CARA MUDAH MEMAHAMI TAUHID

Berikut ini akan dikemukakan sebagian kecil saja: Imam Abu ‘Abdillah, ‘Ubaidullah bin Muhammad bin Baththah al-‘Akbari (wafat tahun 387 H) berkata dalam kitabnya, “Al-Ibânah ‘an Syarî’atil Firqatin Nâjiyati wa Mujânabatil Firaqil Madzmûmah” (hal. 693, 694 dalam manuskripnya atau hal.150 dalam ringkasannya), “Penjelasannya: Sesungguhnya pokok-pokok keimanan kepada Allah l yang harus dijadikan keyakinan oleh makhluk dalam menetapkan keimanan ada tiga perkara”:

  1. Seorang hamba harus meyakini rabbaniyyah Allah l. Hal ini agar berbeda dengan Ahlut Ta’thîl, yakni orang-orang yang tidak menetapkan adanya perbuatan Allah l.
  2. Seorang hamba harus meyakini wahdaniyyah (keesaan) Allah l. Hal ini agar berbeda dengan orang-orang musyrik yang mengakui adanya perbuatan Allah l, akan tetapi mereka menyekutukan Allah l dalam beribadah. Tegasnya, mereka beribadah pula kepada selain Allah l, disamping beribadah kepada Allah l.
  3. Seorang hamba harus meyakini bahwa Allah l disifati dengan sifat-sifat yang tidak boleh tidak, bahwa Allah l disifati dengan sifat-sifat tersebut, seperti ilmu, kekuasaan, kebijaksanaan, dan sifat-sifat lainnya yang telah Allah l sebutkan dalam Kitab-Nya, ketika menyifati diri-Nya sendiri. Hal ini kami tegaskan karena banyak orang yang mengakui rabbaniyyah Allah, lalu ia mentauhidkan Allah l dengan perkataan yang mutlak, akan tetapi ia mengingkari sifat-sifat-Nya. Keingkarannya tersebut mencederai tauhidnya kepada Allah l. Selain itu, kami dapatkan bahwa Allah l menyeru para hamba-Nya untuk meyakini dan mengimani ketiga pokok keimanan tersebut. Adapun seruan Allah l kepada para hamba-Nya untuk meyakini rabbaniyyah dan wahdaniyyah-Nya, maka kami tidak akan membahasnya lagi disini, karena panjang dan luasnya pembicaraan padanya. Bahkan kaum Jahmiyyah pun mengakui sendiri dua pokok tersebut. Akan tetapi mereka mengingkari sifat-sifat Allah l. Keingkaran mereka (terhadap sifat-sifat Allah l) inilah yang membatalkan pengakuan mereka terhadap dua pokok keimanan yang pertama, (yakni rabbaniyyah dan wahdaniyyah-Nya).

Kemudian Ibnu Baththah menerangkan kebathilan pendapat kaum Jahmiyyah yang meniadakan sifat-sifat Allah l.
Nash seperti di atas sangat jelas menunjukkan pembagian tauhid kepada tiga bagian. Perkataan Ibnu Baththah, “Pokok-pokok keimanan kepada Allah l yang harus dijadikan keyakinan oleh makhluk dalam menetapkan keimanan ada tiga perkara,” menunjukkan bahwa tidak ada keimanan bagi orang yang tidak memiliki tiga keyakinan tersebut. Maka bagaimana mungkin seorang yang berakal mengatakan bahwa perkara yang tiga ini tidak ada asalnya, dan tidak terdapat dalam al-Kitab dan as-Sunnah.

Musta’in Billah
Mahasiswa Ilmu Kimia
FMIPA UII

Mutiara hikmah:
Imam Malik bin Anas mengatakan,

الله في السماء وعلمه في كل مكان لا يخلو منه شيء

“Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Al-‘Uluw lil ‘Aliyyil Ghoffar, hal. 138)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *