Sedekah
Sedekah
Bismillâhi wal hamdulillâhi wash shalâtu was salâmu ‘alâ rasûlillâh,
Sedekah, sebuah amalan dalam kehidupan seorang muslim yang bisa mendatangkan keberkahan. Dilihat dari maknanya, sedekah (Bahasa Arab transliterasi: shadaqah) berarti pemberian seorang muslim kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah lebih luas dari sekedar zakat maupun infak. Karena sedekah tidak hanya berarti mengeluarkan atau menyumbangkan harta. Namun sedekah mencakup segala amal, atau perbuatan baik. Dalam sebuah hadits digambarkan, dari Abu Dzar, dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu“[1] (H.R at-Tirmidzi no. 1956, Ibnu Hibban no. 474 dan 529)[2]
Bersedekah bukan hanya identik dengan amalan orang yang kaya saja, orang yang tajir melintir semata. Banyak cara untuk kita semua bisa melakukan amal yang satu ini. Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Setiap ruas tulang manusia harus disedekahi setiap hari selagi matahari masih terbit. Mendamaikan dua orang (yang berselisih) adalah sedekah, menolong orang hingga ia dapat naik kendaraan atau mengangkatkan barang bawaan ke atas kendaraannya merupakan sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, setiap langkah kaki yang engkau ayunkan menuju ke masjid adalah sedekah dan menyingkirkan aral (rintangan, ranting, paku, kayu, atau sesuatu yang mengganggu) dari jalan juga merupakan sedekah.” (H.R. Bukhari, no. 2989 dan Muslim, no. 1009).
Bersedekah mengingatkan kita bahwa dunia ini hanyalah tempat persinggahan sementara, jauh dari kata selamanya alias abadi, penuh fatamorgana dan banyak melenakan diri. Dengan bersedekah kita tau apa itu arti berbagi, apa itu arti saling mengasihi, melatih diri untuk tidak egois pada apa yang dimiliki, menyadarkan diri bahwa hidup tidak lepas dengan diri kita sendiri, memberi berjuta hikmah dalam perjalanan hidup ini. Dengan bersedekah dapat menjauhkan kita dari banyaknya fitnah dunia terkhusus fitnah harta seperti yang diriwayatkan Ka’ab bin ‘Iyadh a, Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya setiap umat memiliki fitnah, sedangkan fitnah ummatku adalah harta.” (H.R. Tirmidzi no.2336).[3]
Yakinlah bahwa sedekah sama sekali tidak akan mengurangi harta. Abu Hurairah meriwayatkan dari Rasulullah ﷺ bahwa beliau bersabda, “Sedekah tidak akan mengurangi harta” (H.R. Muslim no.2558). Sebuah perhitungan yang tidak bisa dijangkau oleh pola pikir logikanya manusia. Sejatinya, belum ada kisah di dunia ini orang yang sering bersedekah malah tambah miskin, yang ada mereka malah bertambah-tambah hartanya.
Untuk hamba yang gemar bersedekah, Allah ﷻ hadiahkan pahala nan berlipat ganda, penyelamat diri dari marabahaya dunia. Terhindar dari siksa neraka yang panasnya tiada dapat dikata, juga bersedekah bukan memandang seseorang dari status laki-laki atau wanita, semua bisa. Allah ﷻ telah firmankan dalam al-Qur’an bahwa, “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Q.S. al Hadid [57]: 18).
Tidak hanya pahala nan banyak saja, Allah ﷻ menyediakan pintu khusus di surga nanti yang khusus diperuntukan bagi hamba-Nya yang melakoni amalan sedekah semasa di dunia. Pintu surga itu bernama pintu sedekah. Hal ini diperkuat oleh hadits berikut ini “Orang (yang) memberikan dan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu Sholat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (H.R. Bukhari no.3666, Muslim No. 1027).
Keajaiban Sedekah
Berkaitan dengan sedekah ada sebuah kisah menarik yang dapat kita sibak hikmahnya. Kisah yang diangkatkan ini diambil dari kajian Ustad Khalid Basalamah yang diunggah di youtube dengan judul “kisah nyata sedekah”.[4] Ini kisah mashyur antara seorang ibu di Riyad (Saudi) dikenal dengan sebutan majikan dengan seorang pembantu dari Indonesia. Ibu majikan tersebut ialah seorang yang menderita kanker ganas, ia akan menjalani operasi yang terakhir kalinya dalam waktu sebulan lagi dan vonisnya ia tidak akan bertahan lama lagi untuk bisa tetap hidup. Menurut ilmu medisnya keberhasilan operasi tersebut sangat kecil. Berpeluang 10% untuk ia bisa tetap hidup, dan 90% nya lagi berkemungkinan hidupnya berakhir.
Tiga hari pasca vonis tersebut, datang pembantunya dari Indonesia. Setelah seminggu bekerja, Ibu ini senang, dan sangat puas karena begitu telatennya pekerjaan yang dipersembahkan pembantu. Namun selama seminggu itu pula ada suatu hal yang mengganjal bagi si Ibu karena jika sudah siap segala pekerjaannya, pembantu masuk ke kamar mandi, entah apa yang dia lakukan dan lama sekali untuk keluar. Ibu majikan merasa aneh, tapi segan untuk bertanya yang pada akhirnya beliau beranikan juga. Setelah bertanya, pembantu menangis dan berkisah tentang apa yang sedang dialaminya. Ternyata, 12 hari sebelum berangkat, pembantu baru saja melahirkan. Disebabkan kendala problem ekonomi, terpaksa ia tinggalkan anaknya yang masih dalam keadaan menyusu dan diputuskan untuk tetap berangkat ke Saudi. Lamanya di kamar mandi adalah untuk mengeluarkan air susunya yang mestinya diminum oleh anaknya, sebab jika tidak melakukan hal ini maka akan menyakitkan bagi payudaranya dan membahayakan bagi kesehatannya.
Dalam suasana haru mendengar cerita, ibu majikanpun menangis, ia mengambil keputusan untuk meminta balik pembantunya ke Indonesia, membelikannya tiket, dan menggaji penuh selama dua tahun. Pada saat itu gaji pembantu adalah sebesar 800 Riyal dikali 24 bulan. Bagi pembantu ia aman saja untuk tetap bekerja, tapi bagi Ibu majikan, anak pembantu lebih penting bagi dirinya untuk diurusi. Jika setelah dua tahun tersebut dan ingin berbalik bekerja bersamanya kembali ibu majikan menitipkan nomor handphonenya.
Semenjak pembantunya berangkat, Ibu majikan setiap hari menangis. Menangis karena sangat terharu dan bersyukur karena Allah telah memberinya petunjuk dan jalan untuk melakukan keputusannya tersebut. Dalam setiap tangisnya, si Ibu merasakan keadaannya menjadi lebih baik. Ringkas cerita, tiba masanya untuk melakukan operasi terakhirnya, semua alat operasi telah disiapkan, akan menemui ajal secara medisnya, setelah di cek, sungguh ajaib. Dokterpun bertanya “kemana Ibu berobat?” karena kankernya sudah tidak ada, tuntas sampai keakar-akarnya, hilang lenyap semuanya, sembuh total. Lalu si Ibu menjawab tidak kemana-mana dan sungguh jika yang dikatakan dokter tersebut benar itu semua terjadi karena sedekahnya sembari menceritakan kisah yang telah dilaluinya. Subhanallah, dokterpun menangis dan terkesima dengan kisah si Ibu.
Sungguh Allah ﷻ adalah pemilik semua kesembuhan. Kisah ini memberi pelajaran bagi kita semua betapa amalan sedekah itu begitu ajaibnya bagi seorang muslim. Sebagai muslim tentu kita diharuskan untuk berikhtiar menuju kesembuhan. Berobat ke dokter misalnya, sah-sah saja. Memperbanyak berdoa, tentu ini andalannya. Namun ada sebuah amalan yang dapat mempercepat penyembuhan semua. Apakah itu? Ya, bersedekah. Sedekah ini membuktikan kebenaran dari sabda Rasulullah ﷺ “Ujian yang menimpa seseorang pada keluarga, harta, jiwa, anak, dan tetangganya bisa dihapus dengan puasa, shalat, sedekah, dan amar makruf nahi munkar.” (H.R.Bukhari no.3586 dan Muslim no.144)[5]
Darnela Putri
Mahasiswa Magister Ekonomi Islam
MIAI UII
[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Sedekah
[2] Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 1956, Ibnu Hibban no. 474 dan 529, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, dan dinyatakan hasan oleh at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani dalam “ash-Shahihah” no. 572.
[3] Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, no. 2336; Ahmad 4/160; Ibnu Hibbân no. 3223; al-Hâkim 4/318; al-Qudhai dalam Asy-Syihâb no. 1022; dishahihkan oleh syaikh Salîm al-Hilâli dalam Silsilah al-Manahi asy-Syar’iyyah, 4/194
[4] https://www.youtube.com/watch?v=nqTPt2x9NSQ
[5] Diriwayatkan oleh Bukhari no. 3586 dan Muslim no. 144. Kata Ibnu Baththol, hadits ini semakna dengan firman Allah Ta’ala, “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah fitnah (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (Q.S. Ath Thagabun [64]: 15) (Lihat Syarh al-Bukhari, Ibnu Baththol, 3/194, asy-Syamilah)
Mutiara Hikmah
Dari Jabir, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ
“Setiap kebaikan adalah sedekah.” (H.R. Bukhari, no.6021 dan Muslim, no.1005 dari hadits Hudzaifah)