Ketika Iman Menjadi Senjata: Ketenangan Hati Mujahidin Palestina
Ketika Iman Menjadi Senjata: Ketenangan Hati Mujahidin Palestina
Fortuna Khoiriyatul Muslimah*
Bismillâhi wal hamdulillâhi wash shalâtu was salâmu ‘alâ rasûlillâh,
Ditengah hiruk pikuk kekacauan kota dengan bangunan yang hancur, kerabat dan keluarga yang sudah tiada, para muslim mujahidin Palestina terus mengucap dzikir dan beribadah kepada Allah ﷻ dengan tidak menyalahkan takdir ataupun ketentuan-Nya, sebagai bentuk penyembahan termurni akan kebesaran Allah ﷻ, ikhlas akan ketetapan dan berserah diri di tangan Sang Pencipta selagi terus berjuang akan tanah kelahiran mereka.
Dengan tidak berbekal apa-apa kecuali doa, iman dan takwa yang menyertai, mereka melawan dengan ketenangan hati yang diberikan oleh Allah ﷻ, percaya bahwa segala usaha mereka akan dibalas dengan pahala dan surga yang telah menanti. Sungguh, Allah yang Maha Melihat lagi Maha Mengetahui tidak akan memberikan cobaan hidup yang tidak sesuai dengan kesanggupan hambanya, sungguh besar kesabaran hati para muslim mujahidin Palestina yang berjuang melalui doa, iman dan usaha yang diiringi dengan ketakwaan.
Ketenangan Hati Para Pejuang
Meskipun dengan minim senjata ataupun roket yang menghancurkan, kemuliaan kesabaran mereka merupakan kekuatan terbesar yang mendorong mereka untuk berjuang menegakkan agama Allah. Berpegang teguh dengan konsep ‘mengingat Allah hati menjadi tenang’ bukan merupakan sebuah bualan semata karena tidak semua makhluk dapat merasakan ketenangan hati, ataupun kesabaran yang sama ketika diuji. Ketenangan hati yang diemban para mujahidin Palestina dan orang-orang mukmin lainnya tidak luput dari keimanan yang mereka tanam dalam hati, meyakini bahwa Allah Maha Melihat atas setiap perbuatan manusia baik yang tampak secara langsung ataupun tidak. Sekecil apapun amal seseorang akan dibalas sesuai dengan niatnya.[1]
Berjuang jihad fii sabilillah untuk menegakkan agama Allah, dengan imbalan derajat kedudukan tinggi dan surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, seperti yang sudah dijanjikan Allah ﷻ dalam firman-Nya,
فَٱلَّذِينَ هَاجَرُوا۟ وَأُخْرِجُوا۟ مِن دِيَٰرِهِمْ وَأُوذُوا۟ فِى سَبِيلِى وَقَٰتَلُوا۟ وَقُتِلُوا۟ لَأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّـَٔاتِهِمْ وَلَأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ ثَوَابًا مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ ۗ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلثَّوَابِ
“Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannnya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik” (Q.S. Ali ’Imrân [3]: 195).
Kesedihan hati yang mereka rasakan di dunia atas meninggalnya saudara dan kerabat dekat, ataupun ketakutan atas ancaman dari zionis laknatullah sesungguhnya akan dibalas kemuliaan oleh Allah ﷻ di hari akhir kelak. [2]
Salah satu kemuliaan adalah ketabahan dan ketenangan hati ditengah-tengah tragedi pembantaian, penganiayaan dan penindasan terhadap rakyat Palestina yang disaksikan oleh sistem pemerintahan yang bisu yang membuat seolah-olah perang ini tidak berujung perdamaian. Allah ﷻ menjanjikan ketenangan hati terhadap mereka yang percaya akan kemenangan Allah ﷻ melalui surah al-Fath ayat 4. Allah ﷻ berfirman,
هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ ٱلْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوٓا۟ إِيمَٰنًا مَّعَ إِيمَٰنِهِمْ ۗ وَلِلَّهِ جُنُودُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. al-Fath (48): 4).
Janji Allah itu Benar
Sebagai seorang muslim, sepatutnya kita mengimani bahwa Allah ﷻ tidak akan pernah meninggalkan orang-orang yang beriman dalam kondisi apapun, meskipun zionis Israel memutus koneksi internet meng-isolasi rakyat Palestina dari dunia luar, memutus akses makanan ataupun minuman hingga menghancurkan rumah sakit sebagai fondasi kehidupan terakhir yang dimiliki.
Allah ﷻ tetap bersama orang-orang yang sabar dan tabah meskipun ujian yang diberikan sangat berat. Tidak semua orang dapat mengemban beban amanah yang sama dengan kemuliaan ketenangan hati rakyat Palestina. Mereka yakin bahwa pertolongan Allah ﷻ itu dekat dan janji Allah ﷻ akan kemenangan itu benar meskipun dengan perjuangan yang berdarah-darah.
Mereka telah Tertipu
Dengan permainan dan tipu daya manusia, penduduk Palestina di sorot oleh media sebagai kaum yang paling sengsara dan terkecam oleh takdir sedangkan zionis yang menjajah dan menginjak-injak nyawa manusia digambarkan sebagai kaum yang beruntung atas kekuasaan militer mereka, dijustifikasi oleh kebohongan yang mereka lakukan sejak zaman dahulu.[3]
Kekuasaan Zionis Yahudi yang didukung dan di danai oleh negara-negara barat adalah fitnah yang mengelabui masyarakat internasional. Apa yang mereka lakukan selama ini adalah benar, seperti menghancurkan tempat ibadah (masjid ataupun gereja), rumah sakit, membunuh anak-anak dan warga yang tidak bersalah.[4]
Ketika mereka menyombongkan kekuasaan untuk bersikap semena-mena seakan-akan kematian tidak sedang menunggu untuk membalas mereka, maka sungguh mereka merupakan kaum yang telah hanyut dalam tipu daya dunia yang memabukkan dan membuka jalan menuju neraka jahannam.[5]
Penutup
Fenomena kekuasaan yang tidak diimbangi dengan iman sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an seperti tragedi Fir’aun dan Qarun, yang memiliki harta berlimpah, termasuk kekuasaan dan jabatan yang disalahgunakan sewenang-wenang, namun semua hal tersebut tidak dapat menolong mereka dari adzab Allah ﷻ karena nikmat duniawi mereka digunakan untuk menindas orang-orang yang tidak bersalah dengan kesombongannya. Sungguh, terdapat pembelajaran dalam al-Qur’an bagi orang-orang yang berakal, salah satunya adalah janji ketenangan hati yang diberikan oleh Allah terhadap orang-orang yang beriman. Wa Allâhu a’lam.[]
* Mahasiswa Fakultas Hukum 2019
[1] https://web.suaramuhammadiyah.id/2022/01/20/ketenangan-hati/ Diakses pada 14 November
2023.
[2] Muh. Yunan Putra. “Hukum Ikut Berjihad ke Palestina Membela Islam” Talfiq dan Pengaruhnya Terhadap Ibadah Masyarakat Awam Serta Pandangan-Pandangan Ulama Fikih Vol. 3. No. 2. 2019. h. 179.
[3] Al-Qur’an telah menggambarkan watak kaum Bani Israil sebagai kaum yang suka berbohong, salah satunya adalah kebohongan meninggalnya Nabi Yusuf yang dimakan oleh serigala. Peristiwa ini dijelaskan dalam surah Yusuf ayat 7-22.
[4] Tika Saripah, et.al. “Fungsi Zuhud Terhadap Ketenangan Jiwa (Studi Analisis terhadap Tafsir Jailani Karya Abd al-Qadir Jailani” Al-Bayan: Jurnal Studi al-Qur’an dan Tafsir. Vol. 2. No. 2. 2017. h. 145.
[5] Al-Isra (17) ayat 18-19
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!