MENYAMBUT TAHUN BARU DENGAN RESOLUSI BARU

MENYAMBUT TAHUN BARU DENGAN RESOLUSI BARU

Oleh: Isna Yunita, S.H.

 

Bismillâhi walhamdulillâhi wash-shalâtu wassalâmu ‘alâ rasûlillâh,

Para pembaca yang dirahmati Allah, semoga semuanya dalam keadaan sehat, dan bahagia. Mengawali tahun baru di 2020 M ini, mari kita benahi diri dengan resolusi-resolusi baru, sebagai suatu bentuk rasa syukur karena telah diberi umur untuk berjumpa dengan tahun 2022

Makna Resolusi

Perlu diketahui bahwa resolusi ialah suatu harapan dan target baru, mengingat bahwa satu tahun yang telah berlalu menjadi pelajaran dan perbaikan ditahun selanjutnya, dengan membuat resolusi atau harapan baru teman-teman telah menciptakan suatu sarana dalam mewujudkan rencana yang ingin dicapai, sehingga dapat memudahkan rencana yang ingin direalisasikan untuk mencapai target dan tujuan hidup yang sudah ditentukan. Pengertian harapan Menurut Selignen (ken, 2005) yang dinukil oleh Anni dalam penelitiannya ialah suatu emosi positif mengenai masa depan dalam meningkatkan kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang jelas dimasa depan. Harapan   memiliki   manfaat   yang   sangat   besar dalam   membentuk   individu   yang bermental sehat serta mendorong invidu untuk berperan aktif dan positif dalam kehidupannya.[1]

Resolusi merupakan suatu perbaikan menuju perubahan yang lebih baik, meskipun perbaikan diri yang kita lakukan tidak hanya dilakukan di awal tahun, tetapi diawal tahun baru 2022 ini merupakan momentum waktu yang tepat menuju perubahan yang lebih baik, sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an:Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Q.S. ar Ra’d [13]: 11)

Melalui ayat di atas firman tersebut dapat memotivasi seseorang untuk selalu berposes menjadi lebih baik setiap harinya, karena perubahan dalam hidup kita ditentukan oleh diri kita sendiri, dengan keingingan besar dan perjuangan yang maksimal dalam mengubah diri menjadi lebih baik.

Resolusi Diri dalam Pandangan Islam

Resolusi di dalam Islam bisa dikatakan dengan hijrah, seiring berjalannya waktu hijrah bukan hanya diartikan dengan perpindahan dari satu tempat ke tempat yang lain, namun menjadi lebih luas yakni suatu usaha menjadi lebih baik.[2]

Islam juga telah menyinggung bagaimana hijrah itu sendiri sebagaimana hadits Nabi n: “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena dunia dan wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang ia tuju.” (H.R. Bukhari)[3]

Dari hadis ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa setiap manusia yang memiliki resolusi bagi diri sendiri maka ia telah bersiap pula untuk membuat suatu perubahan yang lebih baik bagi dirinya, baik perubahan duniawi maupun ukhrawi.

Resolusi bagi setiap manusia sangatlah penting karena setiap manusia harus memacu dirinya untuk memperbaiki diri. Resolusi diri dapat membentuk insan yang bermental sehat dan mendorongnya menjadi lebih baik, bukan hanya di awal tahun baru melainkan disetiap harinya, hingga tujuan dan target hidup kita tercapai.

Hal Penting Dalam Membuat Resolusi

Selanjutnya Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan saat membuat resolusi diantaranya,

  1. Niat

Niat sangatlah erat kaitannya dengan tindakan, karena tindakan merupakan manifestasi dari niat seseorang. Niat dalam resolusi sangat diperlukan, niat resolusi yang baik ialah niat karena Allah, sehingga tindakan dari niat tadi akan bernilai ibadah meskipun tindakan yang dilakukan bersifat duniawi.

Allah l telah berfirman dalam hadits qudsi mengenai niat dan tindakan seseorang, yaitu: “Sesungguhnya, Allah telah mencatat perbuatan baik dan buruk dan Allah menjelaskannya. Siapa pun yang berniat melakukan perbuatan baik tetapi tidak melakukannya, maka Allah akan mencatatnya sebagai perbuatan baik sepenuhnya. Jika mereka berniat melakukannya dan melakukannya, maka Allah Ta’ala akan mencatatnya sebagai sepuluh perbuatan baik hingga tujuh ratus kali lipat atau bahkan lebih. Jika mereka berniat melakukan perbuatan buruk dan tidak melakukannya, maka Allah akan mencatat bagi mereka satu perbuatan baik. Jika mereka melakukannya, maka Allah akan mencatat bagi mereka satu perbuatan buruk.” (H.R. Bukhari dan Muslim)[4]

Jika kita melihat hadits di atas bagi Allah, niat dalam perbuatan baik akan dicatat sebagai amal, atau dalam kata lain resolusi kebaikan seseorang di tahun baru ini meskipun pada akhirnya tidak dapat terlaksana maka akan tetap mendapatkan pahala atas niat kebaikan. Namun hal yang perlu dicatat hal tersebut jangan sampai menjadikan kita sebagai orang-orang yang malas dalam melakukan sesuatu dan hanya meniatkan suatu tindakan tanpa adanya capaian dari resolusi diri kita.

  1. Konsisten

Konsisten dalam Islam dikenal dengan istiqomah yang berasal dari bahasa Arab qawama yang berarti tegak lurus, istiqomah biasanya identik dengan keteguhan dalam pendirian seseorang, dalam hal ini kaitannya dengan resolusi istiqomah sangat diperlukan untuk merealisasikan resolusi diri yang telah dibuat agar semua itu dapat tercapai, tentunya atas dasar pendirian yang teguh dan kemauan yang keras.

Oleh karena itu, konsisten (istiqomah) biasanya identik dengan kemenangan dalam pertarungan melawan hawa nafsu, bahkan Allah l telah berfirman mengenai orang-orang yang konsisten (istiqomah) dalam surah al-Fussilat sebagai berikut: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Ya Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (Q.S. Fushshilat [41]: 30)

  1. Resolusi dengan orientasi akhirat

Resolusi tahun baru tidak selalu identik dengan urusan dunia saja melainkan resolusi urusan ukhrawi serta menetapkan tujuan yang tinggi baik untuk kemajuan spiritual maupun materiil juga diperlukan, misalkan resolusi dalam meningkatkan ibadah dan sebagainya. Begitu pula resolusi yang bersifat duniawi sebaiknya didalamnya diselipkan resolusi yang orinetasinya akhirat karena pada akhirnya kita semua akan kembali kepada-Nya dan melanjutkan kehidupan akhirat yang kekal nanti. Sebagaimana firman Allah l: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku,” (Q.S. az-Zariyat [51]: 56)

Penggalan ayat di atas menjadi pengingat bahwa semua resolusi yang dibuat meskipun telah terealisasikan namun tidak kita selipkan suatu niat ibadah dalam tindakannya, maka resolusi tersebut hanya akan mendapatkan balasan dari apa yang kita lakukan tanpa ada balasan yang bernilai ukhrawi.

Sekian dari sedikit tulisan ini, semoga kita semua dapat memulai awal tahun baru dengan berbagai resolusi kebaikan dan terus istiqomah dalam mencapai resolusi diri, hingga nanti cita-cita kebaikan kita Allah l kabulkan. Âmîn[]

Mutiara Hikmah

Dari Abu Hurairah a, Nabi n bersabda:

كَلِمَتَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى اَلرَّحْمَنِ, خَفِيفَتَانِ عَلَى اَللِّسَانِ, ثَقِيلَتَانِ فِي اَلْمِيزَانِ, سُبْحَانَ اَللَّهِ وَبِحَمْدِهِ , سُبْحَانَ اَللَّهِ اَلْعَظِيمِ

“Dua kalimat yang yang dicintai Allah ar-Rahman, ringan di lisan dan berat di timbangan, yaitu Subhaanallahi wa bihamdih, subhaanallahil ‘azhiim (artinya: “Maha Suci Allah sambil memuji-Nya dan Maha Suci Allah Yang Maha Agung).” (H.R. Bukhari 6406 dan Muslim 2694)

Marâji:

*Alumnus Akhwal asy-Syakhshiyyah FIAI UII

[1] Anni Zulfianai Husnar, dkk, “Harapan, Tawakal, dan Stres Akademik,” Jurnal Penelitian Psikologi Vol 2, no 1 (2017) https://journal.walisongo.ac.id/index.php/Psikohumaniora/article/view/1179/1432

[2] Andi Hikmawati Yunus, “Hijrah: Pemaknaan dan Alasan Mentransformasikan Diri Secara Spiritual di Kalangan Mahasiswa,: Andi Hikmawati Yunus,” Jurnal Emik, Vol 2 No 1 Juni 2019. file:///C:/Users/Hp/Downloads/105-Article%20Text-1182-3-10-20190628.pdf

[3] Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhâri (no. 6689) Dar Al-Kotob Al-ilmiyah, 1971 Beirut, Lebanon, hal 1214.

[4] Hadits ini shahih. Diriwayatkan oleh Al bukhari (no. 6491) Dar Al-Kotob Al-ilmiyah, 1971 Beirut, Lebanon, hal 1183.

Download Buletin klik disini

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *