CARA BERBAKTI ANAK YANG JAUH DARI KEDUA ORANG TUA

CARA BERBAKTI ANAK YANG JAUH DARI KEDUA ORANG TUA

Oleh: Fahri Hanif Rais Wibowo

*Mahasiswa Prodi Ekonomi Islam FIAI 2022

 

Saudaraku, kaum muslimin dimanapun berada, semoga Allah senantiasa melimpahkan hidayah taufiq-Nya kepada kita semuanya. Berbakti kepada orang tua adalah hal utama yang harus dilakukan oleh seorang anak, karena konsekuensi menjadi anak adalah berbakti kepada kedua orang tua. Alasan mengapa harus berbakti kepada orang tua cukup kongkrit dan jelas. Karena adanya kita lantaran adanya orang tua. Kita dapat tumbuh dan berkembang karena perawatan dan penjagaan orang tua yang terus berusaha agar kita dapat seperti sekarang ini. Walhamdulillâh!

Kita sudah tumbuh dan berkembang seperti sekarang ini dan dapat berfikir seperti mereka bahkan melebihi mereka karena mungkin pendidikan atau pengetahuan kita lebih banyak dari mereka. Maka, tak sepatutnya lah kita menaikkan suara ketika berbicara dengan mereka terlebih lagi mereka sudah semakin menua dan termakan usia, hendaklah untuk melebutkan suara kita. Allah ﷻ berfirman: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”(Q.S. Al-Isra :13)

Dari ayat diatas dapat diambil pelajaran bahwa berkata “ah” saja itu adalah hal yang dilarang, terlebih dengan dengan nada yang tinggi atau pun membentak mereka. Sebagai anak harus berusaha untuk mencari ridha orang tua sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ashr, Nabi ﷺ bersabda, “Keridhaan Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.” (H.R. Tirmidzi no. 1899, Ibnu Hibban, 2:172; Al-Hakim, 4:151-152.)[1]

Cara Berbakti Anak yang Jauh dari Orang Tua

Saudaraku, hubungan seorang anak dengan orang tua bukan hanyalah sekedar hubungan lahiriyah saja melainkan mempunyai hubungan bathiniyah. Jarak yang jauh tidak menghalangi seorang anak untuk berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tuanya.

Nah, disini ada beberapa cara yang  bisa dilakukan bagi anak yang jauh dari orang tua atau mereka yang sedang merantau dalam rangka belajar.

  1. Selalu memanjatkan doa untuk kedua orang tua

Memanjatkan doa untuk kedua orang tua adalah sebuah keharusan, karena doa seorang anak untuk orang tua dan doa orang tua untuk anaknya tidak akan pernah terputus. Doa yang dipanjatkan kepada kedua orang tua bisa jadi akan berbalik kepada anak, dan menjadi sebuah kekuatan untuk menjalani proses belajar.

Kalaupun kita bukanlah termasuk orang-orang yang selalu berbuat kebaikan dalam keseharian dan bukan pula termasuk anak-anak yang shalih, bukan berarti tidak berdoa untuk kedua orang tua. Imam al-ghazali pernah membahas ini seperti berikut “Seseorang berkata, ‘Anak kadang tidak shalih sehingga doanya tidak berpengaruh bagi kedua orang tua. Padahal ia mukmin.’ Keshalihan sudah umum pada keturunan orang beragama, terlebih kalau orang bertekad mendidik dan mengantarkannya pada keshalihan. Secara global, doa orang beriman untuk kedua orang tuanya tetap berguna baik ia anak berbakti maupun anak durhaka. Kedua orang tuanya akan tetap diberi pahala atas doa dan kebaikan anaknya karena itu bagian dari ikhtiarnya dan ia tidak akan disiksa karena dosa keturunannya. Pasalnya setiap orang tidak menanggung dosa orang lain,”[2]

  1. Belajar dengan sungguh-sungguh

Janganlah pernah lupa tujuan anak meninggalkan orang tua di rumah dan kampung halaman adalah untuk belajar sungguh-sungguh sebagai bentuk berbakti kepada orang tua. Sehingga apa yang mereka usahakan untuk kemudahan belajar anak-anaknya yang berada diperantauan dapat balas dengan hasil belajar yang baik. Yang terpenting bagi anak adalah bagaimana setiap harinya berproses untuk menjadi lebih baik, dengan cara belajar sungguh-sungguh. Dengan ilmu yang diperoleh akan menjadikan anak semakin berbakti kepada orang tua, dengan kebaikan tersebut akan mengantarkan ke surga-Nya. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (H.R. Muslim, no. 2699)

  1. Selalu menghubungi orang tua

Menjalin komunikasi dengan orang tua adalah hal yang harus rutin dilakukan sebagai anak perantauan terlebih lagi di zaman sekarang ini sangat mudah untuk berkomunikasi dengan orang yang jauh jaraknya. Berkomunikasi dengan orang tua secara rutin dapat menyenangkan hati mereka walaupun dalam waktu yang singkat dari pada kita menghubungi mereka berjam-jam tapi sangat jarang sekali.

Cara yang satu ini adalah cara yang sangat mudah dilakukan asalkan mau membagi jadwal saja. Memang berkomunikasi dengan orang tua jarang orang sadari bahwa itu adalah salah satu bentuk bakti kepada orang tua. Tersadar kah kita, bahwa setelah mendengar suara mereka atau menatap wajah mereka mungkin dapat membantu kita lebih bersemangat untuk belajar dan ingat tujuan merantau disini. Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda, “Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Bukhari no. 5985 dan Muslim no. 2557)[3]

  1. Berhemat

Berhemat dapat mengatur diri agar tidak boros. Keperluan yang tidak dibutuhkan yang pastinya itu dapat berpengaruh terhadap orang tua kita. Dengan cara berhemat kita dapat meringankan beban kedua orang tua, yang kita tidak tahu keadaannya disana. Bukankah meringankan beban orang tua adalah bentuk kebaktian seorang anak kepada orang tuanya dan bukan kah berhemat adalah salah satu anjuran dari Allah l. Mari kita simak firman Allah ﷻ berikut ini: “Dan makan dan minumlah kalian, tetapi janganlah kalian berlebihan. Karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. al-Ar’af []: 31)

Nah, maka dari itu ayo kita mulai belajar untuk cara berhemat untuk keperluan kita dan kalau memungkinkan menabung adalah salah satu cara untuk berhemat. Akan tetapi yang harus diketahui, kita tidak boleh berlebihan atas diri kita sendiri dan tidak boleh kikir atas diri kita. harus berada di tengah-tengahnya.

Pesan dari Rantau  

Sebagai anak perantauan kita harus sering-sering untuk mengintropeksi diri sendiri, bertanya kepada diri sendiri, “apa sih yang sudah saya lakukan atau saya dapat?” tanyakan itu pada diri kita masing-masing. Mengapa demikian! bisa saja dengan kelalaian kita sebagai anak perantau dalam kegiatan sehari-hari, namun tidak sadar sedang berbuat durhaka kecil kepada kedua orang tua yang terus ditabung setiap harinya. Na’ûdzubillâh min dzalik.

Jadikanlah orang tua kita sebagai motivasi terbesar untuk mencari ridha Allah dengan wasilah berbakti kepada orang tua. Ridha Allah akan kita gapai dengan mendapatkan keridhoan orang tua. Sehingga kita selalu memperoleh keberkahan-Nya dalam hidup kita. Âmîn Yâ Rabbal ‘âlamîn.[]

Marâji:

[1] Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi no. 1899, Ibnu Hibban, 2:172; Al-Hakim, 4:151-152. hadits ini sahih menurut Ibnu Hibban dan Al-Hakim dan Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Disebutkan dalam https://rumaysho.com/20643-bulughul-maram-akhlak-mencari-ridha-orang-tua.html

[2] Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz II, hal. 30.

[3] Sumber https://rumaysho.com/1894-keutamaan-silaturahmi.html

Download Buletin klik disini

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *