KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN

KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN

Oleh: Mustain Billah*

 

Bismillâhi Walhamdulillâhi wash-shalâtu was-salâmu ‘alâ rasûlillâh

Wahai kaum muslimin, semangatlah dalam melakukan berbagai amal shalih pada bulan ramadhan dan jauhilah perbuatan maksiat kepada-Nya. Dan tidaklah seseorang melakukan sesuatu dengan semangat kecuali dengan ia mengetahui keutamaan dari sesuatu yang ia lakukan atau sesuatu yang ia berada didalamnya. Berikut kami sebutkan beberapa keutamaan ramadhan sehingga bersemangat dibulan ramadhan :

  1. Ramadhan Bulan Diturunkannya Al-Qur’an

Sebagaimana Allah ﷻ berfirman, “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah [2]: 185)

Ibnu Katsir rahimahullah tatkala menafsirkan ayat yang mulia ini mengatakan, ”(Dalam ayat ini) Allah Ta’ala memuji bulan puasa –yaitu bulan ramadhan- dari bulan-bulan lainnya. Allah memuji demikian karena bulan ini telah Allah pilih sebagai bulan diturunkannya Al Qur’an dari bulan-bulan lainnya. Sebagaimana pula pada bulan ramadhan ini Allah telah menurunkan kitab ilahiyah lainnya pada para Nabi ’alaihimus salam.”[1]

  1. Ramadhan Terdapat Malam Penuh Kemuliaan dan Keberkahan

Allah ﷻ berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr [97]: 1-3).

Allah ﷻ juga berfirman, “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS. Ad Dukhan [44]: 3).  Oleh karena itu Rasūlullāh ﷺ memberikan kabar gembira kepada para shahabat tentang bulan ramadhān, “Sesungguhnya di dalam bulan tersebut ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa yang tercegah dari kebaikan maka ini adalah orang yang merugi.” (HR. Ahmad)

  1. Ramadhan, Setan-setan Dibelenggu, Pintu-pintu Neraka Ditutup dan Pintu-pintu Surga Dibuka Ketika Ramadhan Tiba

Rasulullah ﷺ, Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.” (HR. Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079)

Al Qodhi ‘Iyadh mengatakan, “Hadits di atas dapat bermakna, terbukanya pintu surga dan tertutupnya pintu Jahannam dan terbelenggunya setan-setan sebagai tanda masuknya bulan ramadhan dan mulianya bulan tersebut.” Lanjut Al Qodhi ‘Iyadh, “Juga dapat bermakna terbukanya pintu surga karena Allah memudahkan berbagai ketaatan pada hamba-Nya di bulan Ramadhan seperti puasa dan shalat malam. Hal ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Di bulan ramadhan, orang akan lebih sibuk melakukan kebaikan daripada melakukan hal maksiat. Inilah sebab mereka dapat memasuki surga dan pintunya. Sedangkan tertutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan, inilah yang mengakibatkan seseorang mudah menjauhi maksiat ketika itu.”[2]

  1. Ramadhan adalah Salah Satu Waktu Dikabulkannya Do’a

Nabi ﷺ bersabda, “Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizholimi.(HR. At Tirmidzi no. 3598.)

Rasulullah ﷺ juga bersabda: “Ada tiga doa mustajab: doa orang yang berpuasa, doa orang yang dianiaya dan doa musafir.” (HR. Al ‘Uqaili dan Baihaqi dalam Syu’abul Iman, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami’ no. 3030) An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Hadits ini menunjukkan bahwa disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk berdo’a dari awal ia berpuasa hingga akhirnya karena ia dinamakan orang yang berpuasa ketika itu.”(Al Majmu’, 6/375)

  1. Allah Ta’ala Membebaskan Beberapa Orang Dari Neraka Setiap Harinya Dibulan Ramadhan

Rasulullah ﷺ bersabda, ”Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.” (HR. Al Bazaar, dari Jabir bin ‘Abdillah. Al Haitsami dalam Majma’ Az Zawaid (10/149) mengatakan bahwa perowinya tsiqoh (terpercaya). Lihat Jaami’ul Ahadits, 9/224)

  1. Ramadhan, Diampuni Dosa Yang Telah Lalu

Rasulullah ﷺ juga bersabda: “Barangsiapa berpuasa ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari, Muslim, dll) Sebagaimana di dalam sebuah hadīts dari Abū Hurairah, tatkala Rasūlullāh ﷺ naik mimbar. Dari Abi Hurairah radhiyallāhu  ‘anhu, Nabi naik ke atas mimbar, kemudian Beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam) mengatakan: “Āmīn, āmīn, āmīn (Semoga dikabulkan, semoga dikabulkan, semoga dikabulkan) tiga kali.” Kemudian ditanyakan kepada Rasūlullāh : “Wahai Rasūlullāh, tatkala engkau naik mimbar engkau mengatakan āmīn, āmīn, āmīn, mengapa wahai Rasūlullāh?” Kemudian beliau (shallallāhu ‘alayhi wa sallam) mengatakan: “Sesungguhnya Jibrīl datang kepadaku, dan mengatakan, ‘Barangsiapa yang mendapati bulan ramadhān dan dia tidak diampuni oleh Allāh kemudian masuk ke dalam neraka, maka celakalah dia. Katakan: āmīn,’ maka sayapun mengatakan ‘āmīn’.”

Kenapa dia celaka? Karena pada bulan ini, bulan yang penuh ampunan, sehingga sangat mengherankan apabila seseorang di bulan yang dikucurkan begitu banyak ampunan dia tidak mendapatkan ampunan dari Allāh. Mereka inilah orang-orang yang celaka (orang-orang yang tercegah dari kebaikan). Maka untuk orang yang seperti ini katakan, “Āmīn, semoga Allāh menjauhkan dia karena tidak ada kebaikan di dalam dirinya.”

  1. Ramadhan, Puasa Untuk Allah dan Allah Yang Akan Membalasnya

Rasulullah ﷺ bersabda: Allah berfirman: “Semua amal anak Adam untuknya selain puasa, puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya.” (sampai di sinilah hadits qudsinya). Puasa itu perisai, maka jika kamu sedang berpuasa, janganlah berkata kotor dan berteriak-teriak. Jika ada yang memaki atau mengajak bertengkar, katakanlah, “Saya sedang puasa”, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi (Allah) yang nyawa Muhammad di Tangan-Nya, sungguh bau mulut  orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada wangi kesturi. Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan; kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya dengan puasanya itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Allāh ﷻ menisbahkan puasa adalah untuk Allāh, bukan berarti Allāh butuh, bukan! Akan tetapi menunjukkan bahwa puasa adalah amalan yang sangat besar sehingga tidak ada yang membalas kecuali Allāh (langsung Allāh yang membalas). Kita tidak tahu apa yang akan diberikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Allāh maha pencipta, Allāh yang mengatur alam semesta, begitu besar kekuasaan Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan bagaimana kiranya rajanya para raja yang menguasai alam semesta ini akan memberikan hadiah kepada orang yang berpuasa. Tentunya hadiah yang luar biasa. Oleh karena itu puasa adalah satu amalan yang sangat besar di sisi Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Dalam sebuah hadīts dari Abū Hurairah radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu, beliau berkata bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, tatkala beliau memberikan kabar gembira kepada para shahābatnya:“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allāh mewajibkan atas kalian berpuasa padanya.” Oleh karena itu, kita bersemangat untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhān.

Mutiara Hikmah

Dari Abu Hurairah a, ia berkata Rasulullah n bersabda,

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Ada tiga do’a yang tidak tertolak: (1) do’a pemimpin yang adil, (2) do’a orang yang berpuasa sampai ia berbuka, (3) do’a orang yang terzholimi.” (H.R. Tirmidzi no. 3595, Ibnu Majah no. 1752)

MARÂJI:

* Alumni Ilmu Kimia FMIPA UII

[1] Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 2/179

[2] Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 7/188

Download Buletin klik disini

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *