PINTU-PINTU REZEKI

Oleh: Qonitah Cahyaning Tyas*

 

Bismillâhi walhamdulillâhi wash-shalâtu wassalâmu ‘alâ rasûlillâh,

Membahas rezeki memang berkaitan dengan sesuatu yang diberikan oleh Allahﷻ  kepada makhluk hidup. Seperti yang telah diketahui, sesuai dengan kenyataan hidup, maka rezeki yang Allah berikan kepada sang hamba itu sangat banyak macamnya, ada makanan, harta, pakaian atau beberapa hal-hal lainnya yang mungkin menjadi kebutuhan manusia. Tetapi, manusia juga perlu memahami apa arti atau makna rezeki menurut al-Qur’an dan dari mana saja pintu-pintu rezeki terbuka.

Rezeki ada yang bersifat umum dan bersifat khusus. Rezeki yang sifatnya umum (ar-rizq al-‘am) yaitu segala sesuatu yang memberikan manfaat bagi badan, berupa harta, rumah, kendaraan,  kesehatan, dan selainnya, baik berasal dari yang halal maupun haram. Rezeki jenis ini Allah berikan kepada seluruh makhluk-Nya, baik orang muslim maupun orang kafir.

Rezeki yang sifatnya khusus (ar-rizq al-khash) yaitu segala sesuatu yang membuat tegak agama seseorang. Rezeki jenis ini berupa ilmu yang bermanfaat dan amal shalih serta semua rezeki halal yang membantu seseorang untuk taat kepada Allah. Inilah rezeki yang Allah berikan khusus kepada orang-orang yang dicintai-Nya. Inilah rezeki yang hakiki, yang menghantarkan seseorang akan mendapat kebahagiaan dunia akherat.[1]

Pemahaman yang baik terhadap rezeki juga dapat berdampak baik bagi individu seseorang maupun masyarakat, seperti terwujud dalam perilaku jujur dalam bertransaksi, mencari keberkahan dalam rezeki yang diberikan atau lainnya. Sedangkan pemahaman yang salah terhadap rezeki juga dapat berakibat buruk kepada masing-masing individu dan masyarakat, sehingga dapat menimbulkan perilaku-perilaku seperti menghambur-hamburkan harta atau materialisme.[2]

 

Makna Rezeki dalam al-Qur’an

Ada banyak lafadz rezeki dalam al-Qur’an, dan memiliki makna yang berbeda, diantaranya:

  1. Bermakna pemberian, seperti dalam surat al-Baqarah ayat 3, “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka”
  2. Bermakna makanan, dalam surat al-Baqarah ayat 25, “Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu.” Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan disana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya.
  3. Bermakna hujan yang salah satunya ada pada surat adz-Dzariyat ayat 22, Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu”
  4. Bermakna nafkah yang ada pada surat al-Baqarah ayat 233, “Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut…….”
  5. Bermakna Pahala, seperti pada surat Ali Imron ayat 169, “Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki.”
  6. Bermakna Surga, salah satunya ada pada surat Taaha ayat 131, “Dan janganlah engkau tunjukkan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal.”
  7. Bermakna Syukur pada surat al-Waqi’ah ayat 82, Dan kamu menjadikan rezeki yang kamu terima (dari Allah) justru untuk mendustakan-Nya.”
  8. Bermakna buah-buahan yang ada di surat Ali Imran ayat 37, “Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik dan menyerahkan pemeliharannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah), dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, “Wahai Maryam! Dari mana engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dia kehendaki tanpa perhitungan.”[3]

Maka, dapat disimpulkan bahwa makna rezeki menurut bahasa ada dua makna, yang pertama adalah pemberian dan kedua adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, baik yang ia makan ataupun yang ia pakai. Sedangkan dari segi istilah, rezeki adalah ungkapan dari sesuatu yang Allah berikan kepada makhluk. Berarti makna rezeki adalah pemberian dan juga sesuatu yang Allah sampaikan kepada makhluk-Nya dan yang bermanfaat bagi makhluk-Nya.[4]

 

Pintu-Pintu Rezeki Menurut al-Qur’an

Allah telah menetapkan empat hal pada diri manusia sejak ia masih berada dalam kandungan sang ibu, diantaranya adalah rezeki, ajal, amal dan jodoh. Tak ada yang tau ukuran rezeki yang telah Allah tetapkan untuk makhuk-Nya.[5] Memang, rezeki manusia dan makhluk lainnya itu hanya Allah yang tau, maka sebaiknya seorang manusia juga yakin akan ketetapan yang sudah Allah tentukan sebelumnya, tetapi manusia juga dapat berusaha dan tetap bersandar kepada Allah agar Allah dapat membuka pintu-pintu rezeki, dan diantara sebab pintu rezeki terbuka menurut Al-Qur’an adalah berikut ini:

  1. Rezeki yang dijamin Allah

Allah Pencipta seluruh yang ada di alam ini, dan tentu Allah menjamin rezeki makhluk-Nya, seperti firman Allah dalam Surat Hud ayat 6, “Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).” (Q.S. Hud [11]: 6)

Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa ayat tersebut menegaskan sesnungguhnya tidak ada makhluk yang tidak dijamin oleh Allah rezekinya. Jaminan rezeki dari Allah untuk seluruh makhluk memiliki arti yang luas, seperti tumbuhan yang juga mampu bertahan hidup atau makhluk lainnya yang bisa menghidupi dan lain-lain.[6]

  1. Rezeki karena usaha

Dalam firman Allah surat al-Mulk ayat 15, “Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya, dan hanya kepada-Nya lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (Q.S. al-Mulk [67]: 15)

Ayat diatas menjelaskan bahwa alam ini diciptakan Allah untuk memudahkan makhluk dalam memenuhi kebutuhannya. Maka dari itu, Allah memerintahkan manusia untuk menjelajahi alam ini untuk mencari rezeki yang halal.[7]

  1. Rezeki karena bersyukur

Ada kata-kata usaha tidak akan mengkhianati hasil, dan memang jika kita berusaha maka kita akan mendapatkan hasilnya. Dengan begitulah, maka sudah sepatutnya kita sebagai makhluk Allah bersyukur kepada-Nya. Karena janji Allah kepada orang yang bersyukur akan ditambah nikmat kepada mereka,[8] seperti dalam Surat Ibrahim ayat 7, “Dan (ingatla)h, ketika Tuhanmu memaklumkan; “sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Kyu), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (Q.S. Ibrahim [14]:7)

Itulah beberapa sebab-sebab pintu-pintu rezeki dapat terbuka dari Allah, menurut Al-Qur’an. Sebenarnya masih ada beberapa cara untuk membuka pintu rezeki dari Allah, seperti pintu rezeki yang terbuka karena beristighfar, pintu rezeki yang terbuka karena bersedekah dan pintu rezeki yang terbuka dengan taqwa seseorang. Yang terpenting dari itu semua adalah percaya bahwa rezeki yang Allah berikan kepada makhluk-Nya itulah rezeki yang terbaik.[]

 

Mutiara Hikmah

Allah lberfirman,

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللّهِ رِزْقُهَا

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberinya rezeki“ (Q.S. Hûd [11]:6)

 

Marâji’:

* Penyusun adalah mahaasiswi Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam UII

[1] Lebih lanjut https://muslim.or.id/7401-memahami-dua-jenis-rezeki.html

[2] Basri Mahmud., Hamzah. Membuka Pintu Rezeki dalam Perspektif Al-Qur’an dalam Jurnal Al-Quds: Jurnal Studi Alquran dan Hadits, Vol. 4 No.2, 2020, hal. 467-480

[3] Achmad Kurniawan Pasmadi. Konsep Rezeki dalam Al-Qur’an dalam Jurnal Didaktika Islamika, Vol. 6 No. 2 Agustus 2015, hal. 132-146

[4] Ibid

[5] Basri Mahmud., Hamzah. Membuka Pintu Rezeki.,

[6] Ibid

[7] Ibid

[8] Ibid

 

Download Buletin klik disini

 

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *