MENGGAPAI KETENANGAN HATI
Inilah 3 macam bentuk siksaan cinta, derita cinta yang tidak pernah berakhir karena mencintai sesuatu selain Allah swt di dunia ini. Sehingga pada hakekatnya seseorang yang jatuh cinta (kepada selain Allah) itu bukanlah tengah dalam bahagia, akan tetapi ia dalam ketetersiksaan dengan cintanya itu. Dan ingatlah! Siksaan ini barulah siksaan di dunia dan akan berlanjut hingga yaumil akhir.
Dari penejelasan di atas kita dapat ketahui bahwa di antara hal yang paling membuat seseorang itu tersiksa hatinya, sempit dadanya, gersang jiwanya ialah karena cintanya kepada dunia melebihi cintanya kepada Allah swt. Sampai-sampai cintanya kepada Allah swt di nomor sekiankan dalam hatinya. Orang semacam ini akan terus menerus lalai dari kewajibannya, lalai dari apa yang dituntutkan kepadanya oleh Allah swt, yakni peribadatan secara tulus dan istiqomah, mengapa? Karena ada sesuatu baginya yang harus lebih didahulukan ketimabang Allah swt, yakni sesuatu yang dicintainya selain Allah swt itu.
Dengan demikian, satu-satunya cara agar seseorang itu mendapatkan ketenangan hati dan terhindar dari siksaannya ialah dengan kembali kepada cinta yang haqiqi, yakni dengan menjadikan cinta kepada Allah swt sebagai yang nomor satu dalam hatinya, menjadi cinta terbesarnya, cinta terdalamnya, dan cinta tertingginya. Karena dengan mencintai Allah sepenuhnya, maka tidak akan ada siksaan-siksaan dan kesempitan yang akan menimpa hati seseorang sebagaimana siksaan yang dialami oleh orang-orang yang melabuhkan cinta pertamanya kepada selain Allah swt.
Apabila seseorang itu menginginkan Allah, maka Allah swt akan hadir didekatnya, sebagaimana yang Allah swt firmankan yang artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), “Aku itu dekat”. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka memenuhi (segala perintahku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (QS. Al-Baqarah: 186). Dan apabila seseorang itu menginginkan Allah swt selalu bersamanya, maka Allah swt berfirman yang artinya “Sesungguhnya Allah beserta dengan orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan”. (QS. An-Nahl: 128). Dan apabila seseorang itu tidak ingin kehilangan Allah dalam hidupnya, maka Allah swt berfirman yang artinya “Tuhanmu tiada meninggalkanmu dan tiada pula benci kepadamu” (QS. Ad-Dhuha: 3). Dan masih banyak dalil seputar hal-hal yang membuat seseorang akan selalu berada dalam kebahagiaan, selalu berada dalam kelapangan, dan selalu berada dalam penjagaan Allah swt.
Ciri-ciri seseorang yang benar imannya adalah ia sangat mencintai Allah swt. Allah swt berfirman yang artinya “…Dan orang-orang yang beriman itu sangat mencintai Allah” (QS. Al-Baqarah: 165). Rasulullah SAW yang muliapun memohon agar hatinya memiliki kecintaan kepada Allah swt, beliau bersabda yang artinya “ya Allah, anugerahkanlah aku cinta kepada-Mu, cinta kepada orang-orang yang mencintai-Mu, dan cinta kepada sesuatu yang mendekatkanku kepada cinta-Mu. Jadikanlah cintaku kepada-Mu lebih besar daripada cintaku kepada air yang dingin” (HR. Abu Naim & Abu Darda). maa syaa Allah… Allahumma sholli ala Muhammad. Rasulullah seorang yang paling beriman dan paling mulia bagi semesta alampun memohon agar hatinya diberi kecintaan kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya cinta, lalu bagaimanakah dengan kita, sudahkah kita meminta kecintaannya Allah swt dalam hati kita?
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!