BERBUAT BAIK KEPADA SESAMA

BERBUAT BAIK KEPADA SESAMA

Oleh: Fatimah Aulia Permata

*Mahasiswi Prodi Hubungan Internasional FPSB UII

 

Bismillâhi walhamdulillâhi wash-shalâtu was-salâmu ‘alâ rasûlillâh,

Pada dasarnya, kebaikan adalah hal yang telah diajarkan oleh lingkungan sekitar kita sejak kecil, entah itu orang tua, saudara, kakek, nenek, dan lain-lain. kebaikan adalah sesuatu yang diinginkan, yang diusahakan dan menjadi tujuan manusia. Tingkah laku manusia adalah baik, jika tingkah laku tersebut menuju kesempurnaan manusia. Kebaikan disebut nilai/value, apabila kebaikan itu bagi seseorang menjadi kebaikan yang kongkret.[1]

Kebaikan berasal dari kata baik, yang artinya elok, patut, teratur (apik, rapi, tidak ada celanya dan sebagainya), mujur, beruntung (tentang nasib), menguntungkan (tentang kedudukan dan sebagainya), berguna, manjur (tentang obat dan sebagainya), tidak jahat (tentang kelakuan, budi pekerti, keturunan dan sebagainya), jujur, sembuh, pulih (tentang luka, barang yang rusak dan sebagainya), selamat, tidak kurang suatu apa), selayaknya, sepatutnya, (untuk menyatakan setuju), kebajikan. Kebaikan berarti sifat baik, perbuatan baik, kegunaan, dan sifat manusia yang dianggap baik menurut sistem norma dan pandangan umum yang berlaku.[2]

Standar kebaikan dalam Islam adalah sesuai dengan fitrah manusia dan perspektif Islam. Kebaikan menurut Islam disebutkan dalam hadits Rasulullah ﷻ, dari Wabishah bin Ma’bad dia berkata: Saya mendatangi Rasulullah ﷺ, lalu beliau bersabda: “Engkau datang untuk menanyakan kebaikan?” saya menjawab: “Ya”. Beliau bersabda: “Mintalah pendapat dari hatimu, kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang karenanya, dan dosa adalah apa yang terasa mengganggu jiwa dan menimbulkan keragu-raguan dalam dada, meskipun orang-orang memberi fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya. (HR Ahmad bin Hanbal dan Ad Darimi).[3]

Rasulullah ` menyampaikan bahwa kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang karenanya, karena sejatinya kebaikan merupakan suatu hal yang dapat menenangkan hati ketika melakukannya, kebaikan adalah hal yang indah. Kita akan cenderung merasa puas dan bangga ketika sedang berbuat baik. Rasulullah ﷺ juga menyebutkan dimana kebaikan adalah akhlak yang baik dan terpuji, maka dengan akhlak yang mulia pun dapat dikatakan telah berbuat baik. Kebaikan tidaklah hanya dilakukan kepada orang lain saja, akan tetapi terhadap hewan, tumbuhan, Allah ﷻ, bahkan kepada diri sendiri.

Berbuat baik tidak hanya kepada sesama muslim saja, kebaikan juga dilakukan kepada mereka yang tidak beragama Islam. Toleransi, rasa hormat, dan bersikap arif bijaksana juga merupakan suatu kebaikan yang dapat kita lakukan. Kita harus menerima bahwa setiap orang memiliki jalan masing-masing dan tidak memaksa kehendak kepada orang lain.

Mengapa Berbuat Baik?

Manusia adalah makhluk sosial, yang saling membutuhkan satu sama lain. Oleh karena itu, kebaikan adahal hal mendasar yang dibutuhkan untuk mencapai keharmonisan hubungan antara manusia. Tentunya, sebagai manusia, kita senang dalam menerima kebaikan pula. Kebaikan adalah hal yang gratis, dapat dilakukan tanpa mengeluarkan biaya. Adanya kebaikan dapat mengundang keindahan.

Allah ﷻ meridhai kebaikan walaupun itu sebesar biji zarrah, yang kecilnya tidak sampai sebesar jari manusia, dan Allah ﷻ pun berjanji akan membalas perbuatan kebaikan tersebut. Allah ﷻ menyukai orang-orang yang berbuat baik, Allah ﷻ berfirman: “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS Al Zalzalah [99]: 7)

Akan tetapi, di saat berbuat baik kepada orang lain, seringkali kita ingin mendapatkan perlakuan yang baik pula. Akan tetapi, sikap orang lain bisa saja tidak menghargai, bahkan memperlakukan dengan cara yang buruk. Akhirnya kita merasa sedih dan kecewa, kadang pula kita merasa perbuatan yang kita lakukan sia-sia, karena orang tersebut bersikap sebaliknya. Hidup seringkali tidak sesuai dengan ekspektasi yang kita inginkan.

Lalu, mengapa kita harus berbuat baik? Berikut alasan mengapa kita harus berbuat baik:

  1. Kebaikan kepada diri sendiri

Perbuatan baik dapat mengantarkan pelakunya kepada kebaikan terhadap dirinya sendiri. Allah ﷻ berfirman: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri” (Q.S. Al-Isra’ [17]: 7)

  1. Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik

Tidak perlu bersedih dan mengharapkan validasi orang lain atas kebaikan yang telah  dilakukannya, ada Allahl yang selalu menjadi alasan untuk setiap perbuatan baik. Allah ﷻ berfirman: “Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 195)

  1. Jaminan Allah akan balasan bagi orang yang berbuat baik

Allah ﷻ telah menjamin balasan untuk orang yang berbuat baik. Dan setiap kebaikan pun berupa balasan kebaikan pula. Allah ﷻ berfirman: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (Q.S. Ar-Rahman [55]: 60)

  1. Kebaikan lebih baik daripada keburukan

Sesuatu yang dinilai baik namun tidak disukai (dianggap buruk), maka bisa jadi bernilai lebih daripada rasa tidak suka. Allah ﷻ berfirman: “Katakanlah: “Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan”. (Q.S. Al-Maidah [5]: 100)

Manfaat Berbuat Baik

Berbuat baik mempunyai banyak manfaat bagi manusia. Syeikh Aidh Al Qarni berkata, “Orang yang pertama kali akan merasakan manfaat memberi adalah pihak yang memberi itu sendiri. Mereka akan merasakan ‘buah’ memberi seketika itu juga, dalam jiwa, akhlak, dan nuraninya. Sehingga mereka selalu lapang dada, merasa tenang, tentram, dan damai.” Memberi adalah kemudahan, kebahagiaan, gairah, serta memotivasi orang lain.[4]

Faktanya, berbuat baik semisal memberi dapat menjadikan manusia pribadi yang lebih menyenangkan, ini dapat menjadi bibit dari kebaikan-kebaikan lain.[5] Contohnya, ketika kita melakukan sedekah kepada Panti Asuhan, maka uang yang didapatkan pihak Panti Asuhan dapat menjadi pundi-pundi pendidikan bagi anak-anak yang ada di dalamnya, kemudian pendidikan anak-anak tersebut dapat menuai ke kebaikan baru. Dan hal ini berujung dan terus memberikan manfaat kepada orang lain.

Karena kebaikan merupakan hal mendasar yang dilakukan setiap manusia. Kebaikan memiliki arti yang sangat luas, dan harus didasarkan pada syari’at dan fitrah akal sehat. Ada kalanya di kehidupan kita merasa tidak diterima dan dihargai, sedang kita telah berbuat sebaik mungkin. Tak perlu bersedih, karena setiap kebaikan yang kita lakukan dengan ikhlas akan selalu Allah catat dan ingat. Dan Allah pun akan membalas kebaikan yang kita lakukan, dengan kebaikan pula. Niatkan kebaikan tersebut kepada Allah dan tidak akan sirna pula pahala yang kita dapatkan. Allah pun menyukai orang-orang sabar dan bertaqwa. Oleh karena itu, jangan mengharapkan validasi orang lain dan teruslah menjadi orang yang baik, walaupun tidak ada seorang pun yang baik kepadamu. Karena kamu punya Allah ﷻ. Wa Allâhu a’lam.[]

MARÂJI’:

[1] Abuddin Nata. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2002. Hal. 102

[2]Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke-4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2008. Cet. 1, hal. 118-119

[3] Abdullah Haidhir. Terjemahan Hadits Arba’in Nawawiyah, Muhyidin Yahya bin Syaraf Nawawi. Jakarta: Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. 2010. Hal. 80-81

[4] Muhammad Yasir. Jangan Hidup Jika Tak Memberi Manfaat. Jakarta: Al-Kautsar. 2019. Hal. 4-5

[5] Cahyadi Takariawan & Ida Nur Laila. Jalan Bahagia: Inspirasi Akhlak dan Perjuangan untuk Menghadirkan Keajaiban Kebaikan dalam Kehidupan. Jakarta: Wonderful. 2019. Cet. 1, hal. 89

Download Buletin klik disini

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *