Jangan Berputus Asa Membela Palestina
Jangan Berputus Asa Membela Palestina
Ahkam Aulia Rahman*
Konflik berdarah kembali terjadi di jalur Gaza hingga sekarang. Saat itu Hamas dari pihak Gaza melancarkan serangan kepada para penjajah Zionis Yahudi. Serangan ini tentu menewaskan banyak pihak dari terlebih pasukan tentara mereka. Namun tetap saja, serangan pembalasan dari Yahudi lebih membabi buta. Tidak hanya pasukan Hamas, warga sipil, bahkan bayi dan anak-anak tanah Gaza turut menjadi korban. Tempat tinggal, rumah sakit, dan tempat ibadah menjadi sasaran penghancuran oleh Zionis.
Diantara ratusan negara yang ada, Indonesia menjadi salah satu yang berdiri mendukung kebebasan Palestina. Bahkan di sebagian tempat digerakan aksi bela palestina beserta penggalangan donasi. Namun, meski begitu, mirisnya ternyata masih ada diantara masyarakat kita yang berpihak pada Yahudi dan secara terang-terangan menolak dukungan pada Palestina, bahkan seorang yang mengaku muslim sekalipun.
Sikap bela atau tolong menolong merupakan bentuk ketaatan kita pada perintah Allah ﷻ untuk saling menolong sesama Muslim. Dalam Al-Qur’an surah al-Mâidah ayat 2, Allah ﷻ berfirman,
وَتَعَاوَنُوۡا عَلَى الۡبِرِّ وَالتَّقۡوٰى ۖ وَلَا تَعَاوَنُوۡا عَلَى الۡاِثۡمِ وَالۡعُدۡوَانِ ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ؕ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيۡدُ الۡعِقَابِ
“…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.” (Q.S. al-Mâidah [5]: 2).
Diperkuat dalam sabda Rasulullah ﷺ dari Sahabat an-Nu’man bin Basyir, Rasulullah ﷺ bersabda,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.
“Perumpamaan kaum Mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam.” (H.R. Al-Bukhari, no. 6011, Muslim, no. 2586 dan Ahmad (IV/270), lafazh ini milik Muslim).
Kesalahpahaman masyarakat tentang bela Palestina
Akhir-akhir ini terbentuk pola pikir yang salah namun berkembang di masyarakat terkait aksi bela palestina. Pandangan ini bahkan mulai muncul pada seseorang yang taat pada ajaran Islam[1]. Mereka secara terang-terangan menolak dukungan kepada Palestina dengan berbagai macam dalih. Ada yang berdalih bahwa Hamas (gerakan pembebas Palestina) merupakan teroris dan tidak boleh dibela.
Pandangan dan alasan lain yang paling absurd dan nyeleneh adalah “Jangan membantu Palestina, nanti jika mereka menang bakalan cepat kiamat”. Seperti hadits mengenai pembebasan Baitul Maqdis (Palestina) sebagai salah satu tanda kiamat (H.R. Bukhari). Masalahnya, muncul kekeliruan pengambilan kesimpulan di masyarakat bahwa membantu kemenangan Baitul Maqdis sama dengan mempercepat terjadinya hari kiamat.
Mari kita luruskan, bentuk peduli kita terhadap sesama manusia bahkan saudara sesama muslim di Palestina merupakan amal saleh. Sedangkan membiarkan atau bahkan mendukung penjajahan adalah suatu maksiat yang meski dijauhi. Kedua hal ini merupakan bagian dari ibadah yang menjadi tujuan hidup kita[2].
Selanjutnya, ranah pembahasan hari kiamat dengan membela palestina sudah berbeda. Ranah hari kiamat masuk ke dalam bab Aqidah yang mesti kita yakini sebagai dalil naqli. Sedangkan membela Palestina merupakan bab syariah dalam bentuk muamalah (hubungan sesama manusia). Terakhir, sejatinya pembebasan Palestina sudah pernah dilakukan berabad-abad yang lalu seperti oleh sahabat Umar bin Khattab dan Shalahuddin Al-Ayyubi. Jika memang memakai pola pikir tadi, maka seharusnya dari dulu kiamat sudah terjadi. Kesimpulannya, mari kita berfokus membantu dan membela Palestina. Urusan kiamat cukup kita yakini sebagai hal yang akan terjadi dan hanya Allah yang mengetahui waktunya.
Sikap yang Dapat Dilakukan
Dari Abu Sa’id Al-Khudri, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ.
“Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (H.R. Muslim, no. 49)[3].
Penjajahan zionis terhadap rakyat Palestina merupakan kemungkaran atau kejahatan yang jelas di depan mata kita. Berdasarkan hadits tersebut, sikap yang dapat kita lakukan yaitu:
1. Bantu dengan tangan (kekuasaan)
Tangan yang dimaksud ialah dengan kemampuan fisik/kekuasaan yang dimiliki. Jika saat ini kemampuan kita belum bisa membantu korban di Palestina secara langsung, maka bisa melalui bentuk materi/donasi. Saat ini, banyak pihak yang membuka penyaluran donasi untuk korban di Palestina. Jika mampu, mari kita salurkan bantuan materi kita disana.
2. Bantu dengan lisan
Jika kita tidak mampu dengan tangan, maka cukup bagi kita bantu mereka dengan menyuarakan penolakan secara lantang. Saat ini, bentuk menyuarakan lebih mudah dilakukan melalui media sosial. Mari bantu orang-orang yang belum paham agar mereka mengetahui akan kekejaman zionis. Melangitkan doa kepada Allah ﷻ menjadi senjata spesial kita sebagai umat muslim. Kekuatan doa tidak dapat diukur karena kita sudah melibatkan Yang Maha Penolong, Allah ﷻ.
3. Bantu dengan hati
Bentuk bantuan dengan hati adalah dengan sikap menyalahkan kita terhadap tindakan zionis. Cukup diam, tidak memunculkan pandangan yang menjurus pada pembelaan kaum zionis sudah cukup meskipun hal ini merupakan selemah-lemahnya iman.
Penutup
Kesalahpahaman yang muncul di masyarakat harus segera kita cabut dan hilangkan karena jika dibiarkan khawatirnya dapat mengakar pada seluruh lapisan masyarakat, khususnya bagi muslim. Bagaimana jadinya jika umat muslim terkecoh dengan pola pikir ini dan membiarkan saudaranya sesama muslim di Palestina ditindas? Sungguh, jika itu terjadi, dapat dipastikan kaum zionis sudah menang dan berhasil mengalahkan dan menguasai kita. tidak akan berhasil menguasai Palestina, namun bisa saja “menguasai” umat muslim dunia selain Palestina. Na’ûdzubillâh Min Dzalik. Wallâhu a’lam bish shawwâb.[]
* Mahasiswa Psikologi 2020 Universitas Islam Indonesia.
[1] Ahmad (2023). Akmal: Waspadai Pembenaran untuk Tidak Bela Palestina. https://hidayatullah.com/berita/2023/10/17/259894/akmal-waspadai-pembenaran-untuk-tidak-bela-palestina.html. Diakses pada tanggal 22 September 2023.
[2] Siregar, Dani. (2023). “Jangan bantu palestina” [instagram post]. http://surl.li/mkhhf. Diakses pada tanggal 22 September 2023
[3] Hasan, F.A. (2020). Syarah hadits Arba’in an-Nawawi. Depok: Gema Insani