RAMADHAN BULAN MUSTAJABAH

RAMADHAN BULAN MUSTAJABAH

Oleh: Siti Jamilah, MSI[1]

Bismillâhi Walhamdulillâhi wash-shalâtu was-salâmu ‘alâ rasûlillâh,

Salah satu kemuliaan Ramadhan adalah bulan mustajabah, yaitu bulan dimana doa-doa yang kita panjatkan akan lebih mudah dikabukan oleh Allah. Di dalam al-Qur’an, salah satu ayat yang berbicara tentang berdoa juga berada dalam rangkaian ayat-ayat yang memerintahkan ibadah puasa Ramadhan, yaitu surat al-Baqarah ayat 186. Jika ayat 183 sampai 185 surat al-Baqarah berbicara tentang ibadah puasa Ramadhan, maka ayat 186 berbicara tentang berdoa. Ayat 187 juga kembali membicarakan seputar ibadah puasa. Tentu ini bukan tanpa sebuah maksud. Ada sebuah pesan yang hendak disampaikan di sana. Apabila ditinjau dari prespektif munasabah bainal ayat hal ini cukup mengisyaratkan bahwa bulan Ramadhan adalah kesempatan yang tepat untuk memanjatkan do’a kepada Allah, sehingga sangat disayangkan jika tidak memanfaatkan kesempatan ini dengan memperbanyak do’a kepada-Nya.

Allah ﷻ sangat senang ketika hamba-Nya berdo’a, bermunajat, dan meminta segala hajat kepada Allah ﷻ. Hal ini selaras dengan firman Allah ﷻ yang berbunyi; “Dan ketika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku adalah dekat. Aku akan kabulkan permintaan orang yang meminta jika ia meminta (berdoa) kepada-Ku. Maka hendaklah mereka memenuhi seruan-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka mendapatkan petunjuk”. (Q.S. al- Baqarah [2: 186).

Adab-Adab dalam Berdo’a

Setiap orang yang berdoa tentu berharap bahwa apa yang dipanjatkannya akan dikabulkan Allah ﷻ. Agar doa kita mudah dikabulkan oleh Allah l, perhatikan adab-adab dalam berdoa, diantaranya:

  1. Memenuhi seruan Allah dengan sungguh-sungguh untuk menaati-Nya, karena sebab sebuah doa mudah dikabulkan adalah ketika taat kepada seruan Allah dengan menunaikan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
  2. Bersungguh-sungguh, khusyuk, husnuzhan dan yakin dalam berdoa. Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan bahwa Allah sesuai dengan persangkaan (zhann) hamba-Nya terhadap-Nya. Apabila kita yakin dan husnuzhan bahwa Allah akan mengabulkan doa kita, mudah-mudahan apa yang kita minta akan mudah diijabah.
  3. Diantara adab saat berdoa juga adalah mengangkat kedua tangan dengan penuh harap. Menengadahkan kedua tangan dan tidak putus harapan, karena Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba yang menyandarkan diri dan selalu berharap akan kemurahan-Nya.

Hal yang tidak kalah pentingnya agar doa kita mustajabah adalah bahwa kita harus menjaga kebersihan harta kita dan menghindarkan diri dari makan makanan yang haram. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah l surat al-Baqarah yang berbicara tentang larangan memakan harta yang batil (haram). Hal ini mengisyaratkan peran penting menjaga kebersihan harta dan makanan dari hal yang diharamkan, karena sebab doa tidak terkabul karena adanya hal yang haram masuk ke dalam tubuh. Dalam sebuah riwayat Rasulullah ﷺ juga pernah berpesan kepada salah seorang sahabat; “Baik-baiklah engkau dalam urusan makananmu (pastikan kehalalannya), niscaya doamu akan mudah terkabul.” (HR. Thabrani).

Urutan Bacaan dalam Berdo’a

Hal yang diperhatikan terkait sistematika bacaan saat berdoa sebelum memanjatkan hajat-hajat kita kepada Allah. Ada bacaan yang seyogianya kita baca yaitu:

  1. Awali do’a dengan lafadz basmalah, sebab setiap perkara baik yang tidak diawali dengan membaca basmalah akan menjadi kurang berkah.
  2. Memuji asma Allah membaca kalimat tahmid alhamdulillahi rabbil ‘alamiin dan membaca shalawat kepada Nabi. Allah ﷻ berfirman ; “Dan bagi Allah al-asma al-husna (nama-nama yang baik), maka berdoalah dengannya” (QS. Al-A’raf (7): 180).
  3. Membaca do’a untuk kedua orang tua, karena mendo’akan orang tua merupakan bentuk birrul walidain dan bentuk tawassul dengan amal shalih yang kita tunaikan sebelum berdoa. [2]
  4. Menyebutkan haja-hajat yang diinginkan, dalam berdoa boleh menggunakan menggunakan bahasa Arab maupun bahasa selainnya. Jika kita hafal, baik sekali memanjatkan doa dengan doa-doa yang diambil dari al-Qur’an atau hadits Nabi.
  5. Menutup do’a dengan bacaan shalawat dan tahmid

Satu dari Tiga Hal yang Akan Allah Berikan

Pembaca yang dirahmati oleh Allah ﷻ! Bahwasannya Allah Maha Mendengar atas setiap permohonan hamba-Nya. Rasulullah ﷻ bersabda, “Tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah dengan sebuah permohonan, selama tidak ada muatan dosa dalam doanya dan tidak pula ia termasuk orang yang memutus silaturrahmi, melainkan Allah akan memberikan untuknya salah satu dari tiga hal; bisa jadi akan disegerakan untuknya doanya (dikabulkan apa yang dimintanya), atau bisa jadi Allah akan menyimpankan untuk kebaikannya di akhirat, atau bisa jadi Allah akan menghindarkannya dari keburukan yang semisal dengan sebab doa itu.” (HR. Ahmad).

Hadits diatas Nabi ﷺ menyampaikan bahwa selama kita berdoa dengan benar, sungguh-sungguh dan tidak melakukan hal yang bertentangan dengan syariat saat berdoa serta kita bukan orang yang suka memutus tali silaturrahmi, niscaya Allah l akan memberikan salah satu dari tiga hal yang disebutkan dalam hadits di atas. Pertama, Allah  lakan mengabulkan doa kita dan disegerakan apa yang diminta di dunia. Kedua, Allah l akan menyimpan untuk kebaikan akhirat kita. Bisa jadi apa yang diminta akan dikabulkan di akhirat kelak atau akan diwujudkan sebagai simpanan pahala yang agung bagi kita. Ketiga, bisa jadi Allah l akan memberikan hal yang justru lebih kita butuhkan dengan sebab doa-doa kita meskipun mungkin bukan hal itu yang kita minta. Misalnya dihindarkannya kita dari keburukan, marabahaya, bencana dan seterusnya. Allah tentu yang Maha Tahu dengan kemaslahatan hamba-Nya.

Doa adalah Ibadah

Pada hakikatnya, doa adalah bagian dari ibadah. Sehingga pahala akan dicatatkan bagi mereka yang berdoa. Nabi bersabda dalam sebuah riwayat hadits; “Doa adalah ibadah.” (HR. Abu Dawud). Sesungguhnya berdoa juga merupakan nilai-nilai tauhid bahwa sebagai seorang hamba semestinya selalu bermohon dan menggantungkan harap kepada Allah. Salah satu asma Allah adalah Ash-Shamad, Dzat tempat kita meminta. Dengan kita banyak berdoa berarti kita telah benar-benar menempatkan Allah sebagai Ash-Shamad. Selain itu berdoa juga menunjukkan bentuk tawakkal hamba kepada Tuhannya. Segala sesuatu akan terwujud hanya atas izin dan perkenan Allah. Orang-orang yang beriman tentu seharusnya memasrahkan dan bertawakkal atas segala urusannya kepada Allah. Mereka yang benar-benar bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan meridloi dan merahmatinya. Tentu selain berdoa, memaksimalkan ikhtiar adalah hal yang harus ditunaikan oleh kita. Ikhtiar adalah bagian dari mekanisme sunnatullah yang mesti dijalani dengan sungguh-sungguh.

Mutiara Hikmah

Dari Abu Darda a, bahwa dia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda,

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ، إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: وَلَكَ بِمِثْل

“Tidaklah seorang hamba muslim mendoakan saudaranya secara sembunyi (ghoib) melaikan ada malaikat yang mengatakan ‘Untukmu semisal itu.” (HR. Muslim : 2732)

Maraji’

[1] Penyuluh Agama Islam Kota Yogyakarta

[2] Labib MZ, 2010 Risalah Doa Pilihan, Surabaya: Bintang Usaha Jaya

Download Buletin klik disini

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *