Spirit Islami Menakar Kualitas Pemimpin Negeri

Spirit Islami Menakar Kualitas Pemimpin Negeri

Agus Fadilla Sandi

Mahasiswa Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur‘an (IIQ) Jakarta

 

Urgensi Pemimpin

Pemimpin memiliki peran yang sangat krusial dalam suatu negeri. Pemimpin dengan kualitas yang baik akan berpotensi mengeluarkan kebijakan yang baik, sedangkan pemimpin yang buruk bisa jadi melahirkan kebijakan yang buruk pula. Allah ﷻ berfirman,

إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعًۢا بَصِيرًا

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S. An-Nisa’ [4]: 58)

Saking pentingnya eksistensi seorang pemimpin, hingga Fudhail bin ‘Iyadh berkata, “Seandainya aku memiliki doa yang mustajab, aku akan tujukan doa tersebut pada pemimpinku.” Lantas Fudhail ditanya, “Mengapa demikian?” Ia menjawab, “Jika aku tujukan doa tersebut pada diriku, maka itu hanya bermanfaat untukku. Namun jika aku tujukan untuk pemimpinku, maka rakyat dan negara akan menjadi baik.”[1]

Pernyataan di atas mencerminkan sebuah kesadaran akan dampak luas yang dapat dihasilkan oleh kepemimpinan yang baik. Pemimpin bukan hanya figur otoritatif, tetapi juga pilar utama dalam mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat dan negara. Terkhusus bagi Indonesia —negara mayoritas berpenduduk muslim[2]– yang kini akan memasuki momentum pemilihan pemimpin negeri, maka penting untuk mengetahui bagaimana spirit Islami dalam menakar kualitas pemimpin negeri?

Pemimpin Terbaik

Menghadirkan pemimpin dengan kualitas terbaik merupakan keharusan yang mendasar. Spirit Islami telah memberikan gambaran pemimpin terbaik melalui Hadis Rasulullah berikut. Dari ‘Auf bin Malik, Nabi ﷺ bersabda,

خِيَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ، وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ،

Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian mencintai mereka dan mereka pun mencintai kalian. Mereka mendo’akan kalian dan kalian pun mendo’akan mereka….” (H.R. Muslim No. 1855)

Nabi ṣallāllāhu ʿalayhi wa sallam menjelaskan bahwa pemimpin terbaik bagi suatu negeri adalah mereka yang adil dalam pemerintahannya. Hubungan di antara mereka dan yang dipimpinnya diwarnai oleh kasih sayang dan rasa cinta. Sebagaimana disebutkan, “Dan kalian mendoakan untuk mereka dan mereka pun mendoakan untuk kalian.” Doa di sini mencakup arti permohonan, yaitu kita berdoa untuk kebaikan pemimpin kita dan sebaliknya, sehingga terjalinlah hubungan saling mencintai dan mendukung antara keduanya.[3]

Pemimpin terbaik berdasarkan hadis di atas adalah; Pertama, Kalian mencintai dan mendoakan Pemimpin. Artinya, orang-orang yang dipimpin mencintai pemimpin mereka dan bukti cinta itu salah satunya diwujudkan melalui doa kepada pemimpinnya. Kedua, Pemimpin yang mencintai dan mendoakan kalian. Pemimpin mencintai orang-orang yang ia pimpin. Pemimpin mengupayakan kemaslahan bagi rakyatnya dan senantiasa mendoakan mereka. Pada akhirnya, mencintai pemimpin dan mencintai yang dipimpin simultan menciptakan hubungan timbal balik yang memperkuat ikatan antara pemimpin dan rakyat.

Pemimpin Terburuk

Pemimpin di suatu negeri memegang peranan penting dalam menentukan arah dan nasib bangsa. Lalu bagaimana jadinya jika kualitas pemimpinnya buruk? Dalam lanjutan hadis sebelumnya disebutkan pula perihal pemimpin yang buruk. Nabi ﷺ bersabda,

وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ، وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ، قَالُوا: قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، أَفَلَا نُنَابِذُهُمْ عِنْدَ ذَلِكَ؟ قَالَ: لَا، مَا أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلَاةَ، لَا، مَا أَقَامُوا فِيكُمُ الصَّلَاةَ، أَلَا مَنْ وَلِيَ عَلَيْهِ وَالٍ، فَرَآهُ يَأْتِي شَيْئًا مِنْ مَعْصِيَةِ اللهِ، فَلْيَكْرَهْ مَا يَأْتِي مِنْ مَعْصِيَةِ اللهِ، وَلَا يَنْزِعَنَّ يَدًا مِنْ طَاعَةٍ

“…Sejelek-jelek pemimpin kalian adalah yang kalian membenci mereka dan mereka pun membenci kalian, juga kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian.” Kemudian ada yang berkata, “Wahai Rasulullah, tidakkah kita menentang mereka dengan pedang?”   Rasulullah ﷺ bersabda, “Tidak, selama mereka masih mendirikan shalat di tengah-tengah kalian. Jika kalian melihat dari pemimpin kalian sesuatu yang kalian benci, maka bencilah amalannya dan janganlah melepas ketaatan kepadanya.” (H.R. Muslim No. 1855)

Nabi ﷺ menyebutkan dalam hadis di atas bahwa pemimpin dan penguasa yang paling buruk adalah mereka yang dibenci oleh rakyat dan rakyat tidak suka pada mereka. Di saat yang sama, pemimpin tersebut juga membenci rakyat dan tidak suka pada rakyat. Selanjutnya rakyat melaknat mereka dan mereka pun melaknat rakyat. Hubungan saling benci dan saling melaknat merupakan hubungan terburuk antara para penguasa dan yang dipimpin.[4]

Tentunya ini menjadi peringatan keras tentang bahayanya pemimpin yang buruk bagi suatu negeri. Pemimpin dengan kualitas yang buruk lambat laun akan menjadi ancaman yang luar biasa bagi kehidupan bersama. Hal demikian disebabkan oleh adanya kutukan yang dapat menghambat kemajuan dan keberkahan suatu negeri.

Bagaimana Kualitas Pemimpin Pilihanmu?

Pilihlah pemimpin yang kaucintai dan dekat dalam doa di hati! Pemimpin yang dicintai dan didoakan oleh rakyatnya cenderung menciptakan hubungan yang harmonis dan saling mendukung antara pemerintah dan rakyat. Sebaliknya, pemimpin yang tidak dicintai dan tidak didoakan rakyatnya dapat menyebabkan ketidakstabilan perjalanan suatu bangsa. Oleh karenanya, penting untuk memilih dan mendukung pemimpin dengan kualitas terbaik, seiring doa semoga tercapai kemajuan dan kebahagiaan bersama.

Spirit Islami telah menekankan pentingnya eksistensi pemimpin bagi suatu negeri. Firman Allah menegaskan akan urgensi memberikan amanah kepada yang berhak dan keharusan berlaku adil. Pun Hadis Rasulullah memberikan gambaran utuh tentang pemimpin terbaik dan terburuk. Ini semua menjadi landasan Islami bagi setiap muslim dalam menakar kualitas pemimpin negeri. Semoga Allah karuniakan kita pemimpin terbaik bagi negeri ini, pemimpin yang di antara kita terjadi relasi saling mencintai dan mendoakan setulus hati.

Marâji’:

[1] Abu Nu’aim Ahmad bin Abdullah bin Ahmad al-Asbahani, Hilyat al-Awliya’ wa Ṭabaqat al-Asfiya’, vol. 8 (Mesir: Al-Sa’adah, 1996), h. 77.

[2] Ahmad Sarwat, Lc., MA., Negara Islam Dilema dan Pro Kontra (Jakarta: Lentera Islam, 2019); Data Indonesia, “Jumlah Penduduk Muslim Indonesia Terbesar di Dunia pada 2022,” Dataindonesia.id, diakses 4 Februari 2024, https://dataindonesia.id/ragam/detail/populasi-muslim-indonesia-terbesar-di-dunia-pada-2022.

[3] “Ad-Durar As-Saniyyah – Al-Mawsu’ah Al-Hadithiyyah – Sharuh Al-Ahadith,” dorar.net, diakses 4 Februari 2024, https://dorar.net/hadith/sharh/152215.

[4] “Ad-Durar As-Saniyyah – Al-Mawsu’ah Al-Hadithiyyah – Sharuh Al-Ahadith.”

Download Buletin klik disini

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *