ANUGERAH BULAN RAMADHAN
ANUGERAH BULAN RAMADHAN
Oleh: Abdurrahman Triadi Putro*
Bismillâhi Walhamdulillâhi wash-shalâtu was-salâmu ‘alâ rasûlillâh,
Para pembaca budiman yang semoga senantiasa dirahmati Allah.
Diantara nikmat Allah yang besar kepada hamba-hamba-Nya yaitu Allah menjadikan bagi kita musim-musim beribadah, memperbanyak ketaatan didalamnya, ladang-ladang amal shalih, dihapusnya dosa-dosa, dan dilipatgandakannya kebaikan-kebaikan. Kemudian Allah menurunkan rahmat-Nya dan memperbesar rasa kasih sayang-Nya terutama di bulan ramadhan yang penuh berkah. Bulan yang saat ini sedang berada di tengah-tengah kita yang patut kita syukuri karena Allah masih memberikan kesempatan untuk memperbanyak amal sholih.
Allah ﷻ berfirman di dalam Surat Al-Baqarah ayat 185, “Bulan Ramadhan yang diturunkan Al-Qur’an didalamnya sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelas bagi petunjuk tersebut, serta pembeda (antara yang haq dan batil)” (QS. Al-Baqarah (2): 185).
Bulan Penuh Berkah
Bulan ramadhan adalah bulan yang mulia dan penuh keberkahan, kebaikan, bulan rahmat, ampunan dan pembebasan dari api neraka. Bulan berbagi dan saling berbuat kebaikan.
Sungguh Rasulullah ﷺ pun telah memberikan kabar gembira kepada para sahabat kala itu akan datangnya bulan yang mulia ini, serta mendorong mereka agar berjihad dengan amal shalih didalamnya, baik dari amal yang wajib maupun yang sunnah. Begitu pula untuk berbuat kebaikan, bersabar dalam mentaati-Nya, mengisi waktu siangnya dengan berpuasa dan malamnya dengan shalat malam, serta menyibukkan waktu dengan dzikir, syukur, tasbih, tahlil, dan tilawah Al Qur’an.
Imam Ahmad rahimahullahu ta’ala dalam musnadnya meriwayatkan, dari Anas bin Malik a beliau berkata, Nabi ﷺ bersabda, “Ini adalah Bulan Ramadhan. Sungguh bulan ini telah datang dengan dibukakan pintu-pintu surga didalamnya, ditutup pintu-pintu neraka didalamnya, dan dirantai setan-setan.” (Musnad Imam Ahmad no. 13408)
Begitu pula sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah a, Rasulullah ﷺ bersabda,“Apabila masuk malam pertama dari Bulan Ramadhan, dibelenggulah setan-setan . pintu-pintu neraka ditutup, tidak dibuka darinya satu pintu pun. pintu-pintu surga dibuka, tidak satupun pintu yang ditutup. seorang penyeru menyeru, ‘Wahai orang yang berbuat kebaikan, kemarilah. Wahai orang yang berbuat keburukan, tahanlah’. Bagi Allah terdapat dari-Nya pembebasan dari api neraka. Hal tersebut ada di setiap malam (Ramadhan).” (At-Tirmidzi no. 682, Ibnu Majah no. 1642, dengan lafaz hadis At-Tirmidzi).
Imam Ahmad rahimahullahu ta’ala juga meriwayatkan dari Abu Hurairah a, “Ketika datang Bulan Ramadhan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh Ramadhan telah datang kepada kalian. Bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan atas kalian berpuasa didalamnya. Pintu-pintu surga dibuka didalamnya. Pintu-pintu neraka ditutup didalamnya. Dibelenggu setan-setan didalamnya. Serta didalam Bulan Ramadhan terdapat sebuah malam yang lebih baik daripada 1000 bulan. Barangsiapa yang dia terhalangi dari kebaikan malam tersebut, maka sungguh ia telah terhalangi dari kebaikan yang besar.” (Musnad Imam Ahmad no. 9497).
Kesempatan Mahal di Bulan Ramadhan
Para pembaca yang semoga dirahmati Allahﷻ ,Rasulullah ﷺ telah mensifati bulan Ramadhan bahwasanya bulan ini adalah bulan yang berkah. Setiap sisi dari sisi-sisi bulan ini disifati dengan keberkahan. Keberkahan waktu, keberkahan dalam beramal. Pada bulan ini juga terdapat suatu malam yang disebut dengan lailatul qadr yaitu malam yang lebih baik daripada 1000 bulan. Sehingga momentum Ramadhan ini hendaknya kita memanfaatkan waktu dengan melakukan amal sholih, mendirikan sholat malam, dan tilawah al-Qur’an guna mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Sangat disayangkan jika kesempatan bertemu di Ramadhan berlalu bergitu saja, karena di bulan ini merupakan bulan maghfirah , bulan diampuninya dosa-dosa yang telah berlalu.
Dalam shahihain dari Abu Hurairaha, Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan berharap pahala dari-Nya, maka diampuni baginya dosa-dosanya yang telah lalu. Barangsiapa yang shalat malam pada lailatul qadr karena iman dan berharap pahala dari-Nya, maka diampuni baginya dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaqun ‘alaih, Bukhari no. 2014 dan Muslim no. 760).
Rasulullah ﷺ juga bersabda, “Barangsiapa yang shalat malam pada Bulan Ramadhan karena iman dan berharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaqun ‘alaih, Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).
Sehingga sesungguhnya kerugian terbesar dan juga kecerobohan terbesar yaitu seseorang yang menjumpai bulan yang mulia dan penuh ampunan namun tidaklah ia mendapat ampunan dari dosa-dosanya dan tidaklah dihapus kesalahan-kesalahannya, dikarenakan kelalaiannya.[1]
Didalam hadis yang lainnya yang diriwayatkan oleh Imam ath-Thabarani dalam Kitab Mu’jam-nya, dari sahabat Jabir bin Samrah radhiallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “(Malaikat) Jibril ‘alahissalam mendatangiku, beliau lalu berkata : ‘Wahai Muhammad, barangsiapa yang masih memiliki salah satu dari kedua orangtuanya (namun tidaklah dia berbakti kepada orangtuanya tersebut), kemudian dia wafat dan masuk neraka, maka Allah telah menjauhkannya. Katakanlah Aamiin, lalu aku (Nabi Muhammad) mengatakan Aamiin’. Lalu Jibril berkata lagi : Wahai Muhammad, barangsiapa yang menjumpai Bulan Ramadhan, kemudian dia wafat, tidaklah dia diampuni dan dimasukkan kedalam neraka, maka Allah telah menjauhkannya. Katakanlah Aamiin, lalu aku mengatakan Aamiin. Lalu Jibril berkata kembali : Barangsiapa yang disebutkan namamu disisi orang tersebut namun tidaklah dia bershalawat kepadamu, kemudian dia wafat dan masuk neraka, maka Allah telah menjauhkannya. Katakanlah Aamiin, lalu aku mengatakan Aamiin.” (Mu’jam Al-Kabir Imam ath-Tahabarani, no. 2022).
Hadis di atas mengandung doa dari Malaikat Jibril ‘alaihissalam, malaikat yang paling mulia, serta juga diaminkan oleh manusia termulia, yaitu Nabi kita Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga bagaimanakah tidak terkabulkannya doa-doa tersebut?
`Diriwayatkan pula dari Imam Tirmidzi, dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Sungguh merugi seseorang yang disebutkan namaku (Nabi Muhammad) disisinya, namun tidaklah dia bershalawat kepadaku. Sungguh merugi seseorang ketika dia masuk ke Bulan Ramadhan kemudian dia keluar sebelum diberikan ampunan baginya. Sungguh merugi seseorang yang masih menjumpai kedua orangtua yang sudah tua disisinya, namun tidaklah dapat memasukannya kedalam surga (dengan sebab berbakti kepada keduanya).” (Imam at-Tirmidzi no. 3545).
Para pembaca yang semoga dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala,
Demikianlah fadilah-fadilah dari Bulan Ramadhan yang dapat disampaikan, semoga kita dapat mengambil faidah-faidah darinya dan juga dapat mengamalkannya. Serta semoga kita semua diberikan taufik dan kemudahan agar dapat mengisi waktu-waktu Bulan Ramadhan yang penuh berkah ini dengan sebaik-baiknya, yaitu dengan melakukan ketaatan-ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan menjauhkan diri dari segala dosa dan maksiat kepada-Nya. Allahumma Aamiin.
Mutiara Hikmah
Abdullah bin Maslamah a Rasulullah ﷺ bersabda,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي.
“Setiap amalan yang dilakukan anak Adam akan dilipatgandakan, tindakan yang baik akan dilipatgadakan pahalanya hingga 700 kali lipat. Allah SWT berfirman: Dengan syarat berpuasa yang dilakukan karena Aku (Allah) maka Aku akan memberinya pahala. Karena mereka meninggalkan keinginannya demi Aku.” (HR. Muslim)
* Alumnus Ma’had al-Ilmi Yogyakarta
[1] Sumber artikel: https://al-badr.net/muqolat/2505 (dengan beberapa tambahan)