SUDAH SIAPKAH MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN?
SUDAH SIAPKAH MENYAMBUT BULAN SUCI RAMADHAN?
Oleh: Suci Putriani Azhari
Bismillâhi Walhamdulillâhi wash-shalâtu wassalâmu ‘alâ rasûlillâh
Tak terasa saat ini kita sudah berada di penghujung bulan Sya’ban pertanda sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan, yaitu bulan yang paling mulia disambut dengan penuh suka cita bagi kaum muslimin. Bulan mulia ini biasanya disambut dengan ucapan “Marhaban ya Ramadhan”. Kata Marhaban adalah bentuk diksi untuk menyambut hadirnya sesuatu yang benar-benar istimewa. Ramadhan salah satunya, karena bulan ini dimana taburan kasih Allah sedang meruah. Bulan dimana pintu surga sedang dibuka lebar-lebar, pintu neraka ditutup rapat-rapat, setan-setan yang selama ini kita kambing hitamkan sebagai makhluk yang menyebabkan kita bermaksiat, bulan ini pun mereka dibelenggu.[1]
Ucapan Marhaban ya Ramadhan sudah mulai muncul dan banyak disebarkan diberbagai media sosial baik berupa tulisan maupun video. Belum lagi banyaknya kajian tentang tarhib Ramadhan di masjid maupun instansi yang membuat ruh Ramadhan semakin terasa. Pertanyaannya sudahkah kita mempersipakan diri untuk menyambut bulan yang mulia dan penuh berkah ini? Atau malah kita menyambutnya dengan biasa-biasa saja seperti tahun-tahun sebelumnya?. Padahal saat kita kedatangan tamu di rumah, kita mempersiapkan berbagai macam hidangan yang terbaik untuk disuguhkan dan kita sambut dengan hati yang penuh suka cita. Lantas apakah pantas jika Ramadhan kita sambut dengan biasa-biasa saja? Tentu jawabannya tidak. Maka dari itu mari kita persiapkan bekal kita untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dengan persiapan yang maksimal baik secara lahiriyah maupun batiniyah.
Satu hal yang patut untuk kita syukuri saat ini adalah banyaknya nikmat yang Allah berikan kepada kita, salah satunya nikmat diberikannya umur dan kesempatan. Semoga nikmat umur dan kesempatan ini Allah perkenankan kita agar bisa bertemu dan merasakan keberkahan Ramadhan nanti. Amîn ya rabbal ‘âlamîn.
Pembaca yang dirahmati Allah ﷻ, banyak dari keluarga dan sahabat yang telah mendahului kita dan sudah pulang ke kampung akhirat, mereka tidak sempat bertemu Ramadhan di tahun ini. Oleh karena itu, di penghujung Sya’ban ini mari kita panjatkan doa kita kepada Allah agar kita bisa bertemu Ramadhan tahun ini dan dapat memanfaatkan bulan yang berkah ini dengan memaksimalkan kualitas ibadah, keimanan, ketakwaan, kita kepada Allah ﷻ.
Pahala Khusus Ibadah Puasa
Ramadhan adalah bulan suci yang selalu dirindukan umat Islam. Keberkahan dan kekhusyukan hari-harinya adalah hal yang sulit didapatkan dihari-hari biasanya, karena banyak hal biasa ketika bulan Ramadhan menjadi hal istimewa sehingga Ramadhan menjadi bulan yang istimewa. Puasa Ramadhan merupakan ibadah yang istimewa, karena Allah mengkhususkan balasan puasa dari-Nya. Rasulullah n bersabda dalam hadits qudsi:
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Abu Az Zanad dari Al A’raj dari Abu Hurairah z; Bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Shaum itu benteng, maka (orang yang melaksanakannya) janganlah berbuat kotor (rafats) dan jangan pula berbuat bodoh. Apabila ada orang yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya maka katakanlah aku sedang shaum (ia mengulang ucapannya dua kali). Dan demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang sedang shaum lebih harum di sisi Allah Ta’ala dari pada harumnya minyak misik, karena dia meninggalkan makanannya, minuman dan nafsu syahwatnya karena Aku. Shaum itu untuk Aku dan Aku sendiri yang akan membalasnya dan setiap satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa”. (H.R Bukhari no.1761)
Saat bulan Ramadhan sangat banyak ibadah yang dapat kita lakukan dengan balasan pahala yang berlipat ganda, seperti tilawah al-Qur’an, shalat malam qiyamul lail atau tarawih, shalat tahajud, dan juga Allah ﷻ kasih bonus pahala berlipat ganda di 10 malam terakhir ramadhan yaitu lailatul qadar malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Pentingnya Persiapan
Jauh sebelum Ramadhan akan datang sahabat Nabi yaitu Umar bin Khattab mengumpulkan kaum muslimin untuk mendirikan shalat tarawih di masjid. Kemudian beliau mengajak kaum muslimin memasang lentera di rumah ibadah agar bersemangat dalam memakmurkan rumah ibadah dengan tilawah al-Qur’an, dzikir, dan shalat malam. Begitu pula para tabi’in 6 bulan sebelum datangnya bulan Ramadhan mereka berdoa kepada Allah agar dipertemukan dengan bulan suci Ramadhan dan setelah Ramadhan mereka terus berdoa agar amal ibadah mereka diterima di sisi Allah ﷻ. Lalu bagaimana dengan kita, apa saja yang sudah kita persiapkan untuk menyambut Ramadhan yang tinggal hitungan jari kedatangannya?
Sungguh sangat banyak hal yang harus disiapkan dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, yaitu persiapan nafsiyah (jiwa atau hati), tsaqafiyah (ilmu), jasadiyah (fisik), dan maliyah (harta). Satu diantara 4 perisapan yang paling penting yaitu persiapan nafsiyah. Mengapa demikian? Karena indikator kebaikan dan keburukan seseorang terletak di hati. Maka dari itu siapkan hati dan niat tulus kita menjalankan ibadah puasa untuk mendekatkan diri kepada Allah agar menjadi orang yang bertakwa sesuai dengan firman Allah tentang perintah puasa yaitu la’allakum tattaqun semoga menjadi orang yang bertaqwa. Allah l berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Q.S. al-Baqarah [2]:183)
Andai Ini Ramadhan Terakhirku
Berjumpa dengan Ramadhan merupakan sesuatu yang istimewa, maka beruntung orang yang dapat bertemu dengan Ramadhan. Makna beruntung disini bukan hanya bertemu Ramadhan saja, namun beruntung apabila orang yang dapat bertemu Ramadhan dan ia bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya yaitu memperbanyak amal sholih untuk meningkatkan kualitas ibadah.
Maka dari itu manfaatkan momen Ramadhan ini dengan maksimal, jangan sampai Ramadhan kita sama seperti Ramadhan di tahun-tahun sebelumnya, karena kita tidak pernah tau kapan usia kita berakhir. Bayangkan jika ini adalah Ramadhan terakhir kita. Maka kita perlu persiapan yang cukup untuk menyambut ramadhan agar kita mendapatkan predikat takwa. Jika tahun ini Ramadhan masih sama seperti sebelumnya lantas butuh berapa Ramadhan lagi?
Terdapat 3 nasihat Rasulullâh dalam sebuah hadis yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dari Abu Ayyub al-Anshari, “Seorang laki-laki menemui Nabi ﷺ lalu berkata, ‘Ya Rasulullah, berilah aku nasehat dengan ringkas! (dalam riwayat lain) ajarilah aku dengan ringkas!”Nabi n berkata kepada sahabat yang mulia ini, “Kalau Engkau mengerjakan shalat, maka shalatlah seperti shalatnya orang yang hendak meninggalkan (dunia). Jangan berbicara dengan satu kalimat yang esok hari kamu akan meminta udzur karena ucapan itu. Dan perbanyaklah rasa putus asa terhadap apa yang ditangan orang lain.” (H.R. Imam Ahmad, No. 23498 dan Ibnu Majah, No. 4171)
Nasihat pertama dari hadis diatas yaitu mendirikan shalat dengan khusyuk dan sungguh-sungguh seakan-akan kita akan meninggal dunia dan itu merupakan shalat terakhir kita. Maka hal ini bisa kita asumsikan dalam ibadah kita di bulan Ramadhan, yakni adanya kesadaran bahwa boleh jadi ini adalah Ramadhan terakhir sebelum menghadap Allah. Oleh karena itu, hendaknya memaksimalkan setiap ibadah yang dilakukan di bulan Ramadhan.
Mutiara Hikmah
Dari Abu Hurairah z, dia berkata Rasulullah ﷺ bersabda:ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ
“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.”(H.R. Ahmad dalam al-Musnad 2/385. Dinilai shahih oleh Al-Arna’uth dalam Takhrijul Musnad no.8991)
[1] Ahmad Riga’I Rif’an, Ramadhan Maaf Kami Sibuk, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2017, hal.10
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!