IKHTIAR MEMUPUS PERASAAN DENGKI
IKHTIAR MEMUPUS PERASAAN DENGKI
Oleh: Genta Ramadhan*
Bismillâhi Walhamdulillâhi wash-shalâtu wassalâmu ‘alâ rasûlillâh,
Kisah Qabil dan Habil
Salah satu penyakit hati yang bisa merusak kebahagiaan dan persaudaraan ialah penyakit dengki. Penyakit ini sudah diketahui dalam kisah Qabil dan Habil dalam memperebutkan sesuatu yang berharga, yaitu wanita. Kisah ini tercatat dalam surat al-Maidah ayat 27-31. Dari sini, kita dapat memetik sebuah hikmah bahwa perasaan dengki dapat mencelakai diri sendiri dan orang lain.
Kisah ini berawal dari perintah Nabi Adam o kepada Habil dan Qabil untuk melakukan pernikahan silang. Iqlima (saudari Qabil) menikah dengan Habil dan Labuda (saudari Habil) menikah dengan Qabil. Rupanya, Qabil dipengaruhi oleh rayuan iblis sehingga ia tetap pada pendiriannya (menolak) perintah Nabi Adam o. Qabil menolak karena ia tidak sudi adik kandungnya menikah dengan Habil.[1]
Berkali-kali Nabi Adam o membujuk Qabil agar menerima keputusannya, namun tidak membuahkan hasil. Hingga suatu hari, Nabi Adam o memerintahkan Qabil dan Habil untuk mempersembahkan hasil usaha terbaik di sebuah bukit. Habil mempersembahkan domba terbaik miliknya sedangkan Qabil mempersembahkan biji-biji gandum dengan kualitas rendah. Alhasil, Habil berhak menikahi Iqlima. Dan Qabil terpaksa menerima keputusan yang tidak sesuai ekspetasinya.
Akal Qabil semakin tidak jernih karena dipenuhi perasaan dengki dan rayuan iblis yang mengajak bermaksiat. Dengan perasaan dengki, ia membunuh Habil di suatu ladang dengan melemparkan batu besar hingga meninggal. Setelah puas membunuh saudaranya, Qabil dilanda kebingungan dan penyesalan akibat kebodohannya. Maka Allah memberikan ilham kepada Qabil tentang cara menguburkan mayat Habil. Kisah Habil dan Qabil merupakan kisah pembunuhan pertama dalam sejarah umat manusia.
Sindrom SMS
Dengki atau hasad merupakan perasaan tidak senang terhadap nikmat/capaian orang lain yang Allah tetapkan. Singkatnya dengki itu merupakan sindrom SMS (susah melihat senang dan senang melihat susah). Sikap ini sangat berbahaya karena memupuskan amal kebaikan seseorang, merusak diri sendiri, dan merusak tali persaudaraan. Rasulullah n bersabda: “Jauhilah olehmu sifat hasad karena sesungguhnya hasad itu dapat menghilangkan segala kebaikan sebagaimana api melahap kayu yang kering.” (H.R Abu Daud)[2]
Kita tidak bisa memungkiri bahwa setiap di antara kita pasti memiliki potensi membangkitkan perasaan dengki. Bahkan kita pernah merasakan gejolak dengki dalam hatinya karena sebab tertentu. Perasaan ini wajar dialami semua orang manakala ada seseorang berhasil menggungguli capaian hidup kita. Namun, sebisa mungkin kita harus membuang sifat dengki yang disebabkan oleh gejolak nafsu (energi negatif) itu sendiri.
Namun, ada beberapa dengki yang diperbolehkan dengan maksud memotivasi orang agar berlomba-lomba dalam kebaikan. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar c. “Tidak diperbolehkan iri hati kecuali dua hal: seseorang yang diberi Allah, Al-Qur’an, dan menyibukkan diri siang dan malam dan seseorang yang diberi harta kemudian dari harta tersebut diinfakkan pada siang dan malam hari.” (H.R. Bukhari).[3]
Selain dua hal tersebut, kita tidak boleh dengki atas nikmat Allah berikan kepada orang lain. Nikmat tersebut bisa berupa dapat pekerjaan yang layak, dapat beasiswa full funded, istri yang shalihah, dan sesuatu yang terlihat indah di mata orang lain. Sebab masing-masing orang punya takaran rezeki, ujian, dan zona waktu tersendiri. Oleh karena itu, kita harus bersabar, berikhtiar, dan kanaah manakala kita belum bisa merasakannya. Boleh jadi, capaian hidup yang dinikmati orang sekarang tidak baik bagi diri kita.
Kiat-Kiat Mengatasi Dengki
Perasaan hasad tersebut harus dibuang jauh-jauh karena merugikan diri sendiri dan orang lain. Bahkan persaudaraan yang terjalin selama bertahun-tahun dapat kandas karena penyakit dengki. Berikut ini kiat-kiat mengatasi perasaan dengki dalam diri seseorang.
- Memohon Perlindungan kepada Allah
Seyogyanya, kita berdoa kepada Allah agar hati kita senatiasa berada dalam ketaatan. Sebab, hati manusia dapat berubah, baik menjadi jahat, setiap saat. Hendaknya kita membiasakan berdoa (diutamakan selepas shalat) kepada Allah agar terhindar dari penyakit hati, salah satunya dengki. Jika hati terbesit berbuat dengki karena sesuatu, minimal kita dapat mencegahnya dengan menyibukkan kegiatan yang bermanfaat. Berikut ini doa memohon perlindungan dan dihindarkan dari sifat dengki.
Allah l berfirman: “Ya Rabb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang beriman sebelum kami dan janganlah Engkaulah membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang beriman. Ya Rabb, sesunngguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. al-Hasyr [59]: 10).
- Mengetahui dampak buruk perilaku dengki
Salah satu kunci menghindari perilaku dengki ialah mengetahui bahaya penyakit dengki itu sendiri. Bayangkan, jika hati seseorang dipenuhi rasa dengki pasti hatinya akan terasa sempit dan cenderung berbuat menyakiti diri sendiri dan orang lain. Kalau pun berhasil menjatuhkan orang lain, pasti akan ada hasrat melakukan sesuatu yang lebih berbahaya. Hidupnya pun tak nyaman dan amalan kebaikan seseorang pun menjadi sia-sia. Sungguh mengerikan kan?
- Menyambung tali silaturrahim dan berperilaku mushlih.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa silaturrahim menjadi kunci keberkahan hidup seseorang. Perasaan dengki bisa pupus bila seseorang terbiasa bersilaturahmi dengan orang lain. Selain bisa mengetahui kesan sebenarnya tentang orang lain, silaturrahim bisa mempererat rasa persaudaraan antar sesama manusia.
Namun, jika kita mendapati seseorang, entah teman atau siapapun, yang menaruh dengki terhadapmu, maka kita harus berinisiatif untuk mengetuk hati seseorang ke arah jalan yang benar. Cara tersebut cukup sulit dan membutuhkan waktu karena setiap punya prioritas kesibukan masing-masing. Bisa jadi orang yang menaruh kedengkian terhadap kita karena kesalahan yang kita perbuat. Jika kita sudah berikhtiar mengajak orang tersebut agar berhenti berbuat dengki namun tidak menggubrisnya, maka hanya kepada Allah kita bertawakal. Tugas manusia ialah mengajak/mengingatkan kebaikan bukan memberi hidayah.[4]
Mutiara Hikmah
Dari Abdullah bin Mas’ud a, bahwa Rasulullah n bersabda:
لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِي اثْنَتَيْن:ِ رَجُلٌ آتاَهُ اللهُ مَالاً فَسَلَّطَ عَلىَ هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ، وَرَجُلٌ آتاَهُ اللهُ الْحِكْمَةَ فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا
“Tidak ada hasad kecuali dalam dua perkara: seseorang yang Allah subhanahu wa ta’ala berikan kepadanya harta lalu dia menginfaqkannya dalam kebenaran dan seseorang yang Allah berikan kepadanya hikmah (ilmu) lalu dia mengamalkan serta mengajarkannya.” (H.R. al-Bukhari, 1/73, Muslim, 1/ 816)
* Alumnus S1 Ilmu Sejarah Universitas Gadjah Mada
[1] Suryatiningsih, “Kisah Qabil dan Habil, Anak Kembar yang akan Dinikahkan Nabi Adam dengan Saudara Kembarnya”, 18 Juli 2021, https://portaljogja.pikiran-rakyat.com/khazanah/pr-252237711/kisah-qabil-dan-habil-anak-kembar-yang-akan-dinikahkan-nabi-adam-dengan-saudara-kembarnya.
[2] Lihat di Andika Rahmawan, “Mengatasi Penyakit Hasad”, 23 September 2021, https://suaramuhammadiyah.id/2021/09/23/mengatasi-penyakit-hasad/
[3] Muhammad Hafil,Dua Iri Hati yang Diperbolehkan, 29 Februari 2020, https://www.republika.co.id/berita/q6fuct430/dua-iri-hati-yang-diperbolehkan
[4] Agus Yulianto, “Menjadi Generasi Mushlih”, 27 Januari 2021, https://republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/18/01/27/p36xkn396-menjadi-generasi-mushlih
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!