Sempurnakanlah Ramadhanmu!
Sempurnakanlah Ramadhanmu!
Muhammad Irfan Dhiaulhaq AR
Bismillâhi wal hamdulillâhi wash shalâtu was salâmu ‘alâ rasûlillâh, waba’du.
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat istimewa bagi umat Islam. Pada bulan ini, kaum muslimin diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh yang dilaksanakan dari terbit hingga terbenam matahari.[1] Aktivitas yang dilaksakan ketika bulan Ramadhan sangatlah beragam. Namun, sebagai seorang muslim yang sangat menjaga esensi ibadahnya sepatutnya kita dapat memaksimalkan sepenuhnya seluruh kebaikan serta hakikat ibadah puasa yang kita laksanakan. Ramadhan bukanlah hanya sebuah bulan dalam Islam. Ia adalah sebuah pola hidup, bagaimana seseorang bisa mengatur dunia dan akhiratnya dengan semaksimal mungkin, melatih raga dan jiwa nya agar mampu beribadah hanya fokus kepada Allah l.[2] Apabila kita menjalankan ibadah puasa tanpa ridh-Nya, niscaya kita akan hanya mendapatkan rasa lapar dan dahaga tanpa adanya berkah dari Allah ﷻ.
Oleh karena itu, sepatutnya kita sebagai orang muslim selalu menghindari kegiatan atau aktivitas yang dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan esesensi dan hakikat ibadah puasa. Kegiatan tersebut dapat berupa suatu kegiatan yang sia-sia atau tidak ada manfaatnya sama sekali. Berikut beberapa tips agar ibadah kita di bulan Ramadhan lebih sempurna sesuai dengan petunjuk syariat:
Qiyamul-Lail di malam Ramadhan
Menjaga sepertiga malam terakhir bulan Ramadhan merupakan salah satu amalan terbaik yang dapat memaksimalkan potensi ibadah kita. Selain itu, mengerjakan shalat tarawih serta tadarrus al-Quran juga merupakan amalan yang dapat menyempurnakan bulan mulia ini.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759)
Dengan selalu mengatur jadwal mengaji yang kita miliki serta menargetkan untuk khatam al-Qur’an beberapa kali dalam satu bulan seperti membaca one day one juz, dua lembar setelah shalat atau metode lainya. Hal tersebut dapat meningkatkan semangat kita untuk senantiasa membaca, memahami serta meningkatkan semangat al-Qur’an dalam jiwa kita.
Jauhi Perbuatan dan Ucapan Tercela
Perbuatan tersebut dapat berupa berbohong, memfitnah, menipu, berkata kotor, mencaci maki, membuat gaduh, menganggu orang lain berkelahi dan segala perbuatan yang dapat merugikan orang atau pihak lain serta tercela menurut ajaran Islam.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).
Maka sebagai seorang muslim, hendaknya menghindari seluruh aktifitas atau kegiatan yang tidak bermanfaat dan tidak sesuai dengan ajaran Islam. Apabila kita ada keinginan melakukan hal tersebut, maka sebaiknya kita selalu mengingat bahwa kita sedang menjalankan ibadah kepada Allah ﷻ yaitu berpuasa.
Tidak Berkumur atau Istinsyaq secara Berlebihan
Berkumur (Istinsyaq) merupakan salah satu rukun wudhu‘. Namun, apabila kita melakukanya berlebihan ketika berpuasa maka hal tersebut dapat mengurangi pahala puasa kita.
Dari Laqith bin Shabrah, Nabi ﷺ bersabda,
أَسْبِغِ الْوُضُوءَ، وَبَالِغْ فِي الِاسْتِنْشَاقِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ صَائِمًا
“Sempurnakanlah wudhu, bersungguh-sungguhlah ketika istisyaq (menghirup air ke dalam hidung), kecuali ketika kamu sedang puasa.” (HR. Nasa’i 87, Abu Daud 142, Turmudzi 788 – hadis shahih)
Maka dari itu pembaca yang dirahmati oleh Allah ﷻ, hendaknya kita menghindari untuk berkumur-kumur terlalu lama dalam wudhu‘. Karena hal tersebut dapat mengurangi atau menghilangkan esensi ibadah puasa kita.
Mengakhirkan Sahur dan Menyegerakan Berbuka
Ketika waktu sahur telah tiba, Rasulullah ﷺ menganjurkan untuk mengakhirkan waktu sahur. Selain dapat memaksimalkan ibadah puasa kita nantinya, hal tersebut juga dapat meningkatkan simpanan energi yang kita miliki ketika menjalankan ibadah puasa sehingga kita dapat memperbanyak amalan kebaikan didalamnya.
Dari Anas bin Malik, Rasulullah ﷺ bersabda,
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً
“Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah.” (HR. Bukhari no. 1923 dan Muslim no. 1095).
Sahurnya Nabi ﷺ dekat dengan waktu shubuh. Dari Anas bin Malik, dari Zaid bin Tsabit berkata,
تَسَحَّرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ، ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاةِ، قَالَ: قُلْتُ: كَمْ بَيْنَ الأَذَانِ وَالسَّحُورِ؟ قَالَ: قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةٍ
“Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah n lalu melaksanakan shalat. Anas berkata, Aku bertanya kepada Zaid, “Berapa jarak antara adzan dan sahur ?”. Dia menjawab : ‘seperti lama membaca 50 ayat’” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kemudian, ketika waktu berbuka tiba hendaknya kita dapat menyegerakan diri untuk berbuka dengan apa yang dapat kita konsumsi. Dari Sahl bin Sa’ad, beliau berkata bahwasannya Rasulullah ﷺ bersabda,
نْ سَهْلِ بنِ سَعْدٍ، أَنَّ رسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: لاَ يَزالُ النَّاسُ بخَيْرٍ مَا عَجلوا الفِطْرَ متفقٌ عَلَيْهِ.
“Umat ini akan senantiasa tetap berada di dalam kebaikan selama mereka mempercepat berbuka (apabila telah masuk waktunya).” (HR. Bukhari dan Muslim)
I‘tikaf di Masjid
Ibadah ini merupakan salah satu tips untuk lebih dekat kepada Allah ﷻ dengan cara berdiam diri di masjid untuk beberapa saat, terutama pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan. Banyak masjid-masjid yang mengadakan i’tikaf berjamaah untuk meramaikan 10 malam terakhir di bulan Ramadhan.
Dari ‘Aisyah x, ia berkata,
أَنَّ اَلنَّبِيَّ ﷺ كَانَ يَعْتَكِفُ اَلْعَشْرَ اَلْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ, حَتَّى تَوَفَّاهُ اَللَّهُ, ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
“Bahwasanya Nabi ﷺ biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beri’tikaf setelah beliau wafat.” (HR. Bukhari no. 2026 dan Muslim no. 1172).
Ketika hendak beri’tikaf di masjid, kita juga harus menjaga tata krama serta sopan santun sepanjang i’tikaf. Hal tersebut dapat kita lakukan dengan selalu menjaga kebersihan, ketertibah serta kerapian area tempat kita ber i’tikaf. Selain itu, kita dapat menyisipkan ibadah-ibadah didalamnya seperti berdzikir, membaca al-Qur’an serta menunaikan shalat sunnah lainya. Dengan memaksimalkan seluruh perintah dan larangan tersebut, Insyaallah amalan puasa kita dapat penuh total dan berpahala maksimal dan diridhai oleh Allah l.[3]
Bârakallâhu fîkum.
Marâji’:
[1] Royanulloh, R., & Komari, K. (2019). Bulan Ramadan dan Kebahagiaan Seorang Muslim. Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, 2(2), 51–62. https://doi.org/10.15575/jpib.v2i2.5587
[2] Ilmiah, W. (2021). Pendidikan Karakter Dalam Puasa Ramadhan. Jurnal Pendidikan Karakter, 7.
[3] Anwar, S. (2020). Tuntunan Ibadah Pada Bulan Ramadhan Di Masa COVID-19. Pimpinan Pusat Muhammadiyyah.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!