AGENDA MEANYAMBUT BULAN RAMADHAN
AGENDA MEANYAMBUT BULAN RAMADHAN
Oleh: Nailis Sa’adah*
Bismillâhi Walhamdulillâhi wash-shalâtu wassalâmu ‘alâ rasûlillâh,
Pembaca yang dirahmati Allah ﷻ, tinggal menghitung hari bulan Ramadhan akan datang. Bulan yang selalu dirindukan oleh setiap umat Islam. Sebab, Ramadhan merupakan bulan yang istimewa, penuh berkah, dan penuh hikmah. Beberapa keistimewaan bulan ini yaitu, semua amal kebaikan akan dilipat gandakan dan di bulan ini juga untuk pertama kalinya al-Qur’an diturunkan oleh Allah sebagai pedoman umat Islam. Allah ﷻ berfirman: “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah.” (Q.S. al-Baqarah [2]: 185)
Hanya di bulan Ramadhan terdapat lailatul qadar, yaitu malam yang penuh kemulian dan keberkahan. Di al-Qur’an, lailatul qadr digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Artinya jika melakukan ibadah di malam tersebut, maka disamakan dengan ibadah seribu bulan. Allah ﷻ berfirman: “Sesungguhnya kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada malam qadr. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemulian itu lebih baik daripada seribu bulan.”(Q.S: al-Qadr [97]: 1-3)
Menyambut Bulan Ramadhan
Dalam menyambut bulan Ramadhan yang penuh berkah, umat Islam perlu mempersiapkan diri dan menyambut dengan penuh suka cita dan rasa syukur, agar Ramadhan tahun ini bisa meningkatkan ketaqwaan kepada Allah ﷻ. Beberapa upaya persiapan yang bisa dilakukan yaitu,
- Mempersiapkan hati dan niat
Sering kali umat Islam kurang mempersiapkan hati dan niat untuk menyambut Ramadhan. Ibadah Ramadhan hanya dianggap sebagai ritual ibadah tahunan, sekedar ajang untuk menggugurkan kewajiban, tanpa menghayati dan meresapi esensi ibadah tersebut. Sehingga perlu menata niat dan menguatkan tekad untuk konsisten beramal shalih dan memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan. Anggap saja ini Ramadhan terakhir, karena tidak bisa menjamin akan bertemu Ramadhan di tahun-tahun berikutnya.
- Mempersiapkan kesehatan fisik
Menahan diri untuk tidak makan dan minum selama satu bulan, serta fokus melakukan ibadah-ibadah wajib dan sunnah tentu memerlukan kesehatan fisik. Sehingga, semua hal tersebut menuntut agar selalu dalam kondisi prima dan nantinya bisa memanfaatkan bulan ramadhan dengan optimal dan maksimal.
- Merancang agenda kegiatan
Umat Islam dianjurkan untuk merancang agenda kegiatan untuk menyambut bulan ramadhan. Tujuannya agar setiap detik waktu diisi dengan hal-hal yang bermanfaat, yang bisa mensucikan hati dan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ, karena persiapan yang matang akan memaksimalkan amalan.[1]
Agenda bulan Ramadhan
Begitu banyak berkah dan anugerah di bulan Ramadhan. Sehingga perlu memaksimalkan ibadah agar tidak menjadi orang yang merugi. Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka harus menyusun agenda penting dan melaksanakannya dengan niat ikhlas. Beberapa agenda yang bisa dilakukan saat bulan Ramadhan, di antaranya:
1. Puasa
Puasa di bulan Ramadhan hukumnya wajib dan merupakan bagian dari rukun Islam. Allah ﷻ berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (Q.S. al-Baqarah[2]: 183)[2]
2. Membaca al-Qur’an
Membaca dan mempelajari al-Qur’an sangat dianjurkan, apalagi di bulan Ramadhan. Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan dengan huruf itu, dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi sepuluh. Aku tidaklah mengatakan “Alif Laam Miim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf.” (H.R. Tirmidzi)
3. Shalat Tarawih dan shalat sunnah lainnya
Shalat Tarawih merupakan shalat yang hanya dikerjakan pada bulan Ramadhan dan hukumnya sunnah muakkad. Shalat Tarawih dilakukan sesudah shalat Isya’ sampai waktu fajar. Shalat sunnah lain yang dianjurkan dilakukan di bulan Ramadhan yaitu, shalat witir, tahajud, dhuha, dan sebagainya.
4. I’tikaf
I’tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. I’tikaf sangat disunnahkan dilakukan di sepuluh terakhir bulan Ramadhan. Adapun adab dalam i’tikaf yaitu, menyibukkan diri dengan perbuatan-perbuatan seperti membaca al-Qur’an, berdzikir, belajar ilmu agama, mengerjakan shalat-shalat sunnah,menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat, dan berbicara hal-hal kebaikan.
5. Memperbanyak sedekah
Allah ﷻ sangat memuliakan hamba-Nya yang gemar bersedekah. Apalagi jika sedekah tersebut dilakukan di bulan Ramadhan, maka Allah ﷻ akan melipat gandakan pahalanya.[3]
Dalam mengisi bulan Ramadhan, baik laki-laki maupun wanita memiliki kesempatan sama untuk meraih keutamaan dan keistimewaan. Namun ada hal-hal yang tidak bisa dihindari perempuan dan ada hal yang membatasi kegiatan perempuan di bulan ini, seperti haid dan nifas. Hal-hal tersebut yang kadang membatasi wanita untuk melakukan berbagai macam ibadah. Alasannya karena sedang dalam keadaan tidak suci atau tidak bersih. Padahal banyak amalan yang bisa dilakukan saat bulan Ramadhan. Meskipun tidak boleh shalat dan puasa, wanita yang sedang haid dan nifas masih memiliki kesempatan untuk meraih kemuliaan bulan Ramadhan. Mereka masih dapat melakukan beberapa ibadah dan mengoptimalkan beberapa amalan yang diperbolehkan selama haid dan nifas, di antaranya berdzikir kepada Allah ﷻ, bersedekah, mendengarkan bacaan al-Qur’an, dan memberi makan orang yang berbuka puasa. Dari beberapa amalan tersebut, para wanita yang berhalangan untuk puasa tidak perlu berkecil hati dan cemas akan kekurangan pahala dan kemuliaan di bulan Ramadhan. Masih banyak ibadah yang bisa diamalkan untuk mendapatkan rahmat dan karunia Allah.[4]
Dengan demikian, umat Islam dianjurkan untuk menyambut Ramadhan dengan sambutan hangat dengan mempersiapkan hati, niat, kesehatan fisik dan rohani. Kemudian umat Islam perlu merancang agenda di bulan ramadhan agar dapat beribadah dengan maksimal, mampu meningkatkan kedekatan dan kualitas keimanan kepada Allah. Sebab, belum tentu akan bertemu Ramadhan di tahun berikutnya. Bagi wanita yang berhalangan untuk berpuasa tidak perlu khawatir dan merasa akan kekurangan ladang pahala dan kemuliaan di bulan Ramadhan. Apabila semua ibadah dan amalan dilakukan dengan sungguh-sungguh dan ikhlas, In sya Allah akan mendapatkan pahala sebagaimana orang yang sedang berpuasa.[]
Mutiara Hikmah
Yahya bin Abi Katsir – seorang ulama tabi’in –, bahwa sebagian sahabat ketika mendekati datangnya Ramadhan mereka berdoa,
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)
Maraji’:
* Alumni PPUII
[1] Satria Nova. Bulan Ramadhan: Bebas dari Belenggu Setan dan Hawa Nafsu. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. 2011. hal. 6-8
[2] M. Syukron Maksum. Kedahsyatan Puasa: Jadikan Hidup Penuh Berkah. Yogyakarta: Pustaka Marwa. Cet-k.1-2. hal. 13
[3] Ibid. Hal. 41-43
[4] Abdul Syukur al-Azizi. Kitab Lengkap dan Praktis Fiqh Wanita. Yogyakarta: Noktah. 2017. Cet.k-1. hal 137.