi peraturan Allahﷻ dan menjauhi larangan-Nya.
Allah lberfirman, “Dan dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.”(Q.S. At-Talaq [65]: 3).
Dari ayat diatas menjelaskan bahwa semua orang mempunyai rezekinya masing-masing. untuk itu kita sebagai manusia harus terus berjuang dan memotivasi diri sendiri. agar nantinya apa yang menjadi keinginan dan cita-cita bisa terwujud dengan arah dan jalan yang benar sesuai dengan ketentuan dalam islam.
Momen Perubahan Menuju Kebaikan
Setiap manusia dalam menjalankan kehidupannya menginginkan perubahan yang lebih baik, seperti halnya ditahun baru Islam ini. Perlu lembaran baru untuk memulai sebuah transformasi agar ada perubahan menuju kebaikan. Allahﷻ berfirman, “mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidil Haram dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”.” (Q.S. al-Baqarah [2] : (217).
Pengingat Diri Akan Akhlak Mulia
Dalam tahun baru Islam ini sebagai pengingat kita akan akhlak mulia, karena untuk menjadi pribadi yang baik tidak cukup untuk mempelajari ilmu pengetahuan saja. Banyak orang yang berilmu tapi tidak berakhlak. Allahﷻ berfirman,“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusushan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (Q.S An-Nahl [16]: (90).
Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa, terdapat beberapa butir Akhlak yang Allah ungkap yaitu: ikhlas, sabar, bersyukur, pemaaf, mengerjakan yang makruf, jangan menggunjingkan satu sama lain (berghibah), bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha penyayang, Ta’aruf (saling kenal- mengenal) dan silaturrahim, dan tawakkal.
Dari pernyataan di atas tidak mengungkapkan semua penjelasan dari al-Qur’an. Salah satu Akhlak mulia adalah Ikhlas dan sabar. Menurut al-Imam al-Mar’asyi, ikhlas merupakan kesamaan amalan seorang hamba yang dilakukannya antara lahir maupun batin. Sedangkan menurut Prof. Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, mengatakan bahwa hakikat keikhlasan adalah berlepas diri dari sesuatu selain Allahﷻ, yaitu bersihnya perkataan, perbuatan, atau meninggalkan sesuatu hal dengan tujuan mencari ridha Allahﷻ dan pahala dari-Nya. ikhlas juga dapat dimaksudkan jika kita bisa melupakan pandangan mahluk hingga kita tidak melihat dan memperhatikan lagi apa dan siapa kecuali hanya Allah sang pencipta.
Selanjutnya sabar. Sabar merupakan salah satu bentuk akhlak mulia, para ulama menetapkan sabar dalam tiga dimensi, yaitu:
- Sabar terhadap semua perintah Allahﷻ, agar dipatuhi dan dijalankan peintah Allahﷻ
- Sabar terhadap semua yang dilarang Allahﷻ, agar dijauhi, ketika Allahﷻ melarang sesuatu, pasti karena ada ketidak-baikan pada sesuatu yang dilarang tersebut. Hamba yang dilarang, justru karena Allahﷻ tidak ingin hamba tersbut terjatuh pada lembah kehinaan dan kenistaan. Oleh karena itu, Allah menyiapkan adzab sebagai hukuman (punishment) bagi hamba yang selalu ingkar hingga akhir hayatnya.
- Sabar terrhadap semua ujian Allahﷻ, baik berat maupun ringan. Ada yang mengira bahwa ujian itu hanya kalau terasa sulit, jangan salah, baik terasa senang maupun susah keduanya adalah ujian, terhadap nikmat kita diuji Allah, apakah kita termasuk yang akan besyukur, ataukah malah kufur.[3]
* Penyusun adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia
[1] Muidigital, “Tahun baru Islam 1443 Hijriyah, Reaktualisasi Makna Hijrah”, dikutip dari https://mui.or.id/opini/31002/tahun-baru-islam-1443-hijriyah-reaktualisasi-makna-hijrah/ diakses pada hari Minggu 15 Agustus 2021
[2] H.R. Muslim no.1982. Shahih menurut Ijma’ Ulama
[3] Hadi yasin, “Ayat-Ayat Akhlak Dalam Al-Quran: membangun keadaban menuju kemuliaan peradaban”, dikutip dari https://core.ac.uk/download/286345557.pdf diakses pada hari Senin 16 Agustus 2021
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!