SAHABAT DALAM MENERANGI JALAN MENUJU RAMADHAN

SAHABAT DALAM MENERANGI JALAN MENUJU RAMADHAN

Oleh: Haritsa Taqiyya Majid*

 

Bismillâhi Walhamdulillâhi wash-shalâtu wassalâmu ‘alâ rasûlillâh,

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang paling ditunggu bagi setiap muslim yang ada di seluruh dunia. Pasalnya di bulan tersebut akan ada banyak limpahan rahmat, barokah dan ampunan Nya, sehingga kaum muslimin banyak yang merindukan untuk berjumpa dengan bulan suci ini. Seperti dibukakannya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka, yang mana akan membuat para malaikat turun ke bumi sebaliknya para setan akan terbelenggu. Tentunya, berjumpa kembali dalam keadaan yang baik dan mampu beramal saleh secara maksimal dengan penuh ketakwaan kepada Allah Ta’ala.

Doa Yang Ma’ruf

Sering kita jumpai doa yang banyak diucapkan menjelang bulan Ramadhan.

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

“Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan”[1]

Masyarakat meyakini bahwa doa tersebut diajarkan oleh Rasulullah ﷺ. Padahal, para ahli hadits menilai kualitas sanadnya lemah. Meski begitu, tidak menjadi masalah ketika hendak membacanya atau mengamalkannya, selama tidak diyakini bahwa perkataan itu benar-benar bersumber dari Nabi Muhammad ﷺ.

Hal ini tentu saja diimani penuh oleh umat muslim sebagai upaya untuk beribadah dan mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya dari bulan yang penuh berkah tersebut. Itulah kenapa mempersiapkan diri dan menyusun rencana-rencana yang harus dilakukan begitu penting guna memberikan hasil yang maksimal pada bulan puasa.

Sahabat Menyambut Ramadhan

Hasil yang dimaksud tentu saja kekhusyu’an beribadah, kesiapan dan kejernihan mental dan hal-hal lain yang bisa dicapai pada bulan Ramadhan. Begitu juga pada masa Rasulullah, ada berbagai cara para sahabat dalam menyambut Ramadhan.“Bulan Ramadhan mendatangi kalian, bulan yang penuh berkah. Allah menghendaki kebaikan bagi kalian dengan menurunkan rahmat-Nya dan menghapuskan dosa-dosa kalian dan mengabulkan doa-doa. Allah melihat amal kalian dan membanggakan kalian di depan para malaikat, lalu malaikat pun menghendaki kebaikan agar diturunkan kepada kalian. Sesungguhnya orang yang rugi di bulan Ramadhan adalah mereka yang terhalangi dari rahmat Allah”. (H.R Thabrani dalam Musnad Syamiyin 2238)[2]

Dikisahkan oleh Ibnu Abbas a, Nabi Muhammad ﷺ tidak hanya mempersiapkan Ramadhan dengan mengumpulkan bekal makanan, minuman, maupun menjaga fisik semata. Namun sebenarnya yang utama adalah memperbanyak dan meningkatkan ketaatan kepada Allah dengan ibadah dan sedekah. Oleh karenanya, Rasulullah n telah nampak sebagai seorang hamba yang paling taat kepada Allah , dan menjadi pribadi yang paling dermawan semenjak sebelum Ramadhan tiba.

Para sahabat Nabi pun juga demikian, mereka berlomba-lomba menjadi orang yang paling utama dalam menyambut kedatangan bulan Ramadhan. Dicontohkan dalam sebuah kisah, Umar bin Khattab a, menjadi orang pertama yang mengumpulkan kaum muslimin untuk shalat Tarawih di masjid. Beliau mempersiapkan Ramadhan dengan memasang lentera di rumah-rumah ibadah kaum muslimin agar bersemangat memakmurkannya bersama tilawah al-Qur’an, zikir, dan shalat malam sepanjang bulan Ramadhan.

Selepas kepergian Umar a, saat malam Ramadhan tiba, Ali bin Abi Thalib a mengenang jasa-jasanya dengan berdoa, “Semoga Allah menerangi kuburmu, hai Umar, sebagaimana engkau menerangi masjid-masjid Allah dengan al-Qur’an.”

Tabi’in Menyambut Ramadhan

Generasi setelah sahabat Nabi Muhammad ﷺ pun sangat merindukan kedatangan Ramadhan. Sampai-sampai, mereka berdoa selama 6 bulan sebelum kedatangan Ramadhan agar mereka dapat bertemu dengannya. Begitu Ramadhan setelahnya berlalu, mereka juga kembali berdoa sepanjang 6 bulan berikutnya agar amalan ibadah selama Ramadhan kemarin diterima Allah . Tidak ada satu hari pun selama satu tahun yang luput dari para pendahulu Islam kecuali mereka memikirkan bulan Ramadhan, sehingga mereka begitu mempersiapkan semua bekal materi dan rohani smeenjak jauh hari sebelum Ramadhan tiba.

Ma’la bin Fadhal berkata: “Dulu sahabat Rasulullah berdoa kepada Allah sejak enam bulan sebelum masuk Ramadhan agar Allah sampaikan umur mereka ke bulan yang penuh berkah itu. Kemudian selama enam bulan sejak Ramadhan berlalu, mereka berdoa agar Allah terima semua amal ibadah mereka di bulan itu. Di antara doa mereka ialah : Yaa Allah, sampaikan aku ke Ramadhan dalam keadaan selamat. Ya Allah, selamatkan aku saat Ramadhan dan selamatkan amal ibadahku di dalamnya sehingga menjadi amal yang diterima.” (HR. at Thabrani: 2/1226).[3]

Salah satu amal ibadah yang dianjurkan untuk dilakukan dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan terutama ketika malam nisfu sya’ban adalah membaca al-Qur’an. Nisfu Sya’ban sendiri diambil dari kata bahasa Arab, Nisfu dan Sya’ban. Kata Nisfu berasal dari kata nashafa, yanshifu, nashfan yang berarti mencapai tengah-tengah. Sedangkan kata Sya’ban berarti bulan Sya’ban[4]. Jadi Nisfu Sya’ban berarti pertengahan bulan Sya’ban. Hal ini didasarkan pada pandangan beberapa sahabat Rasulullah yang menganggap Sya’ban adalah bulannya al-Qur’an, salah satunya seperti Anas bin Malik a.

Dalam riwayat Ibnu Rajab v, Anas a bercerita tentang kesibukan para Sahabat Rasulullah ketika masuk bulan Sya’ban. Salah satunya adalah membaca al-Qur’an. Anas bin Malik a berkata, “Kaum Muslim ketika telah memasuki bulan Sya’ban, mereka mengambil mushaf-mushafnya kemudian membacanya. Mereka juga mengeluarkan zakat hartanya agar dapat membantu menguatkan orang fakir dan miskin untuk turut serta menunaikan puasa di bulan Ramadhan.”

Melihat kepada sikap dan doa yang mereka lakukan, terlihat jelas bagi kita bahwa para sahabat dan generasi setelahnya sangat merindukan kedatangan Ramadhan. Mereka sangat berharap dapat berjumpa dengan Ramadhan demi mendapatkan semua janji dan tawaran Allah dan Rasul-Nya dengan berbagai keistimewaan yang tidak terdapat di bulan-bulan lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa para sahabat dan generasi setelahnya betul-betul memahami dan yakin akan keistimewaan dan janji Allah dan Rasul-Nya yang amat luar biasa seperti rahmah (kasih sayang), maghfirah (ampunan) dan keselamatan dari api neraka.[]

Mutiara Hikmah

Dari Abu Hurairah h bahwa Rasulullah ` bersabda:

لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ

Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan tidak akan sempurna iman kalian hingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kalian pada sesuatu yang jika kalian lakukan kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim no. 54)

Marâji:

* Alumni Informatika FTI UII & PPUII

[1] Riwayat di atas dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya (1/259), Ibnu Suniy dalam ’Amalul Yaum wal Lailah, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman (3/1399), An Nawawi dalam Al Adzkar (245). Dalam hadits ini terdapat Zaidah bin Abi Ar Ruqod dan Ziyad An Numiari. Imam Al Bukhari dan Ibnu Hajar Al Asqolani menilai Zaidah bin Abi Ar Ruqod sebagai munkarul hadits. Sedangkan Ziyad bin ‘Abdillah An Numari dikatakan oleh Yahya bin Ma’in dan Ibnu Hajar sebagai perowi yang dho’if. Hadits ini dikatakan dho’if (lemah) oleh Ibnu Rajab dalam Lathoif Ma’arif (218), Syaikh Al Albani dalam tahqiq Misykatul Mashobih (1369), dan Syaikh Syu’aib Al Arnauth dalam takhrij Musnad Imam Ahmad. Hadits ini dinilai dho’if oleh:

  1. Adz Dzahabi dalam Mizanul I’tidal (2/65).
  2. Ibnu Rajab dalam Lathoif Ma’arif (218).
  3. Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Tabyinul ‘Ajb (19).
  4. Syu’aib Al Arnauth menilai sanadnya dho’if dalam tahqiq musnad Imam Ahmad (1/259). Sumber: https://muslim.or.id/21263-ya-allah-berkahilah-kami-di-bulan-rajab.html

[2] HR. Thabrani: 2238

[3] HR. Thabrani: 2/1226

[4] Ahmad Warson Munawwir, Kamus Arab-Indonesia Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997)

Download Buletin klik disini

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *